EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA :Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMP Terbuka Kota Serang.

(1)

i

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMP Terbuka Kota Serang)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh :

NINING FITRIYANINGSIH 0908843

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2 0 1 3


(2)

ii

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN

KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN

KONSEP DIRI SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen pada

Siswa SMP Terbuka Kota Serang)

Oleh

Nining Fitriyaningsih

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Nining Fitriyaningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

iii

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I

Dr. AGUS TAUFIK M.Pd NIP 19590331198031002

PEMBIMBING II

Dr. NANI SUGANDHI M.Pd NIP 19570830 198101 2 001

Mengetahui


(4)

iv

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. NANDANG RUSMANA, M.Pd NIP 19600501 198603 1 004


(5)

i

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Efektivitas Program Bimbingan Kelompok dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa SMPN Terbuka Kota Serang). Tujuan penelitian adalah menemukan efektivitas program bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsep diri siswa. Metode penelitian menggunakan eksperimen kuasi. Populasi yang diambil adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Terbuka Kota Serang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian pretest, posttest dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) konsep diri siswa kelas VIII SMP Negeri Terbuka Kota Serang tergolong sedang yaitu siswa yang masih mudah dipengaruhi orang lain (teman sebaya), merasa belum percaya diri akan kemampuannya, kadang-kadang merasa rendah diri, (2) bimbingan kelompok berpengaruh signifikan dalam mengembangkan konsep diri siswa. Dengan demikian, peneliti merekomendasikan agar bimbingan kelompok dapat digunakan guru BK di sekolah dalam mengembangkan konsep diri siswa.


(6)

ii

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)


(7)

i

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Asumsi Penelitian ... 9

F. Hipotesis Penelitian ... 10

G. Metode Penelitian ... 10

H. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 12

BAB II. UPAYA PENGEMBANGAN KONSEP DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK A. Konsep Diri ... 13

1. Pengertian Konsep Diri ... 13

2. Aspek-Aspek Konsep Diri ... 15

3. Jenis-jenis Konsep Diri ... 17

4. Perkembangan Konsep Diri ... 19

5. Pengukuran Konsep Diri ... 24

B. Bimbingan Kelompok ... 28

1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 28

2. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 31

3. Tujuan dan Manfaat Bimbingan Kelompok ... 33

4. Karakteristik Bimbingan Kelompok ... 35


(8)

ii

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Tahapan Bimbingan Kelompok ... 45

C. Upaya Pengembangan Konsep Diri Siswa melalui Bimbingan Kelompok ……….………. 48

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 53

B. Prosedur Penelitian ... 55

C. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 58

D. Variabel Penelitian ... 59

E. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 62

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 77

1. Profil Konsep Diri Siswa Kelas VIII SMPT 13 ... 77

2. Profil Aspek dan Indikator Konsep Diri Siswa ... 79

3. Analisis Kebutuhan Bimbingan ... 88

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 103

C. Pengamatan Pelaksanaan Bimbingan dan Hasil yang Dicapai ……… 111

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 121

B. Rekomendasi …….………. 122

DAFTAR PUSTAKA ……… 124

LAMPIRAN LAMPIRAN ……… 128


(9)

iii

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Karakteristik Bimbingan Kelompok ………. 37

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Siswa (sebelum uji coba)…. 63

3.2 Kriteria Penilaian (skor) Alternatif Jawaban untuk Setiap Item 65

3.3 Metode Pengumpulan Data ………... 65

3.4 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Konsep Diri ………. 68

3.5 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Konsep Diri ………….. 69

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Siswa (setelah uji coba)…… 71

3.7 Hasil Nilai Rata-Rata Pretest 10 Siswa per Indikator dan urutannya 75 3.8 Materi Layanan ……….. 77

3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Kelompok ………… 78

3.10 Rencana Operasional ………. 79

4.1 Profil Konsep Diri Siswa SMPN Terbuka 13 Kota Serang …… 73

4.2 Aspek dan Indikator Penelitian Konsep Diri Siswa ……… 75

4.3 Skor Konsep Diri per Aspek dan Indikator ……… 76

4.4 Profil Aspek Fisik Siswa ……… 77

4.5 Profil Aspek Psikis Siswa ……….. 79

4.6 Profil Aspek Moral Siswa ……….. 81

4.7 Profil Aspek Sosial Siswa ……….. 82

4.8 Skor Konsep Diri 10 Siswa Terendah ……… 84

4.9 Hasil Rata-rata Nilai Pretest 10 Siswa Tiap Indikator ………… 85

4.10 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ………… 98

4.11 Hasil Perbandingan Rata-rata Nilai Sebelum dan Sesudah Layanan ……….. 106


(10)

iv

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Tahap Pertumbuhan Kelompok ……… 47

