20
Karman Lanani, 2015 KEMAMPUAN PENALARAN STATISTIS, KOMUNIKASI STATISTIS DAN ACADEMIC HELP-SEEKING
MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK BERBANTUAN ICT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Model pembelajaran merupakan suatu pola mendasar sebagai gambaran lengkap dari yang dikerjakan dan hasil yang dicapai. PBP berbantuan ICT
merupakan salah satu model pembelajaran untuk mengarahkan mahasiswa agar mudah memecahkan permasalahannya. Penerapan PBP berbantuan ICT lebih
terfokus pada upaya mengaktifkan mahasiswa mengembangkan potensinya dalam memecahkan masalah dan mengkaji materi tertentu secara kolaboratif untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, penalaran statistis dan komunikasi statistis serta academic help-seeking merupakan konsep penting untuk diketahui
mahasiswa, guru, dan dosen dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
PBP berbantuan ICT sebagai strategi dalam rangka membangkitkan kondisi pembelajaran dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru,
dosen, guru atau pemerhati pendidikan matematika untuk memaksimalkan peningkatan kemampuan penalaran statistis dan komunikasi statistis mahasiswa.
Hasil penelitian tentang sejauh mana peningkatan kemampuan penalaran statistis, komunikasi statistis, dan academic help-seeking mahasiswa dalam mempelajari
statistik sebagai akibat penerapan model PBP berbantuan ICT dapat menjadi bahan masukan bagi guru dan dosen dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan landasan pengembangan diri dalam menjalankan fungsi keilmuan bagi kepentingan pendidikan masa depan.
F. Struktur Organisasi Disertasi
Disertasi ini disajikan dalam lima BAB, yaitu: BAB I memuat latar belakang masalah, indentifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian; BAB II
memuat kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian; BAB III memuat lokasi dan subyek penelitian, desain dan metode, definisi operasional,
instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data; BAB IV memuat hasil penelitian dan
pembahasan, dan BAB V memuat kesimpulan, implikasi dan rekomendasi.
21
Karman Lanani, 2015 KEMAMPUAN PENALARAN STATISTIS, KOMUNIKASI STATISTIS DAN ACADEMIC HELP-SEEKING
MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK BERBANTUAN ICT Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Pustaka
1. Kemampuan Penalaran Statistis Statistical Reasoning Ability
a. Penalaran Matematis Mathematical Reasoning
Mengawali penjelasan tentang kemampuan penalaran matematis, terlebih dahulu akan dikemukakan definisi penalaran. Menurut Partanto Al Barry 1994:
hlm.582, penalaran merupakan proses pemikiran secara logis untuk menarik kesimpulan dari suatu kenyataan sebelumnya. Keraf 1985: hlm.5 berpendapat
bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan.
Shuter dan Pierce Ulpah, 2013 menjelaskan bahwa penalaran reasoning merupakan suatu proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber
yang relevan, transformasi yang disajikan dalam urutan tertentu untuk menjangkau kesimpulan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa penalaran merupakan proses atau suatu aktivitas berpikir dalam menghubungkan fakta-fakta
sebelumnya sehingga menghasilkan kesimpulan baru yang benar. Artinya, kesimpulan yang dihasilkan merupakan suatu proses berpikir berdasarkan alasan atau
kenyataan sebelumnya. Mempelajari matematika diperlukan proses penalaran berdasarkan pengetahuan sebelumnya sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
matematis, baik yang bersifat deduktif maupun bersifat induktif. Menurut Sumarmo 2013, penalaran matematis dapat digolongkan pada dua
jenis, yaitu: yang bersifat induktif dan bersifat deduktif. Penalaran induktif berdasarkan contoh-contoh terbatas yang teramati, sedangkan penalaran deduktif
didasarkan pada aturan yang disepakati. Beberapa penalaran induktif diantaranya: