Komisaris Independen TINJAUAN PUSTAKA

42 1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham; 2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota stakeholders non- pemegang saham; 3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham; 4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan komisaris dan manajemen perusahaan; 5. Meningkatkan mutu hubungan dewan komisaris dengan manajemen perusahaan. Mekanisme internal governance meliputi struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksekutif. Sedangkan mekanisme external governance terdiri dari institutional ownership, pasar untuk kontrol perusahaan, dan tingkat pendanaan dengan hutang debt financing Barnhart dan Rosenstein, 1998.

2.5 Komisaris Independen

Dewan komisaris bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan untuk mengawasi kebijakan dan kegiatan yang dilakukan direksi dan manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan agar dapat berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis dalam rangka mencapai tujuan organisasi, serta memberikan nasihat bilamana diperlukan Wedari, 2004. Karena posisinya yang sangat penting dalam perusahaan, kemampuan dan pemahaman komisaris terhadap bidang usaha dan emiten akan sangat mempengaruhi persetujuan dan keputusan yang dibuat, sehingga komisaris harus memiliki dan menguasai latar belakang pendidikan di bidang ekonomi. 43 Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan memiliki peranan dalam aktivitas pengawasan. Vafeas dan Afxentiou 2000 menyatakan bahwa selain kepemilikan manajerial, peran dewan komisaris juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Fungsi monitoringyang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris. Dalam membangun sebuah model corporate governance, perusahaan harus memiliki dewan komisaris yang kredibel serta memiliki independensi. Menurut Sugiri1999, ada beberapa faktor yang harus dicermati, yaitu : 1.Faktor kuantitas. Yang harus ditata pertama kali adalah menentukan jumlah komisaris yang efektif. Jumlah tidak boleh terlalu sedikit karena akan mengganggu kinerja dewan direksi itu sendiri, tetapi juga tidak boleh terlalu banyak karena akan berdampak pada efisiensi. 2. Faktor pendidikan, di mana tugas-tugas dewan komisaris adalah berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat strategi. Oleh karena itu, dukungan latar belakang yang memadai akan sangat menentukan kualitas keahlian, pengetahuan, dan pengelolaan informasi sehingga akan berdampak pada kedalaman pengawasan yang diberikan. 3. Faktor pengalaman, di mana anggota komisaris yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik akan lebih baik apabila didukung oleh pengalaman yang cukup. Dengan memiliki pengalaman yang cukup, maka bobot dari keluasan 44 pandangannya dan ketajaman analisisnya akan menambah kredibilitas anggota komisaris. Proporsi dewan komisaris harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat, serta dapat bertindak secara independen. Menurut pencatatan Peraturan Nomor tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa, jumlah komisaris minimum 30. Dalam pola penyelenggaraan perusahaan yang baik good corporate governance, perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlah proposionalnya sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali, dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30 dari jumlah seluruh anggota komisaris Wedari, 2004. 2.6 Return Saham Ang 1997 menulis bahwa setiap investor, baik jangka panjang atau jangka pendek, memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung.Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi Hartono, 2007.Return saham diperoleh dari selisih kenaikan capital gain atau selisih penurunan capital loss. Capital gainatau capital loss sendiri diperoleh dari selisih harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa return saham adalah hasil atau keuntungan dari suatu investasi berbentuk saham yang diperoleh dari selisih kenaikan harga atau selisih penurunan harga. Return saham dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 45 1. Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. 2. Return ekspektasi expected return merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Dengan demikian return ekspektasi merupakan return yang sifatnya belum terjadi. Dalam penelitian ini return yang digunakan sebagai perhitungan adalah return realisasi. Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih suatu aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau mendapatkan peningkatan nilai investasi Husnan dan Pudjiastuti, 1998. Dalam berinvestasi, investor yang rasional akan mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan expectedreturn dan resiko risk yang terkandung dalam alternatif investasi yang dilakukan. Returnsaham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa ada tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Menurut Ang 1997, setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut return, baik langsung maupun tidak langsung. Lebih lanjut, Ang 1997 menyatakan bahwa komponen return terdiri dari dua jenis, yaitu current return dan capital gain keuntungan selisih harga. Hal yang sama diungkapkan Zainuddin dan Hartono 1999, yang menulis bahwa current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti bunga deposito, bunga obligasi, dividen, dan sebagainya. 46 Komponen kedua dari return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih harga antara harga beli dengan harga jual saham yang diperdagangkan di pasar modal dalam hal ini di Indonesia jual beli saham publik di Bursa Efek Jakarta. Dengan adanya jual beli, maka akan timbul perubahan nilai harga suatu saham berupa capital gain. Besarnya capital gain dihitung dengan menggunakan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat dihitung besarnya tingkat kembalian yang diinginkan expectedreturn Hartono, 2000. Expected return merupakan return kembalian yang diharapkan oleh investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Ang 1997 menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi return suatu investasi meliputi faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemen, struktur permodalan, struktur utang, tingkat laba yang dicapai,serta kondisi-kondisi internal perusahaan yang lain. Faktor eksternal perusahaan meliputi pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industri, faktor ekonomi, dan sebagainya.Zainuddin dan Hartono 1999 membedakan konsep return menjadi dua kelompok, yaitu return tunggal dan return portofolio. Return tunggal merupakan return yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang terjadi berdasarkan data historis dan berfungsi sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi di masa yang akan datang. 47 Returnekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang Hartono, 1998. Return realisasi dihitung dengan formula: R it R = ���−����−1+�� ����−1 it Merupakan hasil saham secara individual perusahaan yang diperoleh pada saat tertentu. Hasil saham diukur dalam proporsi, semakin besar hasil saham individual menunjukkan kemampuan saham menghasilkan keuntungan. : Return saham i pada saat t P it Merupakan harga saham individual perusahaan saat tertentu atau penutupan. :Harga saham i pada saat t P itt-1 :Harga Saham i pada saat t Merupakan harga saham individual perusahaan pada satu periode sebelumnya atau harga awal periode. -1 D 1 Merupakan dividen saham individual perusahaan yang dibagikan perusahaan pada saat perusahaan membagikan dividen. Dividen ini biasanya dibagikan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Jika pada bulan tertentu perusahaan tidak membagikan dividen, maka dividen = 0. :Dividen Saham i 48

2.7 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

Pengaruh Laba Akuntansi, Profitabilitas, Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2011 - 2013

0 22 93

Pengaruh Market Value Added, Price Earning Ratio, dan Economic Value Added terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

2 13 84

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 7 125

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) TAHUN 2016.

0 1 133

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDIVIDUAL PADA PERUSAHAAN – PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-201

0 0 12

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Economic Value Added (EVA) 2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) - Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property y

0 1 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11