3.1 Alur Penelitian ……… 58

3.2 Hubungan antar Variabel.……… 60

4.1 Profil Konsep Diri Siswa SMPT 13 Kota Serang ………... 74

4.2 Skor Konsep Diri Siswa Sebelum Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ……… 77

4.3 Profil Aspek Fisik Konsep Diri Siswa ……… 78

4.4 Profil Aspek Psikis Konsep Diri Siswa ……… 80

4.5 Profil Aspek Moral Konsep Diri Siswa ……… 81

4.6 Profil Aspek Sosial Konsep Diri Siswa ……… 83

4.7 Hasil Rata-rata Nilai Pretest 10 Siswa Tiap Indikator ……. 86

4.8 Hasil Pretest Responden 1 ……… 87

4.9 Hasil Pretest Responden 2 ……… 88

4.10 Hasil Pretest Responden 3 ……… 89

4.11 Hasil Pretest Responden 4 ……… 90

4.12 Hasil Pretest Responden 5 ……… 91

4.13 Hasil Pretest Responden 6 ……… 92

4.14 Hasil Pretest Responden 7 ……… 93

4.15 Hasil Pretest Responden 8 ……… 94

4.16 Hasil Pretest Responden 9 ……… 95


(11)

v

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)


(12)

vi

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)


(13)

1

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian dan lokasi serta sampel penelitian. Adapun uraiannya sebagai berikut:

A. Latar Belakang Masalah

Fase remaja adalah masa kehidupan individu menjelang dewasa. Pada jenjang ini kebutuhan remaja telah semakin kompleks, interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuain diri terhadap lingkungannya, remaja mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan dan bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, dewasa, dan orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

Setiap fase dalam kehidupan individu memiliki tugas perkembangan. Tugas perkembangan terkait dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang


(14)

2

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan fase perkembangannya. Adapun munculnya tugas perkembangan disebabkan adanya faktor-faktor kematangan fisik, tuntutan masyarakat secara kultural, tuntutan dan dorongan dari individu itu sendiri dan tuntutan norma agama. Jika remaja sanggup melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik, maka ia akan merasa bahagia dan puas. Sebaliknya, jika ia gagal, maka tugas perkembangan fase berikutnya dapat terganggu.

Siswa sekolah menengah pertama (SMP) dikategorikan sebagai remaja. Masa ini dapat diperinci menjadi beberapa masa yaitu : (1) masa praremaja (remaja awal), (2) masa remaja (remaja madya) dan (3) masa remaja akhir, seperti dikemukakan oleh Syamsu Yusuf (2009:29). Sedangkan menurut Hurlock (1964), rentangan usia remaja itu antara 13 sampai dengan 21 tahun dan dibagi menjadi usia masa remaja awal 13-17 tahun dan remaja akhir 17-21 tahun. WHO menetapkan batas usia 19-20 tahun sebagai batasan usia remaja, dengan pembagian fase remaja awal antara 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.

Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual, emosional dan sosial. Remaja sangat membutuhkan dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Ketika seorang remaja mengalami suatu masalah hingga ia menutup hubungan sosialnya dengan lingkungannya hal ini dinyatakan sebagai suatu krisis identitas (Erick Erickson,1982). Proses pembentukan identitas diri dan konsep diri seseorang adalah suatu hal yang kompleks. Konsep diri seorang anak tidak hanya dari bagaimana ia percaya


(15)

3

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang keberadaan dirinya tapi juga bagaimana orang lain percaya terhadap keberadaan dirinya. Erickson menyimpulkan bahwa masa remaja adalah fase dimana anak ingin menentukan jati dirinya dan penemuan jati diri ini dipengaruhi oleh pengaruh sosiokultural.

Masa remaja sering juga disebut sebagai masa yang penuh gejolak. Berbagai tuntutan di sekelilingnya dapat menimbulkan masalah bagi remaja, baik secara pribadi maupun secara sosial. Bila remaja memiliki pertahanan diri yang kuat maka ia dapat terhindar dari pengaruh yang tidak baik. Begitu juga sebaliknya. Pertahanan diri ini dapat berupa rasa percaya diri yang positif atau dengan kata lain remaja dapat merespon segala sesuatu secara positif. Keadaan ini berawal dari kemampuan seseorang untuk memahami serta menilai dirinya secara positif, atau menurut istilah yang lebih popular remaja memiliki konsep diri yang baik atau positif.

Konsep diri merupakan inti dari kepribadian yang menjadi landasan bagi terwujudnya perilaku remaja. Dengan kata lain cara remaja berperilaku/berpenampilan akan banyak ditentukan oleh kualitas konsep dirinya. Konsep diri merupakan konsep gambaran pandangan mengenai diri sendiri yang bersumber dari suatu perangkat keyakinan dan sikap terhadap dirinya sendiri. Setiap individu akan memiliki konsep diri dalam berbagai bentuk yang berlainan yang akan menentukan perwujudan kualitas kepribadiannya. Konsep diri dapat bersifat positif dan negativ. Yang harus diwujudkan dalam diri individu adalah


(16)

4

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep diri yang positif sehingga mampu menampilkan kepribadian yang positif pula.

Dalam perkembangannya konsep diri dipengaruhi oleh banyak hal. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Cooley (Calhoun & Acocella, 1995:77) bahwa konsep diri seseorang akan menggunakan orang lain sebagai cermin dalam menunjukkan diri yang sebenarnya atau dikenal sebagai diri yang tampak sebagai cermin. Pendapat ini dikembangkan kembali oleh Mead (1995:77) yang mengungkapkan bahwa diri ini berkembang melalui dua tahap yaitu internalisasi sikap orang lain terhadap diri dan tahap selanjutnya adalah internalisasi norma masyarakat. Hal ini didukung oleh Baldwin & Holmes (Calhoun & Acocella, 1995:79) yang menyatakan bahwa konsep diri adalah ciptaan sosial, hasil belajar melalui hubungan dengan orang lain.

