63
Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ghozali 2011
menjelaskan bahwa model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau
tidak, penelitian ini menggunakan analisis statistik. Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan untuk
menguji normalitas residua l, yaitu uji statistik non-parametik Kolmogorov- Smirnov. Dalam penelitian ini, uji normalitas data menggunakan Kolmogrov-
Smirnov test. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan apakah data-data dari masing-masing variabel terdistribusi normal atau tidak.
Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara
normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas, yaitu : 1.
H 2.
H : data normal.
a
: data tidak normal.
Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas : 1.
Signifikansi 0,05 H diterima : data normal
64
2. Signifikansi 0,05 H
ditolak : artinya data tidak normal
3.6.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang berarti antara masing-masing variabel independen dalam model
regresi. Metode untuk menguji adanya multikolinieritas dilihat pada tolerance value atau Variance Inflation Factor VIF. Batas dari tolerance value adalah 0,10
dan batas VIF adalah 10. Dalam Hair et al. 1998 dijelaskan bahwa “...jika Variance Inflation Factor VIF diatas 10 dan tolerance value dibawah 0,10”.
Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas adalah : 1.
H 2.
H : tidak ada multikolinearitas.
a
Pengambilan keputusan : : terjadi multikolinearitas.
1. Jika VIF 0,10 H
2. Jika VIF 0,10 H
ditolak: terjadi multikolinearitas.
3.6.2.3 Uji Autokorelasi