72
Nining Fitriyaningsih, 2013 Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa Studi Kuasi
Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3 Pengelompokkan Konsep Diri Siswa
Berdasarkan hasil pretest, siswa dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Rakhmat dan Solehuddin 1988 mengelompokkan
tiga kategori dengan menggunakan rumus: Tinggi : Mean + Standard Deviasi 0,5.
Sedang : Mean - Standard Deviasi 0,5 sampai Mean + Standard Deviasi 0,5. Rendah : Mean - Standard Deviasi 0,5.
F. Rencana Pengembangan Program
Perencanaan dan pengembangan program perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut yaitu karakteristik siswa serta kebutuhan bimbingan dan
konseling, dasar dan tujuan lembaga pendidikan tersebut, kemampuan lembaga menyediakan dana dan fasilitas yang diperlukan, lingkup sasaran dan
prioritas kegiatan, jenis kegiatan serta layanan yang menjadi prioritas serta ketersediaan tenaga profesional untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling Nurikhsan, 2005:40. Karakteristik serta kebutuhan siswa menjadi hal utama yang harus
diperhitungkan. Berdasar hal tersebut perencanaan program dalam penelitian ini didasarkan atas analisa kebutuhan siswa, berdasarkan profil konsep diri
yang diukur menggunakan 40 butir instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Tahapan rencana pengembangan program yang disusun adalah
sebagai berikut :
73
Nining Fitriyaningsih, 2013 Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa Studi Kuasi
Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Melakukan pretest terhadap 23 siswa menggunakan instrumen konsep diri
yang telah valid dan reliable. 2.
Hasil pretest yang diperoleh dianalisa untuk mengetahui analisa kebutuhan bimbingan baik secara individu maupun kelompok.
3. Berdasar analisa pretest siswa disusun rumusan program hipotetik untuk
mengembangkan konsep diri siswa. Landasan pengembangan program disusun berdasar hasil analisa kebutuhan konsep diri siswa yang memiliki
kategori terendah seperti ditunjukan dalam tabel 3.7 di bawah ini. Tabel 3.7
Aspek Indikator Penelitian dan Hasil rata-Rata Nilai Pretest
No. Aspek
Indikator Mean
Rangking Rendah ke
Tinggi 1
Fisik 1.
Mampu menerima dirinya apa adanya
3.1 1
2. Mampu menjaga kondisi
tubuhnya 3.9
8 2
Psikis 1.
Memiliki sikap positif 3.53
2 2.
Memiliki pandangan positif 3.62
3 3
Moral Keyakinan terhadap moral
3.73 4
1. Hubungan baik dengan keluarga
3.85 7
2. Hubungan
baik dengan
masyarakat 4
9 4
Sosial 3.
Mampu melakukan tugas di sekolah
3.84 6
4. Hubungan baik dengan guru dan
teman 3.8
5
Adapun rumusan program hipotetik untuk mengembangkan konsep diri siswa berdasar rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling
dalam jalur pendidikan formal yang diterbitkan oleh Dirjen Peningkatan Mutu
74
Nining Fitriyaningsih, 2013 Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa Studi Kuasi
Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pendidik dan Kependidikan Depdiknas memiliki struktur program yang memuat rasional, visi misi, deskripsi kebutuhan, tujuan program, komponen,
materi, pelaksanaan, rencana operasional dan evaluasi program. Penjabaran struktur program adalah sebagai berikut :
1. Rasional berupa penjelasan tentang dasar teori serta dasar empiris sebagai
need assessment pembuatan program bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsep diri siswa.
2. Visi dan Misi menjelaskan tentang visi misi sekolah serta visi misi
program bimbingan kelompok. 3.
Deskripsi Kebutuhan berupa penjelasan tentang pencapaian konsep diri siswa, sebagai dasar pembuatan satuan layanan bimbingan kelompok.
Rumusan hasil
needs assessment
penilaian kebutuhan
siswa diaplikasikan ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan
dikuasai siswa. 4.
Tujuan Program adalah rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai oleh siswa setelah memperoleh layanan
bimbingan kelompok. Selain itu penyadaran dilakukan untuk membangun pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap perilaku yang harus
dipelajari dan dikuasai. Pada akhirnya adalah proses tindakan yaitu mendorong siswa untuk mewujudkan perilaku yang harus dikuasai dalam
tindakan nyata sehari-hari.
75
Nining Fitriyaningsih, 2013 Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa Studi Kuasi
Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5. Komponen Program adalah penjelasan tentang empat komponen layanan
yaitu layanan dasar, responsif, perencanaan individual serta dukungan sistem.
6. Materi Program berupa penjelasan tentang rencana materi yang akan
disampaikan sesuai dengan deskripsi kebutuhan yang telah dibuat. 7.
Pelaksana Program adalah pihak-pihak yang turut terlibat dalam penelitian.
8. Rencana Operasional Bimbingan Kelompok diperlukan untuk menjamin
layanan program bimbingan kelompok dapat berjalan efektif dan efisien. Rencana program adalah uraian detil program yang menggambarkan
struktur isi program. 9.