Penulisan tesis ini menitikberatkan pada remaja di sekolah menengah pertama terbuka (SMPT) berdasarkan anggapan bahwa SMPT merupakan sekolah dimana siswanya pada umumnya berasal dari golongan menengah ke bawah baik secara ekonomi dan sosial. Hal ini sesuai dengan Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMP Terbuka yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Mandikdasmen Departemen Pendidikan Nasional Januari 2008 bahwa latar belakang berdirinya SMP Terbuka adalah sebagai salah satu cara menjangkau anak-anak dari masyarakat lapis bawah yang kurang beruntung, yang jumlahnya


(17)

5

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cukup besar dan kondisi sosial ekonominya lemah dan kenyataan di lapangan bahwa 30% siswa SD/MI tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Kebijakan yang dikeluarkan Direktorat Pembinaan SMP untuk mengatasi masalah di atas selain dengan mendirikan sekolah baru, mengoptimalkan daya tampung SMP yang sudah ada, adalah dengan mendirikan SMP Terbuka baik regular maupun mandiri.

Menurut Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMP Terbuka, sampai dengan tahun 2008 ada 2.574 SMPT. Dalam periode 1998 sampai dengan 2008 ada 1.071 SMPT tutup atau berhenti beroperasi. Hal ini antara lain dikarenakan kurangnya pembinaan dari instansi terkait. Selain itu dari segi kemampuan akademik, pada umumnya siswa SMP Terbuka berada di bawah prestasi SMP Reguler. Hal ini dapat dipahami karena rata-rata masukan siswa SMPT memang lebih rendah daripada SMP Reguler.

Latar belakang siswa yang berasal dari golongan menengah ke bawah menjadi salah satu faktor siswa menjadi minder, rendah diri dan tertutup atau bahkan sebaliknya menjadi asosial dan berani melanggar peraturan dan bersikap seenaknya. Hal ini dikarenakan siswa memiliki konsep diri yang negativ. Masalah yang sering ditemui di SMP Terbuka melalui wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas delapan pada tanggal 05 September 2011 antara lain :

1. Pada umumnya siswa bersikap tertutup, pendiam dan minder

2. Siswa cenderung cuek dan acuh tak acuh terhadap peraturan sekolah 3. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa


(18)

6

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kurangnya tata krama, dan etika sopan santun baik terhadap guru maupun dengan sesama siswa (berkata kotor, kasar, membentak)

5. Banyak siswa yang masuk sekolah hanya saat menjelang ulangan, ujian dan saat pemberian beasiswa dari sekolah

6. Peran dan dukungan orangtua sangat kurang, dan lainnya.

Permasalahan tersebut tentunya harus segera mendapatkan penanganan yang menyeluruh. Penanganan yang menyeluruh tersebut dapat dilakukan oleh berbagai pihak baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berkewajiban membantu siswa dalam proses perkembangannya. Dimana tujuan pendidikan antara lain menjadikan manusia sebagai manusia yang baik.

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak pihak yaitu peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat dan orangtua peserta didik. Karena itu untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, semua pihak harus berperan dan berpartisipasi secara aktif. Salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan adalah bimbingan dan konseling.

Dengan adanya bimbingan dan konseling, berupa program layanan yang mengarah pada pengembangan konsep diri diharapkan dapat membantu siswa dalam mengenali dirinya, mampu mengarahkan dirinya secara tepat, dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya agar dapat berkembang secara optimal.


(19)

7

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di samping program yang disusun secara komprehensif, adanya suatu teknik atau strategi khusus yang digunakan seorang konselor juga sangat penting. Karena dengan adanya teknik yang tepat, hasil yang didapat akan sesuai dengan yang diharapkan.

Bimbingan kelompok adalah bimbingan yang dilaksanakan secara kelompok terhadap sejumlah individu sekaligus. Hal ini dilaksanakan jika masalah yang dihadapi mempunyai kesamaan atau saling memiliki hubungan, serta mempunyai kesediaan untuk dilayani secara kelompok. Bimbingan kelompok memungkinkan setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya untuk mencegah timbulnya masalah dan pengembangan pribadinya. Bimbingan kelompok lebih bersifat efektif dan efisien karena dilaksanakan sekaligus terhadap lebih dari seorang individu.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok yaitu pemberian informasi, diskusi kelompok, pemecahan masalah, bermain peran, simulasi, dan karyawisata. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode permainan, diskusi kelompok serta pemberian informasi.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri sangat penting dalam perkembangan kepribadian remaja. Dan salah satu cara untuk mengembangkan/mengarahkannya adalah melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dan pemberian informasi Berdasar hal tersebut penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Program


(20)

8

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Konsep Diri Siswa. Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa SMP Terbuka Kota Serang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah hal yang sangat penting bagi remaja/siswa. Berdasarkan pra penelitian berupa wawancara dengan guru dan kepala sekolah yang dilakukan, masih banyak siswa kelas VIII yang memiliki konsep diri yang belum positif seperti membolos saat jam belajar, berkelahi di sekolah, tidak mengerjakan tugas-tugas dari guru, datang terlambat, berkata-kata kasar seperti membentak dan kata-kata kotor, menipu, berbohong, rendah diri dan merasa tidak bisa bergaul, kurang menghormati guru, dan sering melanggar tata tertib sekolah. Siswa belum memiliki pemahaman yang baik dan positif tentang bagaimana berperilaku.

