Kajian Ilmu Pengetahuan Alam

pertanyaan guru dalam apersepsi; 2 keantusiasan siswa dalam menyimak informasi berupa tujuan dan materi pembelajaran dari guru; 3 memiliki persepsi dan sikap positif terhadap pembelajaran. Indikator aspek psikomotorik dalam pembelajaran IPA menggunakan model Problem Based Instruction dengan Media Grafis meliputi: 1 kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas pemecahan masalah secara berkelompok; 2 melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi untuk pemecahan masalah; dan 3 kemampuan siswa dalam mengembangkan dan memamerkan hasil karya kelompok dengan media grafis. Data yang diperoleh dari indikator hasil belajar didapat dari hasil tes evaluasi dan penilaian produk setiap siklus pada akhir pembelajaran IPA menggunakan model Problem Based Instruction dengan Media Grafis untuk menentukan tingkat ketercapaian siswa terhadap materi.

2.1.6. Kajian Ilmu Pengetahuan Alam

2.1.6.1. Pengertian IPA IPA merupakan ilmu yang membahas tentang hubungan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis, berupa sekumpulan hasil observasi dan eksperimen. Sistematis artinya pengetahuan itu tersusun dalam satu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehinggga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh Samatowa 2010:3. Djojosoediro 2010:3 mendefinisikan IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan sebagai fakta, konsep, prinsip, dan hukum yang teruji kebenarannya melalui serangkaian kegiatan dalam metode ilmiah scientific methods. Mariana 2009:18 mendefinisikan sains adalah ilmu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis melalui inkuiri yang dilanjutkan dengan proses observasi empiris secara terus menerus, merupakan upaya manusia yang meliputi operasi mental, keterampilan, dan strategi, memanipulasi dan menghitung, yang dapat diuji kembali kebenarannya yang dilandasi sikap ingin tahu curiousity, keteguhan hati courage, ketekunan persistence yang dilakukan oleh individu untuk menyingkap rahasia alam semesta. Pendapat para ahli tentang IPA telah dipaparkan secara jelas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa IPA merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang berupa kumpulan fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori yang teruji kebenarannya dan diperoleh melalui suatu metode ilmiah. 2.1.6.2. Hakikat IPA Djojosoediro 2010:6 menyatakan IPA pada hakikatnya dapat dikaji melalui empat unsur, yaitu produk, proses, sikap, dan teknologi. Berikut peneliti uraikan keempat unsur IPA: 1. IPA sebagai Produk Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori yang telah tersusun secara sistematis dalam bentuk buku teks. Fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar- benar ada, atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Susanto mengartikan konsep dari berbagai sudut pandang, konsep dapat merupaka istilah yang sudah diberi makna khusus. Selain itu konsep juga dapat diartikan sebagai penjelasan tentang ciri khusus dari sekelompok benda, gejala, atau kejadian untuk mengklasifikasikan sekelompok benda atau kejadian dalam Djojosoediro 2010:31. Sedangkan prinsip merupakan generalisasi induktuif yang ditarik dari beberapa fakta yang sewaktu-waktu dapat berubah jika ada temuan baru dari ahli sains. Dalam IPA prinsip dapat berupa hipotesis, teori atau hukum. Penelitian ini mengkaji tentang perubahan lingkungan fisik bumi. Contoh hakikat IPA sebagai produk dalam materi ini antara lain: 1 fakta : angin adalah udara yang bergerak; 2 konsep: Jenis-jenis angin meliputi angin darat, angin laut,angin topan; 3 prinsip: Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. 2. IPA sebagai Proses IPA sebagai proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi: 1 pengamatan, 2 penyusunan hipotesis, 3 perancangan eksperimen, 4 percobaan atau penyelidikan, 5 pengujian hipotesis melalui eksperimentasi, 6 pengolahan data, dan 7 penarikan kesimpulan Djojosoediro 2010:6. Selain itu IPA sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk menghadapi atau merespon masalah yang ada di lingkungan. Contoh IPA sebagai suatu proses dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa dalam mengamati perubahan lingkungan fisik bumi angin, hujan, dan gelombang laut melalui media pembelajaran. Selain itu, siswa juga melakukan percobaan tentang penyebab dari perubahan lingkungan fisik bumi, misalnya penyebab erosi tanah. Jadi siswa akan memperoleh pengetahuan baru melalui kegiatan percobaan sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa dapat bertahan lama di memori. 3. IPA sebagai Sikap IPA sebagai pembentukan sikap dalam hal ini yang dimaksud adalah sikap ilmiah terhadap alam sekitar, rasa ingin tahu tentang fenomene alam dan dapat memecahkan suatu persoalan dengan metode ilmiah. Djojosoediro 2010:34 mengidentifikasi jenis sikap ilmiah dalam IPA meliputi: 1 obyektif terhadap fakta, 2 tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, 3 bersifat terbuka, 4 tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat, 5 bersikap hati-hati, dan 6 rasa ingin tahu yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiah dalam IPA dapat berkembang dan hal ini dapat dipeoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan menuntut siswa melakukan penyelidikan terhadap suatu permasalahan. Contoh hakikat IPA sebagai sikap dalam penelitian ini adalah bersikap hati-hati saat melakukan percobaan dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. 4. IPA sebagai Teknologi Teknologi merupakan jawaban terhadap masalah yang dihadapi masyarakat. Teknologi berawal dari masalah yang dihadapi masyarakat, dengan menerapkan konsep-konsep sains dan akan diperoleh suatu solusi berupa penemuan baru teknologi. Pengembangan atau inovasi teknologi diarahkan untuk kesejahteraan manusia. Masalah yang dihadapi masyarakat akan lebih mudah ditanggulangi dengan hasil teknologi. Sebagai contoh penerapan IPA sebagai teknologi adalah cara pencegahan kerusakan lingkungan. Misalnya, untuk menanggulangi erosi, masyarakat bisa menggunakan teknologi sederhana terasering untuk tanah yang miring. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa hakikat IPA mencakup empat unsur yaitu produk, proses, sikap, dan teknologi. Keempat unsur tersebut saling berhubungan dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam pembelajaran IPA. Jadi dalam mengajar IPA yang benar harus mencakup keempat komponen hakikat IPA tersebut. Apabila tidak, maka mengajarnya bisa dikatakan belum lengkap.

2.1.7. Pembelajaran IPA di SD

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

1 9 247

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA KARTU PINTAR PADA SISWA KELAS IV SDN PATEMON 01

5 42 468

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 7 238

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS III SDN GUNUNGPATI 02

0 11 339

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MULTIMEDIAPADA SISWA KELAS IVA SDNWONOSARI 02 SEMARANG

0 16 313

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEDIA CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01

1 6 306

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INTRUCTION BERBANTUAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN KARANGANYAR 02

0 36 307

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

1 5 467

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA KELAS IVA SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

1 14 232

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model pembelajaran Direct Instruction Pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 02 Semarang.

0 0 1