PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LIKUIDITAS, GROWTH, SIZE, DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LIKUIDITAS, GROWTH, SIZE,

DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:

NATASSIA LOUISE ELOK ANGGI PRATIWI F. 1308572

PROGRAM S1 AKUNTANSI NON REGULER FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan

segenap hatimu seperti untuk Tuhan, dan bukan untuk

manusia.

(Kolose 3:23)

You don’t know what you got, till it is gone

(Mc. Box)


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

1.

Jesus my saviour.

2.

Papa, Mama, Adek.

3.

Api dan momo yang selalu

memberikan semangat.

4.

Dan semua orang yang


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LIKUIDITAS, GROWTH, SIZE, DAN LEVERAGE

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Jaka winarna, M. Si., Ak selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing atas segala informasi, arahan, bimbingan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas

Sebelas Maret Surakarta atas semua ilmu yang telah diberikan.

5. Seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini. selama ini. 6. Keluarga atas seluruh dorongan semangat dan motivasi yang telah diberikan

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman kos “SAFIR” atas segala semangat, dan bantuan selama ini. 8. Teman-teman akuntansi S1 non-reguler atas semua kerjasamanya.


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik sebagai masukan bagi perbaikan penelitian di masa yang akan datang sangatlah penulis nantikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7

A. Nilai Perusahaan... 7

B. Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan ... 9

C. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan... 11


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

E. Tingkat Pertumbuhan dan Nilai Perusahaan ... 14

F. Ukuran dan Nilai Perusahaan ... 16

G. Leverage dan Nilai Perusahaan ... 18

H. Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODA PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B.Populasi, Sampel dan Data Penelitian ... 23

C. Definisi Operasional Variabel ... 24

D. Analisis Data ... 25

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Pengumpulan Data ... 30

B. Statistik Deskriptif ... 31

C. Uji Normalitas Data... 32

D. Uji Asumsi Klasik ... 33

E. Uji Hipotesis ... 36

BAB V PENUTUP... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Implikasi Penelitian ... 45

C. Keterbatasan dan Saran ... 46

D. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar II.1 Kerangka Berpikir ... 22 Gambar IV.1 Uji Heterokesdaktisitas ... 38


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel ... 31

Tabel IV 2 Statistik Deskriptif ... 32

Tabel IV.3 Uji Normalitas Data ... 35

Tabel IV.4 Uji Multikolinieritas ... 36

Tabel IV.5 Uji Autokorelasi ... 37

Tabel IV.6 Koefisien Determinasi ... 39

Tabel IV.7 Nilai F Regresi ... 40


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian Lampiran 2 : Statistik Deskriptif Lampiran 3 : Uji Normalitas Data Lampiran 4 : Uji Regresi


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LIKUIDITAS, GROWTH, SIZE, DAN

LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

NATASSIA LOUISE ELOK ANGGI PRATIWI F. 1308572

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh struktur kepemilikan,

likuiditas, growth, size, dan leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan jenis industri manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Analisis

data menggunakan regresi berganda dengan sebelumnya melakukan uji asumsi klasik dan uji normalitas data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 2) Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 3) Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4) Tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 5) Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan. 6) Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: Nilai perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, leverage


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE, LIQUIDITY, GROWTH, SIZE AND LEVERAGE ON FIRM VALUE

NATASSIA LOUISE ELOK ANGGI PRATIWI F. 1308572

This study aims to examine the effect of ownership structure, liquidity, growth, firm size and leverage on firm value for a sample of manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange over the period 2006-2008

Population in this research is the type of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Samples taken by purposive sampling method. Analysis of data using multiple regression with classical assumption test and test of normality.

The results of this study indicate that: 1) Managerial ownership had no affect on firm value. 2) Institutional ownership has positive effect on firm value. 3) liquidity had no affect on firm value. 4) Asset growth had positive effect on firm value. 5) Size had positive effect on firm value. 6) Leverage had negative effect on firm value.


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan agar dapat memberikan kemakmuran bagi para pemegang saham (Wahyudi dan Parwestri, 2006). Teori keagenan memisahkan antara fungsi pemilik dan pengelolaan perusahaan, sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham mendelegasikan tugas dan wewenang kepada manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan. Meskipun sebagai pemilik, pemegang saham berada di luar perusahaan sedangkan sebagai pengelola (agen), manajemen berada di dalam perusahaan, sehingga memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan. Perbedaan informasi ini dapat memunculkan apa yang disebut dengan konflik keagenan (Jensen, 1986). Konflik ini terjadi karena manajemen dan pemegang saham sama-sama melindungi kepentingannya. Untuk mengurangi timbulnya konflik keagenan, manajemen memberikan sinyal kepada pemegang saham dengan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan gambaran kepada pemegang saham tentang kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya ekonomi perusahaan.

Silveira and Barros (2007) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Harga saham yang meningkat menunjukan bahwa investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan. Dengan


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

meningkatnya harga saham pemegang saham akan mendapatkan keuntungan melalui capital gains.

Wahyudi dan Parwestri (2006) menyatakan dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Salah satu hal yang menentukan nilai perusahaan adalah struktur kepemilikan perusahaan. Menurut Haruman (2008), struktur kepemilikan oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa dalam hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual.

Sola et al., (2008) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah likuiditas perusahaan. Perusahaan perlu menjaga tingkat likuiditasnya karena akan berdampak terhadap aktivitas perusahaan. Likuiditas diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan, membayar hutang perusahaan yang jatuh tempo, melakukan investasi perusahaan, membayar deviden serta membayar hutang. Likuiditas juga akan menghindarkan perusahaan dari resiko kebangkrutan. Investor akan menilai positif perusahaan dengan tingkat likuiditas yang baik karena memberikan jaminan keamanan bagi investasi yang dilakukan oleh investor.


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Elkinawy dan Stater (2007) menyebutkan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan. Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sedang berkembang. Jika investasi dilakukan dengan tepat maka pertumbuhan perusahaan akan mendatangkan laba dimasa depan. Hal ini tentu merupakan kabar yang baik bagi investor. Pertumbuhan perusahaan diharapkan berbanding lurus dengan pergerakan nilai perusahaan.