Sebagai upaya mengembangkan konsep diri siswa maka diupayakan melalui bimbingan dan konseling. Masalah yang dihadapi oleh Guru Bimbingan dan Konseling adalah bimbingan dan konseling yang bagaimana yang lebih efektif, sehingga dapat diaplikasikan di sekolah. Untuk menemukan bimbingan dan konseling yang efektif dan tepat maka penulis melakukan penelitian dengan metode bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, permainan, klasikal, serta sosiodrama. Agar penelitian lebih terarah maka disusun rumusan masalahnya yaitu: “Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Konsep Diri Siswa ”. Mengacu pada rumusan masalah tersebut, penjabarannya dituangkan dalam pertanyaan lebih khusus, yaitu:


(21)

9

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Bagaimana gambaran konsep diri siswa SMP Terbuka?

2. Bagaimanakah rumusan program bimbingan kelompok yang dapat meningkatkan konsep diri siswa?

3. Bagaimana efektivitas bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsep diri siswa SMP Terbuka?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum adalah mengetahui efektivitas bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsep diri siswa di SMP Terbuka.

Tujuan khusus penulisan tesis ini adalah : 1. Mengetahui konsep diri siswa SMP Terbuka

2. Rancangan program bimbingan kelompok yang dapat meningkatkan konsep diri siswa.

3. Efektivitas bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa SMP Terbuka

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoretis : memberikan sumbangan secara ilmiah bagi pengembangan dunia pendidikan pada umumnya dan bagi bimbingan konseling di SMP khususnya SMP Terbuka.

2. Manfaat praktis : sebagai masukan bagi guru-guru bimbingan dan konseling, sebagai masukan bagi siswa, dan bagi peneliti diharapkan mampu menambah wawasan dalam pengembangkan program bimbingan konseling di sekolah. E. Asumsi Penelitian


(22)

10

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penelitian ini mempunyai asumsi sebagai berikut:

1. Siswa kelas VIII SMP berada pada fase remaja yang ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual, sosial dan emosional sehingga membutuhkan perhatian dan pengakuan dari kelompoknya (Erick Erickson, 1982).

2. Bimbingan kelompok dimaksudkan sebagai arahan bagi siswa berperilaku dan mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada siswa (Rochman, 1987:32).

3. Dalam bimbingan kelompok siswa didorong untuk berpartisipasi aktif sehingga meningkatkan kepercayaan dirinya (Nandang, 2009:14).

4. Bimbingan kelompok bersifat memberi kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, mendorong individu mengoptimalkan perilaku positif dan perwujudan dirinya (Gazda et al, 1967).

5. Perilaku positif individu sebagai perwujudan konsep diri positif. Konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian individu (Hurlock, 1990:238).

6. Konsep diri berperan sentral dalam tingkah laku manusia, bahwa semakin besar kesesuaian antara konsep diri dan realitas semakin meningkatkan penerimaan dirinya (Rogers, 1993:353).

F. Hipotesis Penelitian

Bimbingan kelompok cukup efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa atau dengan kata lain bimbingan kelompok memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan konsep diri siswa.


(23)

11

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui keefektifan bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah quasi eksperimental research/penelitian eksperimental semu. Quasi eksperimen adalah bentuk pengembangan dari true eksperiment. Menurut Sugiyono (2010:14) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk melihat perkembangan konsep diri siswa. Pengujian dilakukan sebelum siswa diberikan treatment (perlakuan) melalui bimbingan kelompok dengan pre test berupa instrumen, kemudian setelah dilakukan bimbingan dengan tekhnik bimbingan kelompok, diadakan pengujian kembali dengan melakukan pasca test. Hasil perlakuan diharapkan dapat lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Dalam desain ini, peserta penelitian adalah tidak dipilih secara acak untuk menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, setiap peserta kelompok diberi pretest dan posttest.


(24)

12

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pre test Treatment Posttest

Kelompok eksperimen O1 X O2

Desain penelitian dipilih seluruh siswa kelas VIII. Sebelum bimbingan kelompok dilakukan, siswa diminta untuk mengisi instrument konsep diri agar didapat gambaran konsep diri siswa. Instrumen konsep diri dianalisis, hasilnya untuk mengetahui kebutuhan siswa yang dijadikan tujuan, diberikannya layanan bimbingan kelompok. Setelah program dibuat, maka siswa diberi perlakuan/treatment melalui strategi bimbingan kelompok. Setelah pemberian perlakuan, maka dilakukan pasca test untuk mengetahui seberapa besar peranan bimbingan kelompok dalam mengembangkan konsep diri siswa.

H. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian di SMPN Terbuka 13 (SMPN Terbuka Lukmanul Hakim) Kota Serang, Jalan Lontar Baru Serang. SMPN Terbuka 13 menginduk langsung ke SMPN 13, sedangkan kegiatan pembelajaran sehari-hari berlangsung di Mushola Kampus UPI Kaujon Serang yaitu siang hari dari pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.

Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII (delapan) yang berjumlah kurang lebih 23 siswa. Adapun alasan ditunjuknya siswa kelas VIII sebagai sampel karena siswa kelas IX (sembilan) sedang disibukan dengan persiapan Ujian Nasional 2012.


(25)

53

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan penelitian dalam rangka penyusunan tesis. Bab ini membahas tentang metode dan desain penelitian , prosedur penelitian, lokasi dan subyek penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan instrument penelitian dan prosedur pengolahan data. A.Metode dan Desain Penelitian

Proses suatu penelitian ilmiah dimulai dari perencanaan, pengumpulan data dan pengolahan data yang harus diputuskan secara tepat dalam bentuk metode penelitian yang sesuai. Ketepatan dimaksudkan mengenai relevansi antara metode penelitian yang digunakan dengan masalah yang diteliti, sehingga penelitian akan berjalan efektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena tujuan akhir penelitian adalah memecahkan masalah dan menghasilkan kesimpulan yang sebenarnya serta tidak diragukan lagi. Hal cukup penting bagi seorang peneliti adalah menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dengan penggunaan metode penelitian yang tepat dan sesuai diharapkan penelitian dapat berjalan dengan baik, terarah dan sistematis.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Borg menjelaskan bahwa eksperimen adalah salah satu metode penelitian kuantitatif yang membuktikan hubungan sebab akibat antara dua atau lebih variabel. Lebih lanjut dikutip sebagai berikut :


(26)

54

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The experiment is one of the quantitative research method for establishing cause and effect relationship between two or more variables (Borg,2003;365).

Tidak berbeda jauh dengan yang dijelaskan oleh Nana (2004:232) bahwa penelitian eksperimen mengukur pengaruh satu atau beberapa variabel terhadap variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang akan diukur adalah apakah variabel bimbingan kelompok memiliki pengaruh terhadap peningkatan konsep diri siswa. Sedangkan desain yang digunakan menggunakan one group pretest posttest design dengan tiga langkah sebagai berikut :

a.Administration of a pretest measuring the dependet variable

b.Implementation of the experimental treatment (independent variable) for participants, and;

c.Administration of a posttest that measures the dependent variable again.

The effects of the experimental treatment are determined by comparing the pretest and posttest scores. (Borg,2003; 389)

Borg menjelaskan bahwa langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pretest untuk mengukur variabel terikat, dalam penelitian ini yaitu konsep diri. Langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan/perlakuan terhadap subyek penelitian sesuai dengan hasil pretest yang didapatkan. Tindakan yang dilakukan berupa metode diskusi kelompok yang dalam penelitian ini merupakan variabel bebas. Langkah yang terakhir adalah melakukan posttest terhadap subyek penelitian. Sedangkan hasil dari metode eksperimen adalah perbandingan antara hasil pretest dan postest yang diperoleh. Apakah dengan adanya tindakan/perlakuan terhadap subyek penelitian hasil postest dapat meningkat/lebih besar daripada pretest. Atau


(27)

55

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kata lain apakah dengan digunakannya metode diskusi kelompok dapat meningkatkan konsep diri siswa.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur merupakan tata cara yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Adapun prosedur kegiatan penelitian yang dilakukan adalah.

1. Tahap Persiapan

Persiapan merupakan tahap awal dari penelitian, oleh karena itu harus ada persiapan yang matang sehingga penelitian berjalan dengan lancar. Adapun tahap persiapan yang dilakukan adalah:

a. Melakukan penjajagan terhadap subjek dan lokasi penelitian untuk memperoleh data awal sehingga mendapat gambaran yang lengkap dan jelas mengenai masalah yang akan diteliti.

b. Melakukan pendalaman materi bacaan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

c. Penyusunan desain penelitian.

d. Penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian.

e. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Direktur Pascasarjana UPI untuk melakukan penelitian di SMP Terbuka 13 Kota Serang.

f. Menghubungi Kepala SMP Terbuka 13 Kota Serang.dengan memberikan surat izin penelitian dari Direktur Pascasarjana UPI untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.


(28)

56

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Penyempurnaan instrumen jika diperlukan setelah diujicobakan. Dalam hal ini instrumen yang akan digunakan dinilai oleh dua orang tim penilai ahli dan berkompeten di bidangnya meliputi substansi, struktur bahasa dan isi. Setelah disetujui, instrument tersebut diujicobakan kepada responden yaitu siswa kelas VIII SMPN Satap Curug Kota Serang. Selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Hanya instrumen hasil uji coba yang valid dan reliabel yang akan digunakan dalam pretest bagi subyek penelitian yang sesungguhnya. 2. Tahap Pelaksanaan

Setelah persiapan cukup, penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Setelah terpilih subjek penelitian, diberikan pretest.

b. Melaksanakan bimbingan kelompok dengan metode diskusi kelompok. Pelaksanaan oleh guru Bimbingan dan Konseling didampingi oleh peneliti dan dilakukan sesuai jadwal pelajaran bimbingan dan konseling di SMP Terbuka 13 Kota Serang yaitu pada setiap hari Kamis pukul 13.00 WIB dan ditambah pada hari Sabtu pukul 16.00 WIB.

