22 dalam penelitian ini yaitu intelegensi atau kecakapan yang dimiliki seseorang,
dalam hal ini yakni kemampuan pemecahan masalah.
2.1.5 Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima peng
alaman belajarnya” Sudjana, 2013: 22. Menurut
Gerlach dan Ely 1980 dalam Rifa‟i dan Anni 2011: 85, “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah
mengalami kegiatan belajar. ”
Sudjana 2013: 22 menyatakan bahwa berdasarkan taksonomi Bloom, hasil belajar mencakup tiga ranah, antara lain ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintetis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah mengalami proses belajar dalam bentuk tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil
belajar dalam penelitian ini merupakan hasil belajar kognitif mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD se-Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegal
Timur Kota Tegal yang dilihat dari data nilai UTS semester II tahun 20142015.
23
2.1.6 Matematika
Nasution 1980 dalam Karso, dkk 2010: 1.39 menyatakan bahwa istilah matematika berasal dari bahasa Yunani yaitu mathein atau manthenein yang
artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan bahasa Sansekerta yaitu medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan, atau
intelegensi. Menurut Ruseffendi 1989 dalam Karso, dkk 2010: 1.39, “matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering
disebut ilmu deduktif. ”
Susanto 2013: 185 mengatakan bahwa “matematika merupakan salah
satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari
dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
” Selanjutnya, Fathani 2009: 23-4 mendeskripsikam definisi matematika
secara umum sebagai berikut: 1 Matematika sebagai struktur yang terorganisasi, yang terdiri atas beberapa
komponen yang meliputi aksioma postulat, pengertian pangkal primitif dan dalilteorema.
2 Matematika sebagai alat, yaitu sebagai alat dalam mencari solusi pelbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3 Matematika sebagai pola pikir deduktif, yaitu suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan
secara deduktif umum.
24 4 Matematika sebagai cara bernalar the way of thinking, yaitu memuat cara
pembuktian yang shahih valid, rumus-rumus atau aturan yang umum atau sifat penalaran yang sistematis.
5 Matematika sebagai bahasa artifisial, karena bahasa matematika adalah bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila
dikenakan pada suatu konteks. 6 Matematika sebagai seni yang kreatif, karena menggunakan penalaran
yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola yang kreatif dan menakjubkan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang terdiri dari unsur-unsur yang
tidak didefinisikan,
definisi-definisi, aksioma-aksioma,
dan dalil-dalil.
Matematika dapat memberikan dukungan dalam pengembangan IPTEK, karena keberadaannya yang merupakan bagian dari hidup manusia.
2.1.7 Matematika di Sekolah Dasar