Okada (2006) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan merupakan fator yang penting dalam menentukan nilai perusahaan. Hal yang sama diungkap oleh Soliha dan Taswan (2002) yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Okada (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan aktiva yang besar memiliki operasional yang lebih stabil sehingga diharapkan jauh dari resiko kebangkrutan dan dapat memberikan laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Haruman (2008) menyebutkan bahwa keputusan pendanaan perusahaan dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam melakukan investasi, investor akan melihat kemungkinan munculnya resiko dalam suatu perusahaan. Salah satu resiko tersebut adalah financial risk, yaitu resiko yang timbul dari penggunaan hutang. Kemampuan perusahaan mengelola hutang merupakan salah satu penarik minat investor. Untuk memperoleh persepsi positif dari investor yang akhirnya dapat menaikkan harga saham, pihak manajemen akan menggunakan leverage pada tingkatan yang optimal (Jensen, 1986). Namun,


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

disisi lain hutang yang besar adalah resiko bagi perusahaan. Hutang yang terlalu besar menyebabkan perusahaan rawan akan kebangkrutan sehingga pasar modal dapat berekasi negatif yang menyebabkan harga saham menurun.

Penelitian ini akan menguji pengaruh struktur kepemilikan, likuiditas,

growth, size, dan leverage terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini

dikembangkan berdasarkan penelitian Sola et al., (2008), dengan beberapa perbedaan sebagai berikut.

1. Penelitian ini menambakan variabel struktur kepemilikan dengan mengacu pada Haruman (2008).

2. Penelitian memasukan variabel cash holding sebagai proksi likuiditas dengan mengacu pada penelitian Sola et al., (2008).

3. Penelitian Sola et al., (2008) hanya berfokus pada pengujian cash holding

terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian ini menguji variabel growth,

size dan leverage terhadap nilai perusahaan dengan mengacu pada hasil

penelitian Elkinawy dan Stater (2007).

4. penelitian Sola et al., (2008) dilakukan di amerika dengan sampel perusahaan industri di USA tahun 2001-2007. Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan sampel perusahaan manufaktur 2006-2008.

5. Nilai perusahaan dalam penelitian Sola et al., (2008) diukur dengan menggunakan TobinQ sedangkan dalam penelitian ini menggunakan price to


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

4. Apakah growth berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 5. Apakah size berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 6. Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

2. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

3. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.

4. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh growth terhadap nilai perusahaan.

5. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh size terhadap nilai perusahaan. 6. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh leverage terhadap nilai


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini bagi beberapa pihak adalah sebagai berikut. 1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada investor tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Bagi Manajemen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada manajemen tentang informasi keuangan yang dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Nilai Perusahaan

Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang. Wahyudi dan Pawestri (2006) menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Harga saham yang tinggi menunjukkan nilai perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan akan meningkat jika investor menangkap adanya informasi positif yang dapat berpengaruh terhadap prospek bisnis perusahaan di masa depan.

Silveira dan Barros (2007) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Investor yang menilai perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan saham yang tinggi menyebabkan harga saham meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham yang meningkat menunjukan bahwa investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham pemegang saham akan mendapatkan keuntungan melalui capital gains. Aspek utama yang menyebabkan investor memberikan nilai lebih terhadap perusahaan adalah kinerja perusahan yang tercermin dalam angka laba. Secara umum investor menilai laba yang tinggi menunjukan prospek


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

yang baik di masa depan. Laba yang tinggi menunjukan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan perusahaan. Namun demikian, investor tidak semata-mata menilai angka laba yang dilaporkan perusahaan namun juga menilai bagaimana laba itu dilaporkan (secara prinsip akuntansi) dan bagaimana tata kelola perusahaan (corporate governance) serta berbagai informasi lain yang ada di dalam laporan keuangan perusahaan.

Haruman (2008) menyatakan bahwa meningkatnya nilai perusahaan dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya. Bagi investor yang tertarik untuk berinvestasi tentunya tingkat return atau keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang ditanamkannya berupa capital gain dan dividen yang merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham. Dalam hal ini manajer harus memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagikan seluruhnya atau hanya sebagian yang dibagikan sebagai dividen dan sisanya ditahan perusahaan atau biasa disebut laba ditahan (retained earning). Pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang umumnya lebih memilih pembagian dividen yang tinggi sehingga mengakibatkan retained earning menjadi rendah. Dalam kondisi informasi yang tidak seimbang (asymmetric Information), para manajer dapat menggunakan strategi dalam kebijakan dividen untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan oleh perusahaan-perusahaan di masa yang akan datang.

Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998). Ngui et al., (2007) menyetakan bahwa nilai perusahaan merupakan hasil penilaian investor terhadap kinerja perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik maka pasar modal akan bereaksi secara positif sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Sebaliknya jika kinerja perusahaan turun maka harga saham perusahaan juga mengalami penurunan yang berarti nilai perusahaan juga turun.

B. Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan

Jensen (1986) menyebutkan kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer yang menanggung resiko apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Hal tersebut menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan akan dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, sehingga kinerja perusahaan semakin bagus (Jensen, 1986).

Chistiawan dan Tarigan (2004) menyebutkan bahwa dalam kerangka

agency theory, hubungan antara manajer dan pemegang saham digambarkan

sebagai hubungan antara agent dan principal. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan maka nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

meningkat pula. Penelitian yang mengkaitkan kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda diantara peneliti.

Wardhani (2006) menyebutkan apabila struktur kepemilikan perusahaan dimiliki oleh dewan direksi atau dewan komisarisnya maka dewan tersebut justru akan cenderung melakukan tindakan-tindakan yang menguntungkannya secara pribadi. Oleh karena itu dengan kepemilikan perusahaaan dimiliki oleh direksi maka akan semakin meningkat maka keputusan yang diambil oleh direksi akan lebih cenderung untuk menguntungkan dirinya dan secara keseluruhan akan merugikan perusahaan sehingga kemungkinan nilai perusahaan akan cenderung mengalami penurunan.