c. Melakukan posttest.

d. Mengumpulkan dan mengolah data. e. Membuat kesimpulan.

f. Merekomendasikan hasil temuan penelitian kepada pihak yang berkepentingan Agar lebih jelas maka dipaparkan dalam bagan 3.1 di bawah ini :


(29)

57

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Studi Literatur Konsep Diri dan Layanan Bimbingan Kelompok

Penyusunan Instrumen konsep diri siswa

Penyusunan Rencana layanan bimbingan

Validasi, uji coba, revisi

Test awal / Pretest

Layanan bimbingan kelompok

Test akhir / Postest

Pengolahan dan analisa data

Pembahasan


(30)

58

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMP Terbuka 13 Kota Serang, jalan Batokbali, depan Kampus UPI Serang. SMP Terbuka dianggap layak untuk dijadikan tempat penelitian karena belum memiliki program kegiatan yang khusus dilaksanakan untuk mengembangkan konsep diri. Selain itu berdasar hasil observasi beberapa fakta menunjukan adanya pelanggaran dilakukan siswa yang mengarah pada konsep diri yang negative diantaranya banyak siswa yang membolos, sering berkata-kata kasar, dan cenderung acuh/tidak peduli terhadap peraturan yang ditetapkan di sekolah.

2. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian meliputi populasi siswa kelas VIII SMPN Terbuka 13 Kota Serang sebanyak 23 orang. Populasi dikutip dari Sugiyono (2006:90) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Sudjana


(31)

59

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2002:6) menyatakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Jadi disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek yang memiliki karakteristik tertentu untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya.

D. Variabel Penelitian.

Variabel menurut Sugiyono (2006:37) diartikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang memiliki variasi antara satu orang dengan yang lain, atau satu obyek dengan obyek yang lain. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (x)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang diteliti pengaruhnya. Atau bisa dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah metode diskusi kelompok.

2. Variabel Terikat (y)

Berupa variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah konsep diri siswa. Hubungan antar variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

Metode bimbingan kelompok (x)


(32)

60

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Bebas Variabel Terikat Gambar 3.2: Hubungan antar variabel

3. Definisi Operasional Variabel a. Konsep Diri

Konsep diri menurut Burns (1978:3), adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan tentang bagaimana orang-orang lain berpendapat mengenai diri kita dan harapan kita terhadap diri kita. Brooks (Burns, 1978:40) mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dari perasaan kita tentang diri kita, sebagai ‘those physical, social and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others’. Persepsi terhadap diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisik yang diperoleh dari berbagai pengalaman dan hasil interaksinya dengan orang lain. Rogers (Nelson dan Jones,2006:141) menyatakan bahwa konsep diri adalah persepsi terhadap diri kita. Konsep diri adalah diri seperti yang dipersepsi dan nilai-nilai yang dilekatkan pada persepsi tersebut. Konsep diri berperan sentral dalam tingkah laku manusia. Bahwa semakin besar kesesuaian antara konsep diri dan realitas akan semakin meningkatkan penerimaan terhadap dirinya sendiri.

Dari berbagai pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa konsep diri adalah inti dari pola kepribadian seseorang, berupa gambaran pikiran tentang dirinya, tentang bagaimana orang-orang lain berpendapat mengenai dirinya dan


(33)

61

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harapannya terhadap dirinya. Persepsi terhadap diri ini terus berkembang, bersifat psikologi, sosial dan fisik yang diperoleh dari berbagai pengalaman dan hasil interaksinya dengan orang lain dan akan mempengaruhi berbagai bentuk perilaku individu.

Setiap individu akan bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Jika konsep diri yang dimiliki positif, maka individu akan mengembangkan sikap yang juga positif dan sebaliknya.

b. Metode Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap, dan atau ketrampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau mengembangkan pribadi (Nandang, 2009:13). Bimbingan kelompok menggunakan situasi kelompok sebagai media dalam memberikan layanan bantuan kepada individu. Menurut Gazda (Prayitno dan Amti, 1999:309) bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu siswa menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Pengertian ini menekankan pada kegiatan pemberian informasi dalam suasana kelompok dan adanya penyusunan rencana untuk mengambil keputusan. Menurut Prayitno (1995:61) bahwa bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika kelompok. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok kebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok.


(34)

62

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian sangat diperlukan karena dipergunakan untuk mengumpulkan informasi atau keterangan-keterangan tentang obyek penelitian. Instrumen yang dikembangkan bertujuan untuk mengukur konsep diri siswa sebelum dan setelah dilakukan treatment berupa bimbingan kelompok. Indikator dari setiap aspek yang ada dalam konsep diri dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan dalam angket. Kisi-kisi instrumen konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 3.1.

Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Siswa (Sebelum Uji Coba)

NO ASPEK

INDIKATOR Nomor item

Jum lah

1 Fisik

a.

b.

Mampu menerima dirinya (penampilan fisiknya) apa adanya Mampu menjaga kesehatan /kondisi tubuhnya sendiri

1, 2, 3, 4

5, 6, 7, 8

4

4

2 Psikis

c.

d.

Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri (memiliki kematangan emosi) terhadap pikiran,

kemampuan intelektual,

pengembangan pengetahuan dan bakat

Memiliki pandangan positif terhadap perasaannya sendiri

9, 10, 11, 12, 13, 14, 15

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24.

7


(35)

63

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3

.

Moral Memiliki keyakinan terhadap

moral, nilai nilai prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupan

25, 26,

27, 28,

29, 30, 31 7

4 .

Sosial a

b.

c .

d .

Memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga Memiliki hubungan yang baik

dengan sesama anggota

masyarakat

Mampu melakukan tugas di sekolah

Memiliki hubungan yang baik dengan teman sebaya dan guru

32, 33,34, 35, 36 37, 38

39, 40, 41, 42, 43, 44, 45

46, 47,

48, 49, 50 5

2

7

5

Jumlah 50

2. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Dalam pengumpulan data digunakan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalah yang akan dipecahkan.

Penelitian ini menggunakan tiga macam cara pengumpulan data yaitu observasi, angket dan wawancara. Angket (kuesioner) sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaaan berupa pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner ini


(36)

64

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan alternatif jawaban dengan lima skala dari 1 sampai dengan 5. Pilihan jawaban tertinggi adalah SS (Sangat Setuju) dengan nilai 5, kemudian S (Setuju) dengan nilai 4 dan seterusnya adalah RR (Ragu Ragu), KS (Kurang Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Setiap pernyataan dijawab dengan disesuaikan pada kesan, perasaan, ataupun penilaian subyek terhadap dirinya sendiri. Butir pernyataan dibuat positif untuk menghindari kerancuan jawaban responden.

Tabel 3.3.

Kriteria Penilaian (Skor) Alternatif Jawaban Untuk Setiap Item

No Option Skor

1 SS (Sangat Setuju) 5

2 S (Setuju) 4

3 RR (Ragu-Ragu) 3

4 KS (Kurang Setuju) 2

5 STS (Sangat Tidak Setuju) 1

Adapun metode pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini :

Tabel 3.3.

Metode Pengumpulan Data

No. Sumber Data Jenis Data Metode

Pengumpulan

Instrumen

1. Siswa Konsep diri siswa

sebelum dan

setelah mendapat

perlakuan

Pretest dan postes Angket

2 Siswa dan Guru Aktifitas keseharian

siswa di sekolah

Observasi Pedoman

Observasi

3. Siswa Penilaian siswa

terhadap dirinya

sendiri

Wawancara Pedoman

Wawancara


(37)

65

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari aspek yang ada dalam konsep diri meliputi aspek fisik, psikis, moral dan social disusun indikator-indikator yang kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan/instrumen. Instrumen yang ada dinilai oleh ahli uji instrumen dalam hal ini adalah para dosen yang kompeten di bidangnya. Instrumen yang telah dinilai dan disetujui dalam segi konstruk, isi dan bahasa akan digunakan untuk uji coba. Adapun uji coba yang dilakukan meliputi uji validitas dan reliabilitas. Proses yang dilakukan bagi keperluan analisa data sebagai berikut: a. Uji Instrumen Penelitian

Ukuran bagi memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data dan sebagai alat pengukur variabel penelitian harus memenuhi syarat utama adalah syarat validitas atau keshahihan dan syarat reliabilitas atau keajegan. Seperti yang dijelaskan oleh Nana (2004:250) sebagai berikut :

Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur. Sedangkan suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama/ajeg.

Item yang digunakan sebanyak 50 butir pernyataan diujicobakan kepada siswa kelas VIII SMP Satu Atap Curug, Kota Serang. Item ini kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya.

1) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menentukan tingkat kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Sugiyono (2006:137) menjelaskan maksud validitas sebagai berikut :


(38)

66

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat.

Validitas butir instrumen digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir instrumen observasi terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir instrumen, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X (jawaban responden untuk item yang akan dicari validitasnya) dan variabel Y (skor total yang dicapai)

= banyaknya sampel

∑ = jumlah variabel item soal tertentu

∑ = jumlah variabel keseluruhan

∑ = jumlah variabel item soal dan jumlah keseluruhan

Berdasarkan ujicoba instrumen yang sudah dilakukan terhadap 50 butir pernyataan dan dianalisa menggunakan rumus product moment maka didapatkan 10 pernyataan yang tidak valid yaitu pada nomor 1, 3, 5, 6, 9, 10, 11, 25, 37 dan 47. Butir pernyataan yang tidak valid tidak digunakan sebagai instrumen penelitian karena dianggap bahwa setiap indikator sudah terdapat pernyataan yang


(39)

67

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mewakili. Dengan demikian maka item yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 pernyataan. Untuk lebih jelasnya data pernyataan yang valid dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Konsep Diri Siswa No butir

pernyataan

‘t hitung ‘ t tabel Keputusan Hitungan validitas

1 0.164 0.404 Tidak Valid

2 0.574 0.404 Valid

3 0.319 0.404 Tidak Valid

4 0.458 0.404 Valid

5 0.276 0.404 Tidak Valid Setelah ditabulasikan

6 0.343 0.404 Tidak Valid menggunakan rumus

7 0.458 0.404 Valid Product moment

8 0.465 0.404 Valid maka kaidah keputusan

9 0.046 0.404 Tidak Valid adalah :

