Kekeliruan Meletakan Daerah Hipotesis H

284 Karman Lanani, 2015 KEMAMPUAN PENALARAN STATISTIS, KOMUNIKASI STATISTIS DAN ACADEMIC HELP-SEEKING MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK BERBANTUAN ICT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu merupakan garis lurus, dan ̂ merupakan persamaan fungsional regresi linier Y atas X yang menggambarkan sebaran titik- titik sampel yang berada disekitar garis lurus persamaan regresi linier.

d. Kekeliruan Meletakan Daerah Hipotesis H

dan H 1 dalam Bentuk Grafik Gambar 4.47 Contoh 4 Miskonsepsi Mahasiswa pada Soal Tes KKS No.5b. Berdasarkan tampilan Gambar 4.47 menunjukkan bahwa mahasiswa telah dapat menggambar daerah hipotesis statistik uji rata-rata uji dua pihak dari data statistik yang berdistribusi normal, namun belum memahami bahwa peluang dari tabel distribusi student’s-t untuk memperoleh nilai merupakan daerah penerimaan hipotesis null H atau daerah penolakan hipotesis alternatif H a H 1 . Meskipun mahasiswa sudah benar dalam menentukan titik kritis untuk uji dua pihak, yaitu: -2 t hitung +2 dan meletakkan hasil t hitung = 5,89 pada daerah penolakan H 0, namun salah dalam menentukan daerah H dan H 1 maka hasil akhirnya menunjukkan adanya kekeliruan konsep. Hasil wawancara bahwa mahasiswa tersebut “belum teliti dalam mencermati grafik statistik uji rata-rata, baik uji satu pihak atau dua pihak untuk menentukan letak daerah H dan H a H 1 ”. Mengatasinya diperlukan kajian lanjutan tentang grafik distribusi normal baku hasil pengujian hipotesis untuk uji perbedaan rata-rata dengan memperhatikan hipotesis statistik, daerah kri tis, taraf signifikansi α, derajat bebas db, letak daerah H dan H a H 1 , dan cara menentukan nilai tabel. Menghindari miskonsepsi mahasiswa dalam memahami konsep, aturan dan proses pengujian hipotesis statistik, diperlukan tindakan profesional instruktur dalam merumuskan materi sesuai tujuan pembelajaran, memberikan kesempatan mahasiswa bereksperimen dengan masalah nyata, memfasilitasi mahasiswa mengembangkan pemikiran statistis, dan diperlukan scaffolding sesuai masalah mahasiswa. Hal ini sesuai penjelasan Hogg bahwa pembelajaran statistika harus ditekankan pada komponen pemikiran statistis dengan memasukkan lebih banyak data dan konsep, dan mendorong pembelajaran aktif. Karman Lanani, 2015 KEMAMPUAN PENALARAN STATISTIS, KOMUNIKASI STATISTIS DAN ACADEMIC HELP-SEEKING MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK BERBANTUAN ICT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. a. Pencapaian kemampuan penalaran statistis KPS mahasiswa yang memperoleh pembelajaran berbasis proyek berbantuan ICT PBP berbantuan ICT lebih tinggi daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional PK, baik pada setiap level kelas maupun secara keseluruhan. Pencapaian KPS mahasiswa LKA yang memperoleh PBP berbantuan ICT tergolong cukup, mahasiswa LKB tergolong kurang dan keseluruhan tergolong kurang, sedangkan mahasiswa LKA, LKB, dan keseluruhan yang memperoleh PK tergolong kurang. b. Pencapaian KPS mahasiswa LKA dan keseluruhan kategori KAS tinggi sedang yang memperoleh PBP berbantuan ICT lebih tinggi daripada yang memperoleh PK, sedangkan pencapaian KPS mahasiswa LKA kategori KAS rendah antara yang memperoleh PBP berbantuan ICT dan PK adalah sama. Pencapaian KPS mahasiswa LKB kategori KAS tinggi, sedang, rendah yang memperoleh PBP berbantuan ICT lebih tinggi daripada yang memperoleh PK. c. Pencapaian KPS mahasiswa LKA kategori KAS tinggi yang memperoleh PBP berbantuan ICT tergolong baik, KAS sedang tergolong cukup, dan KAS rendah tergolong kurang, sedangkan yang memperoleh PK dengan KAS tinggi tergolong cukup, KAS sedang dan rendah tergolong kurang. Pencapaian KPS mahasiswa LKB kategori KAS tinggi, sedang, rendah yang memperoleh PBP berbantuan ICT dan PK dalam kategori kurang. Secara keseluruhan, pencapaian KPS mahasiswa yang memperoleh PBP berbantuan ICT kategori KAS tinggi tergolong cukup, kategori KAS sedang dan rendah tergolong kurang, sedangkan yang memperoleh PK kategori KAS tinggi, sedang, rendah tergolong kurang. 2. a. Peningkatan KPS mahasiswa yang memperoleh PBP berbantuan ICT lebih tinggi daripada PK pada setiap level kelas dan keseluruhan.