Siallagan dan Machfoedz (2006) meneliti pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara positif terhadap kualitas laba, sedangkan pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan adalah negatif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Haruman (2008) menunjukan bahwa variabel kepemilikan managerial memiliki pengaruh dengan arah hubungan negatif. Penurunan nilai pasar ini diakibatkan karena tindakan opportunis yang dilakukan oleh para pemegang saham manajerial. Kepemilikan manajerial menginginkan pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan investasi perusahaanya. Kepemilikan saham oleh manajer yang terlalu tinggi akan rentan tindakan yang dapat merugikan pemegang saham sehingga pasar dapat bereaksi negatif sehingga nilai perusahaan menjadi turun.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

C. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan

Ngui et al., (2007) menyatakan bahwa komposisi struktur kepemilikan yang optimal akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Struktur kepemilikan diproksikan dengan kepemilikan oleh blockholder dan kepemilikan oleh insider. Struktur kepemilikan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahan yang meningkat akan diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan yang menunjukkan investor memberikan penilaian yang tinggi terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

Jensen (1986) menyebut kepemilikan institusional sebagai kepemilikan saham oleh pihak institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain. Kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang terbentuk institusi seperti perusahaan asuransi, bank, perusahan investasi, dan kepemilikan institusi lain. Menurut Jensen (1986), kepemilikan institusional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost

yang terjadi di dalam perusahaan semakin berkurang dan nilai perusahaan juga dapat semakin meningkat.


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Chu (2005) melakukan penelitian tentang kepemilikan intitusional, kebijakan struktur modal dan nilai perusahaan. Pemegang saham institusional biasanya memiliki porsi kepemilikan yang besar dalam perusahaan. Sebagai pihak mayoritas pemegang saham institusional memiliki hak yang besar atas kendali perusahaan. Dengan pengendalian yang besar itu, kepemilikan institusional mampu mempengaruhi kebijakan keuangan perusahaan. Sehingga tetap dapat menjaga tujuan utama manajemen yaitu untuk meningkatkan nilai dan kesejahteraan pemegang saham.

Haruman (2008) menyebutkan bahwa kepemilikan saham institutional memiliki pengaruh dengan arah hubungan positif. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisasi tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang akan menurunkan nilai perusahaan. Kepemilikan institutional yang tinggi diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat. Wardhani (2006) menyebutkan apabila perusahaan tersebut dimiliki oleh investor institusional maka pasar modal akan bereaksi positif karena kepemilikan oleh institusi dapat meningkatkan aspek pengawasan terhadap perusahaan.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Reilly dan Brown (2006) mengungkapkan bahwa dalam konsep analisis fundamental, investor menggunakan informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan untuk melakukan penilain terhadap saham perusahaan. Investor akan bereaksi positif terhadap pengumuman yang merupakan kabar baik misalnya kenaikan laba, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan harga saham perusahaan. Kenaikan harga saham merupakan wujud penghargaan lebih investor terhadap nilai perusahaan. Salah satu informasi yang menjadi pertimbangan investor sebagai bagian dari analisis fundamental adalah likuiditas perusahaan. Likuiditas yang tinggi akan menghindarkan perusahaan dari resiko kebangkrutan. Sibilikov (2009) menyebutkan likuiditas aset akan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi debtholder karena akan lebih mudah melakukan pengawasan dan evaluasi. Likuiditas perusahaan yang tinggi akan mengurangi biaya dari pendanaan diluar perusahaan, perusahaan akan lebih mudah apabila akan meminjam dalam jumlah banyak dan akan memberikan

leverage yang optimal bagi perusahaan. Leverage yang optimal menunjukkan

keseimbangan dalam sumber pendanaan perusahaan. Hal ini akan menyebabkan komposisi pendanaan yang relatif aman dan manjauhkan perusahaan dari resiko kegagalan hutang.

Andian and Shin (2008) melakukan penelitian tentang likuiditas aset dan leverage. Dalam sistem keuangan di mana pasar bergerak terus menerus, perubahan harga aset menunjukan perubahan kekayaan bersih perusahaan. Secara ekplisit para pelaku pasar akan menyesuaikan nilai aktiva yang mereka miliki dalam neraca. Peningkatan likuiditas dapat diartikan sebagai peningkatan


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pertumbuhan dari sekumpulan aktiva dalam neraca. Ketika harga aset meningkat, nilai dari neraca akan meningkat. Peningkatan likuiditas perusahaan akan direspon positif oleh pasar sehingga nilai perusahaan meningkat.

Aditya (2006) menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang likuid akan mempunyai kemampuan yang besar dalam melunasi hutang. Hutang yang berkurang akan menyebabkan rasio struktur modal menjadi kecil. Sola et al., (2008) menyebutkan bahwa likuiditas perusahaan adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan. Pasar saham akan bereaksi positif terhadap peningkatan likuiditas perusahaan. Hal ini dikarenakan likuiditas yang tinggi menunjukkan kesiapan dana perusahaan untuk membiayai berbagai aktivitas operasi perusahaan, melakukan investasi, membayar hutang dan membayar dividen. Perusahaan dengan likuiditas yang menurun akan direaksi negatif perusahaan karena berarti perusahaan memiliki resiko kebangkrutan yang besar karena kesulitas likuiditas untuk membayar hutang perusahaan.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H3: Likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

E. Tingkat Pertumbuhan dan Nilai Perusahaan

Julianto dan Jogiyanto (2002) berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

di perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan-kebutuhan perusahaan tersebut atas dana untuk melakukan ekspansi finansial.

Sriwardany (2006) mengungkapkan bahwa tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah. Tingkat pertumbuhan yang tinggi akan menyebabkan semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas, dengan asumsi variabel yang lain konstan. Informasi akan pertumbuhan perusahaan merupakan hal positif bagi pasar.

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan

(signaling theory). Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya resiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar (Brigham, 1999).


