perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
tersebut ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dan prospek yang baik sehingga size bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H5: Size berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
G. Leverage dan Nilai Perusahaan
Dharmastuti et al 2003 menyatakan bahwa hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk
membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari
hutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang
saham biasa. Fanani et al. 2009 menyebutkan bahwa semakin besar leverage
perusahaan akan menyebabkan perusahaan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik di mata
investor dan auditor. Dengan kinerja yang baik tersebut maka diharapkan kreditor tetap memiliki kepercayaan terhadap perusahaan, tetap mudah mengucurkan
dana, dan perusahaan akan memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran. Astuti 2004 menyatakan perusahaan yang mempunyai rasio leverage
yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
manajemen laba. Perusahaan dengan leverage tinggi akan menerapkan standar akuntansi yang menurunkan atau menaikkan laba yang dilaporkan. Hasil
penelitian konsisten dengan hipotesis bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan. Hal ini akan direaksi secara
negative oleh investor. Perusahaan dengan leverage yang tinggi akan memiliki nilai perusahaan yang rendah.
Nuraina 2010 menyebutkan bahwa rasio hutang merupakan jaminan atas keseluruhan total hutang perusahaan oleh perusahaan dengan menggunakan
modal sendiri ekuitas. Rasio hutang yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan yang buruk karena mempunyai resiko kebangkrutan yang tinggi,
sehingga investor menilai sebagai sasuatu yang tidak baik, maka akan merubah permintaan atas saham perusahaan, sehingga harga saham akan berubah. Harga
saham yang berubah akan merubah return saham. Rasio hutang menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Apabila
penggunaan Finansial Laverage semakin tinggi maka utang perusahaan juga tinggi, sehingga resiko yang harus ditanggung perusahaan juga tinggi. Dengan
resiko yang tinggi maka ada kemungkinan investor berekasi negatif dengan turunnya harga saham terhadap pengumuman rasio hutang yang disebabkan
karena adanya kemungkinan kebangkrutan dan kesulitan keuangan perusahaan. Wahyudi dan Parwestri 2006 menyatakan bahwa nilai perusahaan yang
dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang- peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
harga saham sebagai indikator nilai perusahaan signaling theory. Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya resiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar.
Putra 2008 menyatakan bahwa kebijakan hutang perusahaan berkaitan dengan struktur modal yang optimal. Semakin besar leverage berarti semakin
besar aktiva atau pendanaan perusahaan yang diperoleh dari hutang. Semakin besar hutang maka semakin besar kemungkinan kegagalan perusahaan untuk
tidak mampu membayar hutangnya, sehingga memiliki resiko mengalami kebangkrutan. Akibatnya pasar saham akan mereaksi secara negatif yang berupa
turunnya volume perdagangan saham dan harga saham yang berdampak terhadap turunnya nilai perusahaan. Di samping itu ada kesan bahwa semakin besar hutang
mencerminkan perusahaan tersebut kesulitan mencari pendanaan melalui penjualan saham di pasar saham dan ada anggapan bahwa semakin besar hutang,
maka semakin besar perusahaan tersebut untuk tidak diminati oleh para investor maupun calon investor pasar saham.
Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Temuan Soliha dan Taswan 2002 menunjukkan bahwa kebijakan
hutang tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Di sisi lain penelitian Herry dan Hamin 2005 menunjukkan bahwa leverage berhasil meningkatkan nilai
perusahaan value enchancing. Pengaruh ini disebabkan oleh penggunaan aktiva perusahaan yang sebagian besar dibiayai dengan hutang secara efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
Penggunaan secara efektif ini akan menghasilkan profit yang akhirnya berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.
Soliha dan Taswan 2002 menunjukkan hasil bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil reset
variable ini consisten dengan temuan Modigliani dan Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan
hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Disamping itu hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan.
Para manajer telah terpengaruh oleh adanya hutang, tapi maĆz perlu dukungan pengendalian manager misalnya melalui kepemilikan institusional agar terhindar
dari penggunaan free cash flow yang sia-sia. Dengan demikian dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H6 : Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
H. Kerangka Berpikir