Ekspor Produk Kelapa Pasar dan Harga .

sabut, penggunaan dalam negeri justru berasal dari produk impor karena produksi dalam negeri seluruhnya diekspor. Tabel 2. Penggunaan Domestik Berbagai Produk Kelapa di Indonesia, Tahun 1993-2005 ribu ton Tahun Kopra CCO DC Butiran CF CCL AC 1993 1 039 454 0.0 11 947 0.0 0.0 0.0 1996 973 364 0.0 13 276 0.0 0.0 0.0 1999 1 212 231 0.0 14 935 0.0 1.0 0.0 2000 1 264 163 0.1 15 114 0.1 0.0 0.0 2001 1 276 334 0.1 15 160 0.1 0.0 0.0 2002 1 202 263 0.0 15 973 0.0 0.0 0.0 2003 1 328 291 0.1 16 025 0.0 0.0 0.0 2004 1 425 359 0.1 16 354 0.1 1.0 0.0 2005 1 620 320 0.1 16 527 0.1 1.0 0.0 Laju th 2.7 -9.1 - 3.1 - - - Sumber: Diolah dari BPS, 2005 dan APCC, 2006

5.4.2. Ekspor Produk Kelapa

Menurut APCC, Indonesia merupakan negara produsen kelapa terbesar di dunia dengan jumlah produksi pada tahun 2005 mencapai 3.5 juta MT ton setara kopra. Pesaing utama adalah Philipina dan India dengan produksi masing- masing sebesar 2.8 juta ton dan 1.8 juta ton pada tahun yang sama. Tabel 3 menunjukkan bahwa selama periode tahun 1993-2005, ekspor berbagai produk kelapa Indonesia cenderung meningkat kecuali untuk kelapa butir dan serat sabut. Produk olahan CCO, dan DC, merupakan produk ekspor yang dominan. Pada tahun 2005, misalnya, ekspor kedua produk tersebut masing-masing mencapai 520.1 ribu ton, dan 47.3 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US 215.5 juta, dan US 32.1 juta. Penurunan ekspor serat sabut lebih karena kurang terpenuhinya mutu baku ekspor, mengingat serat sabut ini sebagian besar masih dihasilkan oleh industri kecil dan menengah. Bila baku mutu dapat dipenuhi dari mesin yang skala ekonominya lebih besar maka ekspor akan dapat meningkat, karena permintaan serat sabut di pasar internasional terus meningkat, dengan persaingan yang terbatas. Tabel 3. Volume Ekspor beberapa produk kelapa Indonesia, Tahun 1993-2005 Ton Tahun Kopra CCO DC Butiran SS AT AC 1993 8 744 258 400 19 596 19 522 88 12 362 7 163 1996 378 800 24 150 2 264 866 15 855 12 325 1999 42 619 349 600 23 533 38 136 59 17 742 11 283 2000 34 579 734 600 31 373 5 334 102 26 735 10 205 2001 23 884 395100 34 820 507 191 23 452 12 104 2002 40 045 446 300 48 550 8 694 191 29 493 11 553 2003 38 280 541 115 44 230 5 224 182 30 475 12 085 2004 41 220 423 810 47 050 4 785 180 30 892 12 350 2005 45 027 520 110 47340 3 820 165 32 055 12 800 Sumber: Diolah dari BPS, 2005 dan APCC, 2006 Tabel 4. Negara utama tujuan ekspor produk kelapa Indonesia, Tahun 1999 dan 2005. Negara Tujuan No Jenis Produk 1999 2005 1 CCO Belanda 41.5, USA 11.1 Belanda 14.9, Cina 14.7, Korsel 11.0, Malaysia 10.7 2 Copra meal Jerman 50.5, Belanda 29.6 Belanda 30.9, Korsel 32.9, Spanyol 10.2, India 10.0 3 Desiccated coconut Singapura 87.3 Singapura 62.4 4 Coconut shell charcoal Jepang 30.5, Korsel 22.0, Taiwan 17.2, Malysia 14.8 Malaysia 37.0, Jepang 21,0, Korsel 17,5, Taiwan 10,4 5 Active Carbon Jepang 24.2, Taiwan 12.9, Italia 10.7 Jepang 28,3, USA 14,5, Belanda 11,4 Sumber: BPS, 2005 Keterangan: angka dalam kurung adalah persen pangsa ekspor Tujuan ekspor produk kelapa Indonesia selama ini meliputi banyak negara di Eropa, Amerika, maupun Asia dan Pasifik. Pengaruh dinamika dan perbedaan preferensi antar pasar tujuan menyebabkan tingkat dan bentuk permintaan produk ekspor berbeda - beda antar negara. Disamping itu, arah perdagangan juga dapat berubah. Seperti ditunjukkan pada Tabel 4, selama Tahun 1999 -2003 terdapat indikasi perubahan orientasi negara tujuan ekspor untuk beberapa produk ekspor kelapa Indonesia. Dominasi peran negara-negara Eropa sebagai tujuan ekspor secara perlahan digantikan oleh negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik.

5.4.3. Impor Produk Kelapa