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Wahyudi dan Parwestri (2006) mengungkapkan bahwa kegiatan investasi akan memberi sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa mendatang dan mampu meningkatkan nilai pasar saham perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang baik diharapkan dapat memberikan profitabilitas yang lebih besar di masa depan. Pasar akan berekasi secara positif terhadap pertumbuhan perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H4: Growth berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

F. Ukuran dan Nilai Perusahaan

Silveira dan Barros (2007) menyebutkan bahwa aktiva merupakan jaminan dari perusahaan ketika akan digunakan sebagai jaminan dalam kontrak hutang. Bagi kreditur aktiva yang besar adalah jaminan keamanan atas kredit yang mereka berikan. Investor memiliki kecenderungan untuk berinvestasi pada perusahaan besar karena dianggap lebih aman dan dapat memberikan laba yang lebih besar. Haruman (2008) menyebut bahwa perusahaan besar memiliki operasional yang lebih stabil jika dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Okada (2006) melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan di pasar saham. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan nilai buku penjualan perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor ukuran perusahaan berhubungan dengan adanya


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

resiko premuim kredit, perusahaan dengan ukuran perusahaan yang kecil akan lebih rawan terhadap kebangkrutan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa aspek likuiditas terpengaruh oleh ukuran perusahaan, perusahaan kecil memiliki likuiditas saham yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan besar.

Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar dimana investor akan lebih suka berinvestasi pada perusahaan besar karena kondisi keuangan perusahaan yang lebih kuat dan kemampuan menghasilkan laba yang lebih baik. Perusahaan besar akan lebih banyak dipilih investor karena jaminan kepastian operasi dan prospek bisnis masa depan yang lebih baik. Hal ini akan direspon dengan peningkatan harga saham perusahaan yang menyebabkan peningkatan nilai perusahaan.

Soliha dan Taswan (2002) menunjukkan bahwa variabel size berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana, karena kemudahan aksebilitas ke pasar modal dan kemampuannya untuk memunculkan dana lebih besar. Adanya kemudahan


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tersebut ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dan prospek yang baik sehingga size bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H5: Size berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

G. Leverage dan Nilai Perusahaan

Dharmastuti et al (2003) menyatakan bahwa hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage

keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa.

Fanani et al. (2009) menyebutkan bahwa semakin besar leverage

perusahaan akan menyebabkan perusahaan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik di mata investor dan auditor. Dengan kinerja yang baik tersebut maka diharapkan kreditor tetap memiliki kepercayaan terhadap perusahaan, tetap mudah mengucurkan dana, dan perusahaan akan memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran.

Astuti (2004) menyatakan perusahaan yang mempunyai rasio leverage

yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

manajemen laba. Perusahaan dengan leverage tinggi akan menerapkan standar akuntansi yang menurunkan atau menaikkan laba yang dilaporkan. Hasil penelitian konsisten dengan hipotesis bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan. Hal ini akan direaksi secara negative oleh investor. Perusahaan dengan leverage yang tinggi akan memiliki nilai perusahaan yang rendah.

Nuraina (2010) menyebutkan bahwa rasio hutang merupakan jaminan atas keseluruhan total hutang perusahaan oleh perusahaan dengan menggunakan modal sendiri (ekuitas). Rasio hutang yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan yang buruk karena mempunyai resiko kebangkrutan yang tinggi, sehingga investor menilai sebagai sasuatu yang tidak baik, maka akan merubah permintaan atas saham perusahaan, sehingga harga saham akan berubah. Harga saham yang berubah akan merubah return saham. Rasio hutang menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Apabila penggunaan Finansial Laverage semakin tinggi maka utang perusahaan juga tinggi, sehingga resiko yang harus ditanggung perusahaan juga tinggi. Dengan resiko yang tinggi maka ada kemungkinan investor berekasi negatif (dengan turunnya harga saham) terhadap pengumuman rasio hutang yang disebabkan karena adanya kemungkinan kebangkrutan dan kesulitan keuangan perusahaan.

Wahyudi dan Parwestri (2006) menyatakan bahwa nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (signaling theory). Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya resiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar.

Putra (2008) menyatakan bahwa kebijakan hutang perusahaan berkaitan dengan struktur modal yang optimal. Semakin besar leverage berarti semakin besar aktiva atau pendanaan perusahaan yang diperoleh dari hutang. Semakin besar hutang maka semakin besar kemungkinan kegagalan perusahaan untuk tidak mampu membayar hutangnya, sehingga memiliki resiko mengalami kebangkrutan. Akibatnya pasar saham akan mereaksi secara negatif yang berupa turunnya volume perdagangan saham dan harga saham yang berdampak terhadap turunnya nilai perusahaan. Di samping itu ada kesan bahwa semakin besar hutang mencerminkan perusahaan tersebut kesulitan mencari pendanaan melalui penjualan saham di pasar saham dan ada anggapan bahwa semakin besar hutang, maka semakin besar perusahaan tersebut untuk tidak diminati oleh para investor maupun calon investor pasar saham.

Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Temuan Soliha dan Taswan (2002) menunjukkan bahwa kebijakan hutang tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Di sisi lain penelitian Herry dan Hamin (2005) menunjukkan bahwa leverage berhasil meningkatkan nilai perusahaan (value enchancing). Pengaruh ini disebabkan oleh penggunaan aktiva perusahaan yang sebagian besar dibiayai dengan hutang secara efektif.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Penggunaan secara efektif ini akan menghasilkan profit yang akhirnya berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.

Soliha dan Taswan (2002) menunjukkan hasil bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil reset variable ini consisten dengan temuan Modigliani dan Miller pada tahun 1963 bahwa dengan memasukkan pajak penghasilan perusahaan, maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Disamping itu hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan. Para manajer telah terpengaruh oleh adanya hutang, tapi maíz perlu dukungan pengendalian manager misalnya melalui kepemilikan institusional agar terhindar dari penggunaan free cash flow yang sia-sia. Dengan demikian dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasar hal di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

H. Kerangka Berpikir

Berdasar telaah literatur di atas maka kerangka berpikir yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar II.1 Kerangka Berpikir

Likuiditas

Growth

SIZE

Nilai Perusahaan

Leverage Kepemilikan

Manajerial

Kepemilikan Institusional

H1=(-)

H2=(+)

H3=(+)

H4=(+)

H5=(+)


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan tipe penelitian

hypothesis testing. Melalui penelitian ini peneliti akan menguji pengaruh

pengaruh struktur kepemilikan, likuiditas, growth, size, dan leverage terhadap nilai perusahaan.

