Kinerja Perusahaan Analisis Fundamental

29 4. Laba akuntansi merlukan pengukuran tentang biaya expenses dalam bentuk cost historis. 5. Laba akuntansi menghendaki adanya perbandingan matching antara pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

2.3.2 Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan perusahaan selama periode waktu tertentu. Untuk mengetahui kondisi kinerjanya, maka perusahaan dapat melakukannya dengan menilai kinerja perusahaannya. Menurut Mulyadi 2001, penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas suatu organisasi, bagan organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya, merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil dari kinerja pada waktunya, serta penghargaan baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar merubah baik tindakan dan hasil yang diinginkan. Ukuran kinerja perusahaan dapat dibedakan berdasarkan sumber informasi yang dipakai untuk mengukur kinerja. Informasi yang digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja bisa berupa informasi keuangan maupun non- keuangan, dan dapat didasarkan pada pengukuran internal dan eksternal. Tipe informasi keuangan internal antara lain berupa penjualan, profit margin, pendapatan operasi, dan data aktiva yang merupakan data akuntansi. Sedangkan 30 tipe informasi eksternal adalah informasi keuangan yang diperoleh dari luar perusahaan, seperti harga saham perusahaan di bursa saham dan tingkat pertumbuhan industri yang berkaitan dengan jenis usaha perusahaan. Tipe yang lain yaitu tipe informasi non-keuangan yang dapat berupa informasi non- keuangan internal maupun eksternal.

2.3.3 Analisis Fundamental

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa mendatang. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan return yang diharapkan dengan suatu risiko risk yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang diestimasi para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang current market price, sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun underprice Sunariyah, 2004. Halim 2005 menyatakan bahwa para analis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara: 1. Mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa datang. 2. Menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. 31 Untuk memperkirakan harga saham dapat menggunakan analisis fundamental yang menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut Anastasia dkk., 2003. Analisisnya dapat meliputi tren penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan, dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Menurut Sunariyah 2004, ada dua pendekatan fundamental yang umumnya digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan laba price earning ratio dan pendekatan nilai sekarang present value approach. Keterangannya adalah sebagai berikut. 1. Penilaian saham dengan pendekatan laba price earning ratio approach Pendekatan ini paling banyak digunakan oleh para investor dan analisis sekuritas. Pendekatan ini didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan laba perlembar saham di masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali. Hasil yang diharapkan dapat ditulis dengan formula berikut : Hasil yang diharapkan = ���1+�1−�0 �0 Keterangan: Div 1 P = Dividen yang diharapkan perlembar saham 1 P = Harga yang diharapkan pada akhir tahun = Harga saham sekarang 32 Lebih dari itu, analisis nilai saham juga dimaksudkan untuk menemukan kesalahan penetapan harga saham biasa. Para analis tertarik pada harga saham yang berlaku di bursa pada hari yang bersangkutan. Metode kapitalisasi pendapatan menyatakan bahwa nilai kekayaan didasarkan pada harapan investor berupa return saham yang diharapkan. Jadi analisis yang dilakukan menyangkut ramalan dividen, harga saham mendatang, dan return yang diharapkan dari saham sejenis. Formula untuk menentukan harga saham yang wajar yang berlaku sebagai berikut: P Keterangan: Div = ���1+�1 1+ ������ ���� ��ℎ������� 1 = Dividen yang diharapkan perlembar saham P 1 = Harga yang diharapkan pada akhir tahun P = Harga saham sekarang 2. Pendekatan nilai sekarang present value Dalam pendekatan ini, nilai suatu saham diestimasikan dengan cara merekapitulasi pendapatan, sehingga pendekatan ini disebut juga capitalizationincome method. Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas dimasa yang akan datang yang investor harapkan untuk diterima dari investasi pada saham tersebut. Secara matematis, formula untuk nilai intrinsik adalah sebagai berikut: V value = ∑ ���ℎ ���� �+� 33 di mana : K=tingkatreturn yang diharapkan Risk free rate of return + Risk premium Dalam metode ini, dividen digunakan sebagai dasar model analisis. Asumsinya adalah bahwa hanya dividen dapat diterima secara langsung dari perusahaan, sehingga dividen merupakan arus kas yang diharapkan dapat diterima setiap tahun pada masa yang akan datang.

2.3.4 Nilai Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 22 93

Pengaruh Market Value Added, Price Earning Ratio, dan Economic Value Added terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

2 13 84

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 7 125

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) TAHUN 2016.

0 1 133

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDIVIDUAL PADA PERUSAHAAN – PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-201

0 0 12

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Economic Value Added (EVA) 2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) - Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property y

0 1 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11