Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

78 masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat. Dengan kata lain, tidak terjadi korelasi antara variabel bebas yang begitu signifikan.

4.2.3 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2011, uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t -1 Tabel 4.4 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan penganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-Watson. Sutanto 2001 menyatakan bahwa jika nilai Durbin -2 sd +2, berarti asumsi independensi terpenuhi, sebaliknya bila nilai Durbin -2 atau +2 berarti asumsi tidak terpenuhi. Uji Autokorelasi Sumber : hasil olahan software SPSS 17 Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,864. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara -2 dan 79 +2, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi pada kesalahan pengganggu.

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2011, uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak terjadi heterokesdatisitas. Kebanyakan dari data cross-section mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, dan besar. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED,di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisis adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 80 Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas Sumber : hasil olahan software SPSS 17 Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3 Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 22 93

Pengaruh Market Value Added, Price Earning Ratio, dan Economic Value Added terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

2 13 84

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 7 125

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) TAHUN 2016.

0 1 133

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDIVIDUAL PADA PERUSAHAAN – PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-201

0 0 12

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Economic Value Added (EVA) 2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) - Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property y

0 1 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11