B. Populasi, Sampel dan Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2005-2008. Data dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling, dengan kriteria:

1. Perusahaan manufaktur.

2. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah.

3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dengan tanggal 31 Desember .

4. Tidak de-listing selama tahun 2006-2008.

5. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan peneliti.

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS for Windows versi 15.0. Perioda penelitian adalah tahun 2006-2008.


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

C. Definisi Operasional variabel

1. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rumus price to book value yang dikembangkan Rachmawati dan Triatmoko (2007), yaitu :

Nilai =

saham lembar per buku Nilai saham lembar per pasar Harga

2. Variabel Independen

a. Kepemilikan manajerial diproksikan dengan persentase kepemilikan saham oleh direksi perusahaan mengacu pada penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006). b. Kepemilikan institusional merupakan persentase jumlah kepemilikan lembar

saham oleh lembaga atau institusi lain di luar perusahaan Rachmawati dan Triatmoko (2007)

c. Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Diukur dengan menggunakan cash holding dengan mengacu pada Sola et al.,(2008)..

Cash Holding= Aktiva Total kas setara Kas+ d. Growth

Diukur dengan pertumbuhan aktiva tetap mengacu pada hasil penelitian Haruman (2008).

Growth =

1 t aktiva total 1 t tetap aktita t tetap Aktiva


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

e. Leverage

Leverage merupakan rasio yang membandingkan antara total hutang dengan total aktiva mengacu pada Elkinawy dan Stater (2007).

Leverage =

aktiva Total

hutang Total

f. SIZE

SIZE dalam penelitian ini menunjukkan ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan logaritma total aktiva perusahaan mengacu Elkinawy dan Stater (2007).

D. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang distribusi data dalam penelitian ini. Statistik deskriptif meliputi mean,

minimum, maximum serta standardeviasi yang bertujuan mengetahui

distribusi data yang menjadi sampel penelitian. 2. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Penulis menggunakan uji Kolmogorov-Semirnov untuk menguji normalitas data. Kriteria pengujiannya adalah apabila angka signifikansi (sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal, apabila angka signifikansi (sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Ghozali (2005) menyatakan multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi antara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antara variabel independen dengan menggunakan Tolerance

Value dan Varians Inflating Factor (VIF). Tolerance mengukur

veriabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Apabila nilai Tolerance di atas 0,10 dan VIF dibawah 10 menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas.

b. Uji Autokorelasi

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah sebuah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pengganggu pada perioda t-1. Jika terjadi korelasi nama dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi diuji dengan menggunakan Durbin-Watson. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1.) Jika 0 < d < d1, maka terjadi autokorelasi positif

2.) Jika d1 < d < du, maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi

atau tidak (ragu-ragu)

3.) Jika 4-d1 < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif

4.) Jika 4-du < d < 4-d1, maka tidak ada kepastian apakah terjadi


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

5.) Jika du < d < 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau

negatif.

c. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang telah dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Adapaun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

PBV = a + b1 MANJ+ b2 INST+ b3 LIQ + b4 GROWTH + b5SIZE +b6LEV + e

Keterangan :

PBV = price to book value.

MANJ = kepemilikan manajerial INST = kepemilikan institusional LIQ = likuiditas perusahaan.

GROWTH = tingkat pertumbuhan perusahaan.

LEV = leverage.

SIZE = size.

a = konstanta.

b1-b6 = koefisien regresi.

e = error.

(a) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi (R2) dilihat pada hasil pengujian regresi linier berganda untuk

variabel independen terhadap variabel dependennya. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R2

(b). Nilai F

Nilai F merupakan pengujian simultan variabel independen yang dilakukan untuk melihat variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(c). Nilai t

Nilai t merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%. Variabel independen dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai sig (p-value) di bawah 5%.


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data

Peneliti akan menguji pengaruh pengaruh struktur kepemilikan, likuiditas, growth, size, dan leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Rincian sampel penelitian ini tersaji pada tabel sebagai berikut:

Tabel IV. 1

Hasil Pengambilan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan Sampel tahun 2006 107

Perusahaan Sampel tahun 2007 107

Perusahaan Sampel tahun 2008 107

Jumlah observasi selama tahun 2006-2008 321

Data outlier 159

Jumlah Observasi Setelah Outlier 169

Sumber : Hasil Pemilihan Sampel

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 masing-masing 107 perusahaan per tahun sehingga jumlah observasi selama tahun 2006-2008 sebanyak 321 perusahaan. Dari 321 data dilakukan uji outlier. Jumlah data outlier sebanyak 159 dari 321 data sehingga jumlah observasi selama tahun 2006-2008 menjadi 169 perusahaan.


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian:

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MAN 169 .00 .27 .0305 .05832

INST 169 .00 .98 .7105 .19223

LIQ 169 .00 .36 .0715 .07722

GROWTH 169 -.95 .72 .0262 .19820

LEV 169 .10 1.98 .5848 .32328

PBV 169 .13 17.60 3.3866 3.45268

LNSIZE 169 24.51 31.31 27.2115 1.33344

Valid N (listwise) 169

Sumber : Hasil Pengolahan Data Keterangan :

MAN = kepemilikan manajerial, INST = kepemilikan institusional, LIQ = likuiditas,

GROWTH = pertumbuhan perusahaan, LEV = leverage,

LNSIZE = ukuran perusahaan,

PBV = price to book value (nilai perusahaan).

Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dengan nilai maksimum 0.27. Nilai rata-rata kepemilikan manajerialsebesar 0.03 dengan standar deviasi sebesar 0.05. Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dengan nilai maksimum 0.98. Nilai rata-rata kepemilikan institusional sebesar 0.71 dengan standar deviasi sebesar 0.19.


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Variabel likuiditas memiliki nilai minimum sebesar 0.00 dengan nilai maksimum 0.36. Nilai rata-rata likuiditas sebesar 0.07 dengan standar deviasi sebesar 0.17. Variabel growth memiliki nilai minimum sebesar -0.95 dengan nilai maksimum 0.72. Nilai rata-rata growth sebesar 0.02 dengan standar deviasi sebesar 0.19.

