Prospek Pasar Potensi Kelapa

Dalam bidang investasi, insentif pemerintah untuk mendukung pengembangan agribisnis kelapa belum ada yang bersifat khusus. Penyediaan dan peningkatan kualitas infrastruktur yang selama ini juga dilakukan di daerah- daerah sentra produksi itupun tidak secara khusus dimaksudkan untuk mendukung pengembangan investasi dalam agribisnis kelapa. Demikian pula pada aspek modal. Meskipun terdapat penyediaan fasilitas kredit untuk usaha skala kecil dari beberapa bank pemerintah, tetapi pemberian fasilitas tersebut tidak secara khusus disediakan untuk usaha yang mengelola atau mengolah produk kelapa.

5.7. Prospek, potensi, dan arah pengembangan

Selama ini produk olahan kelapa yang dihasilkan masih terbatas baik dalam jumlah maupun jenisnya. Padahal, sebagai the tree of life banyak sekali yang dapat dimanfaatkan dari setiap bagian pohon kelapa. Gambar 3 memperlihatkan pohon industri kelapa di Indonesia. Produk-produk yang dapat dihasilkan dari buah kelapa dan banyak diminati karena nilai ekonominya yang tinggi diantaranya adalah VCO, AC, CF, CP, CC, serta oleokimia yang dapat menghasilkan asam lemak, metil ester, fatty alkohol, fatty amine, fatty nitrogen, glyserol, dan lain-lainnya. Demikian pula batang kelapa juga merupakan bahan baku industri untuk menghasilkan perlengkapan rumah tangga furniture yang masih prospektif untuk dikembangkan.

5.7.1. Prospek Pasar

Produk kelapa nasional sebagian besar merupakan komoditi ekspor, dengan pangsa pasar sekitar 75 persen, sedangkan sisanya dikonsumsi oleh pasar domestik. Pada tahun 2005, total ekspor aneka produk kelapa Indonesia mencapai US 460 juta dengan volume ekspor 827 ribu ton yang dikirim ke negara-negara USA, Belanda, Inggeris, Jerman, Perancis, Spanyol, Italia, Belgia, Irlandia, Singapura dan ke negara-negara Asia lainnya seperti Malaysia, China, Bangladesh, Sri Lanka, Taiwan, Korea Selatan dan Thailand. Belakangan ini mulai dibuka penetrasi pasar aneka produk kelapa ke pasar-pasar baru seperti Gambar 3. Pohon Industri Kelapa di Indonesia Sumber : Mahmud, et al., 2005 negara-negara yang termasuk kelompok Asia Pasifik, Eropa Timur dan negara- negara Timur Tengah. Permintaan pasar ekspor produk olahan kelapa umumnya menunjukkan trend yang meningkat. Sebagai contoh, pangsa pasar DC Indonesia terhadap ekspor DC dunia cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir. BUAH BATANG LIDI DAGING TEMPURUNG SABUT AIR KERAJINAN FURNITURE BANGUNAN NATA VINEGAR KECAP MINUMAN DC COCOMIX PARUT KULIT COCO CAKE SEMI VCO KOPRA M. GORENG OLEOKIMIA PAKAN CCO BUNGKIL SKIM MILK CONCENTR SKIM MILK VCO COCO SHAKE ARANG TEPUNG SERAT COCOPEAT BERKARET AKTIF TEPUNG GEOTEXTILE KAYU Kecenderungan yang sama terjadi pada arang aktif. Sebaliknya pangsa ekspor CCO mengalami penurunan. Situasi ini mengisyaratkan perlunya mengarahkan pengembangan produk olahan pada produk-produk baru yang permintaan pasarnya cenderung meningkat demand driven. Pengolahan lanjut CCO menjadi oleokimia yang selama ini banyak dihasilkan di negara maju memiliki peluang untuk dikembangkan di dalam negeri agar nilai tambah yang berlipat dapat diambil alih di dalam negeri. Bila hal ini bisa dilakukan maka impor oleokimia dapat dikurangi.

5.7.2. Potensi Kelapa

Dengan produksi buah kelapa rata-rata 15.5 milyar butir per tahun, total bahan ikutan yang dapat diperoleh 3.75 juta ton air, 0.75 juta ton arang tempurung, 1.8 juta ton serat sabut, dan 3.3 juta ton debu sabut. Industri pengolahan komponen buah kelapa tersebut umumnya hanya berupa industri tradisional dengan kapasitas industri yang masih sangat kecil dibandingkan potensi yang tersedia. Besaran angka-angka di atas menunjukan bahwa potensi ketersediaan bahan baku untuk membangun industri masih sangat besar. Perkembangan luas areal dan produksi kelapa per propinsi tahun 2001-2005 disajikan pada Lampiran 1 dan 2. Daerah sentra produksi kelapa di Indonesia adalah Propinsi Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah. Pangsa produksi masing-masing propinsi pada tahun 2005 berturut-turut adalah 15.1 persen, 7.3 persen, 8.7 persen, 9.4 persen, dan 6.3 persen. Sedangkan laju pertumbuhan selama 2001-2005 untuk masing-masing propinsi berturut-turut sebesar - 4.7 persen, 1.1 persen, 3.8 persen, 5.5 persen, dan 2.4 persen.

5.7.3. Arah Pengembangan Produk