Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian

34 tentang “Hubungan antara Problem Posing dan Kemampuan dan Keyakinan Pemecahan Masalah Mahasiswa: Studi Skala Kecil dengan Siswa Sekolah Dasar Cina”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara problem posing siswa dan kemampuan dan keyakinan pemecahan masalah, dan kemampuan umum matematika mereka. Letak persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini yaitu: 1 Persamaan penelitian tersebut terletak pada kemampuan pemecahan masalah. Limin, Dooren, dan Verschaffel juga melaksanakan penelitiannya di SD. 2 Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu Limin, Dooren, dan Verschaffel melihat hubungan kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan bertanya tentang masalah dan kemampuan matematika secara umum. Penelitian tersebut digunakan sebagai landasan atau acuan dan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti melihat pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal.

2.3 Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu muatan pembelajaran dalam struktur kurikulum SDMI, SDLB, dan sederajat. Salah satu tujuan pembelajaran Matematika dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 yaitu memecahkan 35 masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Kemampuan pemecahan masalah diperlukan untuk memecahkan masalah matematika. Sesuai teori metakognisi, kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan untuk mengatur dan mengontrol belajar siswa. Kualitas hasil belajar siswa dapat memenuhi tuntutan masyarakat, jika kemampuan pemecahan masalah diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan teori metakognisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu hal yang menentukan keberhasilan kualitas hasil belajar Matematika siswa yaitu kemampuan pemecahan masalah. Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut: Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Bagan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah X sebagai variabel bebas dan hasil belajar matematika Y sebagai variabel terikat. Dalam hal ini kemampuan pemecahan masalah mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. Kemampuan pemecahan masalah X Hasil belajar matematika Y Memecahkan masalah Tujuan umum pembelajaran matematika 36

2.4 Hipotesis Penelitian

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan” Sugiyono, 2013: 99. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu 1 Ho: tidak ada hubungan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal ρ = 0. Ha: ada hubungan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal ρ ≠ 0. 2 Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal ρ = 0. Ha : ada pengaruh yang signifikan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD se-Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal ρ ≠ 0. 37

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bagian ini membahas jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel dan definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, serta teknik pengolahan dan analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian correlational study. Penelitian ini sering disebut sebagai penelitian korelasi. Menurut Sukardi 2014: 166, penelitian korelasi merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan antarvariabel yang diteliti. Selanjutnya, Sukardi 2014: 167 mengemukakan bahwa penelitian korelasi dilaksanakan tanpa mengatur kondisi atau variabel penelitian dan berusaha untuk mencari informasi yang dapat menjelaskan adanya hubungan antarvariabel tersebut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis regresi sederhana. Model analisis regresi dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan yang fungsional. Menurut Riduwan 2013: 148, “regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat kausal variabel bebas X terhadap variabel terikal Y.” Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kemampuan pemecahan masalah matematika terhadap hasil belajar siswa kelas V