Variabel leverage memiliki nilai minimum sebesar 0.10 dengan nilai maksimum 1.98. Nilai rata-rata leverage sebesar 0.58 dengan standar deviasi sebesar 0.32. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 24.51 dengan nilai maksimum 31.31. Nilai rata-rata ukuran perusahaan sebesar 27.21 dengan standar deviasi sebesar 1.33. Variabel nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0.13 dengan nilai maksimum 17.60. Nilai rata-rata nilai perusahaan sebesar 3.38 dengan standar deviasi sebesar 3.45.

C. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas bertujuan mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian telah terdistribusi dengan normal. Ghozali (2005) data terdistribis dengan normal jika residual terdistribusi dengan normal, yaitu hasil pengujian dengan One-Sample Kolmogorov Smirnov test memberikan hasil signifikansi di atas 0,05. Hasil uji normalitas data tersaji pada tabel berikut ini.


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel IV.3 Uji Normalitas Data

+

N 169

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 2.92381012

Most Extreme Differences

Absolute

.102

Positive .102

Negative -.066

Kolmogorov-Smirnov Z 1.324

Asymp. Sig. (2-tailed) .060

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji normalitas data dengan One-Sample Kolmogorov Smirnov test

menunjukkan nilai signifikansi residual sebesar 0.060. Nilai tersebut berada di atas 0.05 sehingga penulis menyimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah normal.

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel independennya rendah. Keberadaan multikolinieritas di deteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF)

dan Tolerance (Ghozali, 2005). Hasil uji multikolinieritas tersaji pada tabel


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel IV.4 Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

MAN 0.870 1.149 Tidak terdapat multikolinieritas INST 0.906 1.104 Tidak terdapat multikolinieritas LIQ 0.886 1.128 Tidak terdapat multikolinieritas GROWTH 0.824 1.213 Tidak terdapat multikolinieritas LEV 0.871 1.148 Tidak terdapat multikolinieritas LNSIZE 0.801 1.248 Tidak terdapat multikolinieritas

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji VIF dan Tolerance menunjukan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua nilai tolerance di atas 10% dan semua nilai VIF dibawah 10. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah didalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson yaitu dengan membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai Durbin Watson tabel yaitu batas lebih tinggi

(upper bond atau du) dan batas lebih rendah (lower bond atau d1). Hasil uji


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel IV.5 Uji Autokorelasi

D-W Hitung Kriteria Keterangan

1.624 Mendekati + 2 Tidak terdapat autokorelasi Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson menunjukan nilai DW hitung sebesar 1.624. Hasil tersebut mendekati nilai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scaterplots. Hasil uji heteroskedastisitas persamaan regresi disajikan pada gambar berikut ini:


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2 -3 R e gr e s s ion S tud e nt iz e d R e s idu a l 4 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot

Dependent Variable: PBV

Gambar IV.1 Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa titik-titik tersebar di atas dan dibawah angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas

E. Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji regresi menunjukan nilai


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

nilai perusahaan dipengaruhi oleh struktur kepemilikan, likuiditas, growth, size,

dan leverage. Sedangkan 74.4 % lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar

model penelitian.

2. Nilai F Regresi

Nilai F regresi merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil nilai F dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV.6 Nilai F Regresi

Nilai F Hitung P-Value Keterangan

10.651 0.000 Signifikan

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil pengujian terhadap nilai F regresi menunjukan nilai F sebesar 6.699 dengan signifikansi sebesar 0.000. Nilai F memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur kepemilikan, likuiditas, growth, size,

dan leverage berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.

3. Nilai t

Nilai t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil nilai t dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel IV.7 Hasil Uji Hipotesis

Variabel Koefisien Regresi t-hitung P-Value

Konstanta -23.595 -4.415 0.000

MAN -4.835 -1.145 0.254

INST 3.434 2.736 0.007*

LIQ -1.876 -.594 0.554

GROWTH 2.383 1.866 0.064**

LEV -2.851 -3.745 0.000*

LNSIZE .971 5.047 0.000*

Sumber : Hasil Pengolahan Data * signifikan 5%

** signifikan 10% Pengujian Hipotesis ke-1

Hipotesis ke-1 menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar -4.835 dengan signifikansi sebesar 0.254. Pengujian memberikan hasil negatif tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-1 tidak di dukung. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Haruman (2008) yang membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penulis menduga hasil yang tidak mendukung penelitian sebelumnya ini disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, penulis menduga perbedaan hasil ini disebabkan kepemilikan manajerial yang digunakan dalam


(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penelitian ini memiliki rata-rata persentase yang kecil sehingga tidak menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh investor menentukan nilai perusahaan.

Pengujian Hipotesis ke-2

Hipotesis ke-2 bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 3.434 dengan signifikansi sebesar 0.007. Pengujian memberikan hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-2 di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Haruman (2008) menyebutkan bahwa kepemilikan saham institutional memiliki pengaruh dengan arah hubungan positif. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya kinerja yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa kepemilikan institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual. Investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Pengujian Hipotesis ke-3

Hipotesis ke-3 bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar -1.876 dengan signifikansi sebesar 0.554. Pengujian memberikan hasil


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-3 tidak di dukung. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Sola et al., (2008) yang menyatakan bahwa pasar modal akan bereaksi positif terhadap likuiditas perusahaan. Likuiditas perusahaan yang terlalu besar adalah hal yang tidak produktif karena rawan penyimpangan penggunaan dana yang ada oleh pihak manajemen. Likuiditas yang besar juga menunjukkan adanya potensi masalah keagenan yang besar karena perusahaan manjaga likuiditas pada tingkat tertentu dengan tujuan untuk mengatasi masalah keagenan (Jensen, 1986). Hal ini menyebabkan likuiditas perusahaan yang besar justru di reakasi negatif oleh pasar.