Evaluasi program diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Melalui evaluasi
dapat diketahui tingkat keberhasilan layanan yang dilakukan serta ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan
mengembangkan program selanjutnya. Adapun aspek yang dievaluasi meliputi aspek proses dan hasil layanan berupa 1 kesesuaian antara
program dan pelaksanaan, 2 keterlaksanaan program, 3 kendala yang dihadapi, 4 respon siswa terhadap layanan bimbingan, 5 perubahan
kemajuan siswa ditinjau dari pencapaian tujuan layanan bimbingan kelompok.
Perumusan program bimbingan kelompok yang efektif dapat diketahui dari dilakukannya penimbangan kelayakan terhadap program oleh pakar dan
76
Nining Fitriyaningsih, 2013 Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa Studi Kuasi
Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
praktisi bidang bimbingan dan konseling dalam hal ini adalah Prof. Dr. Syamsu Yusuf, M.Pd, Dr. Ipah Sarpah M.Pd serta Dra. Ida Farida M.Pd.
Validasi dilakukan untuk mengetahui ketepatan isi program dengan tujuan penelitian, sistematika perumusan program serta bahasaredaksional program.
Selain itu validasi juga dilakukan untuk mengetahui keefektivan layanan yang diberikan.
Penimbang dimohon untuk memeriksa dan memberikan masukan bagi perbaikan program sebelum diujikan ke lapangan. Berdasarkan hasil
pertimbangan tersebut, diperoleh program yang layak diujicobakan. Hasil validasi program bimbingan kelompok berupa perbaikan substansi
maupun redaksional, diantaranya aspek rasional agar dibuat menjadi lebih ringkas, visi dan misi dihilangkan, pembuatan action plan serta evaluasi
program agar lebih spesifik. Program yang telah divalidasi diujicobakan kepada siswa berdasarkan analisa kebutuhan siswa. Tabel 3.8 memuat
rancangan materi layanan yang diberikan pada siswa sebagai berikut. Tabel 3.8
Materi Layanan berdasar Analisa Kebutuhan Siswa
No. AspekIndikator
Rangking Rendah ke
Tinggi Mean
Materi Layanan 1
FisikMampu menerima dirinya apa adanya
1 3.1
1. Pengertian Konsep Diri 2. Pemahaman Diri
2 PsikisMemiliki sikap
positif PsikisMemiliki
pandangan positif 2
3 3.53
3.6 3. Bersikap Percaya Diri
4. Bersikap Optimis 5. Menjadikan diri pribadi
berkonsep diri positif
3 MoralKeyakinan
4 3.73
6. Etika pergaulan remaja
77
Nining Fitriyaningsih, 2013 Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa Studi Kuasi
Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
terhadap moral 7. Beribadah dengan baik
4 SosialHubungan baik
dengan guru dan teman 5
3.8 8. Komunikasi dan
hubungan antar pribadi
Deskripsi implementasi program bimbingan kelompok dilaksanakan melalui delapan pertemuan tatap muka dengan metode klasikal, permainan,
diskusi, menulis serta pemutaran video yang menunjang pengembangan konsep diri siswa.Pemberian layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada
bulan November dan Desember 2012 sebanyak delapan kali pertemuan, dengan jadwal sebagai berikut.
Tabel 3.9. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
No Tanggal
Materi Layanan 1
14 Oktober 2012 Pretest
2 22 November 2012
Pengertian konsep diri 3
24 November 2012 Pemahaman diri
4 29 November 2012
Bersikap percaya diri No
Tanggal Materi Layanan
5 1 Desember 2012
Bersikap optimis 6
6 Desember 2012 Etika pergaulan remaja
7 8 Desember 2012
Beribadah dengan baik 8
17 Desember 2012 Komunikasi dan hubungan antar pribadi
9 20 Desember 2012
Menjadikan diri pribadi berkonsep diri positif 10
21 Desember 2012 Posttest
Penjelasan secara operasional tentang kegiatan layanan bimbingan kelompok yang dituangkan dalam Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
SKLBK diuraikan secara rinci di bagian lampiran.
121
Nining Fitriyaningsih, 2013 Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa Studi Kuasi
Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dan rekomendasi diuraikan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Profil Konsep Diri Siswa
Hasil analisa data awal menunjukkan bahwa dari 23 siswa kelas VIII SMPT 13 Kota Serang yang dijadikan responden penelitian, sebanyak 1 orang memiliki
konsep diri sangat tinggi, 2 orang berkonsep diri tinggi, 10 orang sedang, 9 orang rendah dan 1 orang sangat rendah. Responden dengan konsep diri rendah dan
sangat rendah seluruhnya berjumlah 10 orang mendapat layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi. Dari hasil pretest maka 3 indikator mendapat
nilai terendah yaitu pada aspek fisik indikator mampu menerima diri apa adanya, aspek psikis indikator memiliki sikap positif dan memiliki pandangan positif.
Berdasar hasil pretest maka disusunlah program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Program Bimbingan Kelompok
Fokus penyusunan program diutamakan pada upaya mengatasi masalah konsep diri siswa yang rendah, untuk selanjutnya sebagai upaya pencegahan,
penyaluran dan pengembangan. Setelah mendapat layanan berupa bimbingan kelompok dengan metode diskusi terjadi peningkatan yang signifikan yaitu pada