Pengujian Hipotesis ke-4

Hipotesis ke-4 bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan (growth) terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 2.383 dengan signifikansi sebesar 0.064. Pengujian memberikan hasil signifikan pada tingkat signifikansi 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa growth berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-4 di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sriwardany (2006) yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan akan direaksi secara positif oleh pasar. Wahyudi dan Parwestri (2006) menyebutkan bahwa invetasi perusahaan dalam aktiva tetap adalah potensi keuntungan bagi perusahaan di masa depan, sehingga pertumbuhan perusahaan adalah hal positif yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Semakin besar tingkat pertumbuhan


(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

perusahaan maka akan semakin tinggi potensi profitabilitas perusahaan di masa depan sehingga akan semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Pengujian Hipotesis ke-5

Hipotesis ke-5 bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 0.971 dengan signifikansi sebesar 0.000. Pengujian memberikan hasil signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa size berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-5 di dukung. Hasil ini mendukung penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) yang menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar dimana investor akan lebih suka berinvestasi pada perusahaan besar karena kondisi keuangan perusahaan yang lebih kuat dan kemampuan menghasilkan laba yang lebih baik. Perusahaan besar akan lebih banyak dipilih investor karena jaminan kepastian operasi dan prospek bisnis masa depan yang lebih baik. Hal ini akan direspon dengan peningkatan harga saham perusahaan yang menyebabkan peningkatan nilai perusahaan.


(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Pengujian Hipotesis ke-6

Hipotesis ke-6 bertujuan untuk menguji pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar -2.851 dengan signifikansi sebesar 0.000. Pengujian memberikan hasil signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-6 di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Astuti (2004) dan Fanani et al. (2009) menyebutkan leverage yang besar adalah resiko karena perusahaan akan lebih rawan terhadap kebangkrutan. Semakin besar leverage perusahaan maka semakin besar resiko kegagalan perusahaan dalam mambayar hutang yang bisa berdampak pada kebangkrutan perusahaan. Investor pada umumnya menghindari resiko sehingga akan lebih memilih berinvestasi pada perusahaan dengan operasional yang stabil dan keberlangsungan usaha yang jelas. Hutang yang besar akan menjadi resiko bagi investor sehingga akan direaksi secara negatif oleh investor yang berdampak pada menurunnya nilai perusahaan.


(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh struktur kepemilikan, likuiditas, growth, size, dan leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Berdasar analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Haruman (2008). Penulis menduga hal ini disebabkan karena perbedaan sampel antara penelitian ini dengan sebelumnya. Selain itu, rata-rata sampel dalam penelitian ini memiliki prosentase kepemilikan manajerial yang rendah, sehingga pasar saham tidak mengganggap kepemilikan manajerial sebagai ancaman sehingga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Haruman (2008). Kepemilikan ianstitusional dalam perusahaan diharapkan mamapu memperkuat aspek pengawasan terhadap kinerja manajer perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional diharapkan semakin kuat pengawasan terhadap kinerja manajer perusahaan. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja manajer serta menurunkan tindakan manajer


(60)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

perusahaan yang cenderung mengungtungkan diri sendiri. Peningkatkan kinerja perusahaan diharapkan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. 3. Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Sola et al., (2008). Pada satu sisi likuiditas yang tinggi adalah keamanan bagi perusahaan namun disis lain, likuiditas yang terlalu besar adalah hal yang tidak produktif bagi perusahaan. Likuiditas yang berlebihan rawan tindakan penyimpangan penggunaan dana oleh manajer perusahaan. Jensen (1986) menyebutkan bahwa jika jumlah aktiva likuid dalam neraca terlalu besar maka hal tersebut bisa dijadikan tingginya masalah keagenan dalam perusahaan. Perusahaan menahan aktiva likuid dalam jumlah besar yang dikarenakan sulitnya mencari pendanaan eksternal. Hal ini akan direaksi secara negatif oleh pasar sehingga nilai perusahaan dapat menurun.

4. Pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sriwardany (2006). Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi berarti memiliki prosepek keuntungan yang tinggi di masa depan. Hal ini menjadi hal yang menarik bagi investor karena merupakan sebuah prospek yang baik. Pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan direaksi positif oleh pasar sehingga harga saham meningkat yang mengakibatkan peningkatan nilai perusahaan.

5. Ukuran Perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko


(61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(2007). Perusahaan yang besar dinilai memiliki aktivitas operasional yang lebih stabil jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kestabilan dalam aktivitas operasi akan berdampak pada laba yang lebih stabil. Hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar dimana investor akan lebih suka berinvestasi pada perusahaan besar karena kondisi keuangan perusahaan yang lebih kuat dan kemampuan menghasilkan laba yang lebih baik. Pilihan investor untuk berinvetasi pada perusahaan besar akan menyebabkan harga saham perusahaan meningkat yang menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan. 6. Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian Astuti (2004) dan Fanani et al. (2009). Hutang yang besar adalah resiko bagi investor. Semakin besar hutang akan semakin besar potensi kegagalan hutang yang bisa mengarahkan perusahaan pada kebrangkrutan usaha. Investor secara negatif terhadap hutang yang besar dan cenderung memilih investasi pada perusahaan dengan rasio hutang yang rendah. Hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan menjadi turun yang berdampak pada turunnya nilai perusahaan.

B. Implikasi Penelitian

1. Bagi Praktisi

Bagi praktisi dalam hal ini investor hendaknya mempertimbangkan aspek kepemilikan institusional karena dapat meningkatkan aspek pengawasan terhadap manajemen perusahaan yang berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Bagi investor yang lebih suka menghindari resiko disarankan


(62)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

untuk berinvestasi pada perusahaan yang besar atau yang memiliki leverage

kecil. Perusahaan besar dan perusahaan dengan leverage kecil memiliki resiko yang relatif lebih rendah. Investor disarankan untuk melakukan investasi pada perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi dan ukuran aktiva yang besar karena memiliki prosepek keuntungan yang baik di masa depan yang dapat berdampak positif terhaadap nilai perusahaan.

2. Bagi Manajemen

Manajamen hendaknya mempertimbangkan berbagai hal terkait dengan publikasi informasi. Hal ini dikarenakan informasi seperti peningkatan ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan merupakan sinyal baik akan kondisi perusahaan dimasa depan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

C. Keterbasan dan Saran

1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel sehingga diperlukan kehati-hatian dalam melakukan generalisasi. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel pada jenis industri lain diluar manufaktur.

2. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian 2006-2008, penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode penelitian.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perusahaan maka akan semakin tinggi potensi profitabilitas perusahaan di masa depan sehingga akan semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Pengujian Hipotesis ke-5

Hipotesis ke-5 bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar 0.971 dengan signifikansi sebesar 0.000. Pengujian memberikan hasil signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa size berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-5 di dukung. Hasil ini mendukung penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) yang menyebutkan bahwa perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar dimana investor akan lebih suka berinvestasi pada perusahaan besar karena kondisi keuangan perusahaan yang lebih kuat dan kemampuan menghasilkan laba yang lebih baik. Perusahaan besar akan lebih banyak dipilih investor karena jaminan kepastian operasi dan prospek bisnis masa depan yang lebih baik. Hal ini akan direspon dengan peningkatan harga saham perusahaan yang menyebabkan peningkatan nilai perusahaan.


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pengujian Hipotesis ke-6

Hipotesis ke-6 bertujuan untuk menguji pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Hasil nilai t regresi menunjukkan koefisien regresi sebesar -2.851 dengan signifikansi sebesar 0.000. Pengujian memberikan hasil signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis ke-6 di dukung. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Astuti (2004) dan Fanani et al. (2009) menyebutkan leverage yang besar adalah resiko karena perusahaan akan lebih rawan terhadap kebangkrutan. Semakin besar leverage perusahaan maka semakin besar resiko kegagalan perusahaan dalam mambayar hutang yang bisa berdampak pada kebangkrutan perusahaan. Investor pada umumnya menghindari resiko sehingga akan lebih memilih berinvestasi pada perusahaan dengan operasional yang stabil dan keberlangsungan usaha yang jelas. Hutang yang besar akan menjadi resiko bagi investor sehingga akan direaksi secara negatif oleh investor yang berdampak pada menurunnya nilai perusahaan.


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh struktur kepemilikan, likuiditas, growth, size, dan leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Berdasar analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Haruman (2008). Penulis menduga hal ini disebabkan karena perbedaan sampel antara penelitian ini dengan sebelumnya. Selain itu, rata-rata sampel dalam penelitian ini memiliki prosentase kepemilikan manajerial yang rendah, sehingga pasar saham tidak mengganggap kepemilikan manajerial sebagai ancaman sehingga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2. Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Haruman (2008).

Kepemilikan ianstitusional dalam perusahaan diharapkan mamapu

memperkuat aspek pengawasan terhadap kinerja manajer perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional diharapkan semakin kuat pengawasan terhadap kinerja manajer perusahaan. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja manajer serta menurunkan tindakan manajer


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perusahaan yang cenderung mengungtungkan diri sendiri. Peningkatkan kinerja perusahaan diharapkan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. 3. Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil

penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Sola et al., (2008). Pada satu sisi likuiditas yang tinggi adalah keamanan bagi perusahaan namun disis lain, likuiditas yang terlalu besar adalah hal yang tidak produktif bagi perusahaan. Likuiditas yang berlebihan rawan tindakan penyimpangan penggunaan dana oleh manajer perusahaan. Jensen (1986) menyebutkan bahwa jika jumlah aktiva likuid dalam neraca terlalu besar maka hal tersebut bisa dijadikan tingginya masalah keagenan dalam perusahaan. Perusahaan menahan aktiva likuid dalam jumlah besar yang dikarenakan sulitnya mencari pendanaan eksternal. Hal ini akan direaksi secara negatif oleh pasar sehingga nilai perusahaan dapat menurun.

4. Pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sriwardany (2006). Perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi berarti memiliki prosepek keuntungan yang tinggi di masa depan. Hal ini menjadi hal yang menarik bagi investor karena merupakan sebuah prospek yang baik. Pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan direaksi positif oleh pasar sehingga harga saham meningkat yang mengakibatkan peningkatan nilai perusahaan.

5. Ukuran Perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (2007). Perusahaan yang besar dinilai memiliki aktivitas operasional yang lebih stabil jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kestabilan dalam aktivitas operasi akan berdampak pada laba yang lebih stabil. Hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar dimana investor akan lebih suka berinvestasi pada perusahaan besar karena kondisi keuangan perusahaan yang lebih kuat dan kemampuan menghasilkan laba yang lebih baik. Pilihan investor untuk berinvetasi pada perusahaan besar akan menyebabkan harga saham perusahaan meningkat yang menyebabkan meningkatnya nilai perusahaan. 6. Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian Astuti (2004) dan Fanani et al. (2009). Hutang yang besar adalah resiko bagi investor. Semakin besar hutang akan semakin besar potensi kegagalan hutang yang bisa mengarahkan perusahaan pada kebrangkrutan usaha. Investor secara negatif terhadap hutang yang besar dan cenderung memilih investasi pada perusahaan dengan rasio hutang yang rendah. Hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan menjadi turun yang berdampak pada turunnya nilai perusahaan.

B. Implikasi Penelitian

1. Bagi Praktisi

Bagi praktisi dalam hal ini investor hendaknya mempertimbangkan aspek kepemilikan institusional karena dapat meningkatkan aspek pengawasan terhadap manajemen perusahaan yang berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Bagi investor yang lebih suka menghindari resiko disarankan


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id untuk berinvestasi pada perusahaan yang besar atau yang memiliki leverage

kecil. Perusahaan besar dan perusahaan dengan leverage kecil memiliki resiko yang relatif lebih rendah. Investor disarankan untuk melakukan investasi pada perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi dan ukuran aktiva yang besar karena memiliki prosepek keuntungan yang baik di masa depan yang dapat berdampak positif terhaadap nilai perusahaan.

2. Bagi Manajemen

Manajamen hendaknya mempertimbangkan berbagai hal terkait dengan publikasi informasi. Hal ini dikarenakan informasi seperti peningkatan ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan merupakan sinyal baik akan kondisi perusahaan dimasa depan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.

C. Keterbasan dan Saran

1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel sehingga diperlukan kehati-hatian dalam melakukan generalisasi. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel pada jenis industri lain diluar manufaktur.

2. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian 2006-2008, penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode penelitian.