10 0.118 0.404 Tidak Valid Jika ‘t hitung > ‘t tabel,

11 0.276 0.404 Tidak Valid berarti VALID

12 0.594 0.404 Valid Jika ‘t hitung < ‘t tabel,

13 0.539 0.404 Valid Berarti TIDAK VALID

14 0.626 0.404 Valid

15 0.545 0.404 Valid

16 0.454 0.404 Valid

17 0.445 0.404 Valid

18 0.702 0.404 Valid

19 0.697 0.404 Valid

20 0.447 0.404 Valid

21 0.586 0.404 Valid

22 0.472 0.404 Valid

23 0.458 0.404 Valid

24 0.215 0.404 Tidak Valid

No butir pernyataan

‘t hitung ‘ t tabel Keputusan No butir pernyataan

25 0.565 0.404 Valid

26 0.734 0.404 Valid

27 0.592 0.404 Valid

28 0.537 0.404 Valid

29 0.577 0.404 Valid

30 0.758 0.404 Valid

31 0.428 0.404 Valid


(40)

68

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33 0.562 0.404 Valid

34 0.484 0.404 Valid

35 0.576 0.404 Valid

36 0.637 0.404 Valid

37 0.215 0.404 Tidak Valid

38 0.622 0.404 Valid

39 0.781 0.404 Valid

40 0.729 0.404 Valid

41 0.530 0.404 Valid

42 0.488 0.404 Valid

43 0.516 0.404 Valid

44 0.422 0.404 Valid

45 0.551 0.404 Valid

46 0.597 0.404 Valid

47 0.305 0.404 Tidak Valid

48 0.688 0.404 Valid

49 0.578 0.404 Valid

50 0.543 0.404 Valid

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan ketepatan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Dalam uji reliabilitas ini hanya digunakan instrument yang terbukti valid saja, yaitu sebanyak 40 butir instrumen. Untuk itu peneliti menggunakan rumus alpha Cronbach sebagai berikut :

rkk =

        

2

2 1 1 t t S S K K

Keterangan :

K = Jumlah butir soal yang valid St2 = Variansi skor total

 St2 = Jumlah varians butir soal

Adapun variansi skor total dan jumlah varians butir soal didapat sebagai berikut : Tabel 3.5.

Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Konsep Diri Siswa No butir

pernyataan


(41)

69

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 0.799 1 150

4 0.632 2 154

7 0.450 3 133

8 0.537 4 146

12 0.452 5 186

13 0.528 6 171

14 0.790 7 121

15 1.229 8 140

16 1.974 9 148

17 0.970 10 167

18 0.545 11 136

19 0.712 12 159

20 0.799 13 135

21 1.041 14 183

22 1.229 15 181

23 1.403 16 169

25 0.989 17 184

26 1.093 18 174

27 1.013 19 175

28 0.848 20 171

29 1.041 21 113

30 0.632 22 172

31 0.617

32 1.171

33 0.600

34 0.946

35 1.229

36 0.871

38 0.970

39 1.275

40 0.989

41 0.823

42 0.779

43 0.799

44 0.981

45 1.160

46 0.684

48 0.658

49 0.338

50 0.537

Jumlah varians butir soal

37.13 Variansi skor

total

455.8615

Harga – harga yang diperlukan K = 40


(42)

70

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu St2 = 455.8615

 St2 = 37.13

rkk =   

 455.86

13 . 37 1 1 40

40

=

1 0,08145

39 40

= 1,02564 ( 0,919 ) rkk = 0,94210

Arikunto (1997: 260) memberikan kategori tingkat reliabilitas sebagai berikut:

0,80 sampai dengan 1,00 = Tinggi 0,60 sampai dengan 0,80 = Cukup 0,40 sampai dengan 0,60 = Agak rendah 0,20 sampai dengan 0,40 = Rendah 0,00 sampai dengan 0,20 = Sangat rendah

Jadi dapat disimpulkan bahwa reliabilitas instrumen konsep diri adalah 0.9421 yang berarti cukup tinggi. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini dinyatakan cukup valid dan reliabel seluruh butirnya, maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

Tabel 3.6.


(43)

71

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Setelah Uji Coba)

NO ASPEK

INDIKATOR Nomor item

Jum lah

1 Fisik

a.

b.

Mampu menerima dirinya (penampilan fisiknya) apa adanya Mampu menjaga kesehatan /kondisi tubuhnya sendiri

2, 4

7, 8

2

2

2 Psikis

c.

d.

Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri (memiliki kematangan emosi) terhadap pikiran,

kemampuan intelektual,

pengembangan pengetahuan dan bakat

Memiliki pandangan positif terhadap perasaannya sendiri.

12, 13, 14, 15

16, 17, 18, 19, 20,21, 22, 23

4

8

3 .

Moral e. Memiliki keyakinan terhadap

moral, nilai nilai prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupan

25, 26,

27, 28,

29, 30, 31 7

4 .

Sosial f.

g.

h.

i.

Memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga Memiliki hubungan yang baik

dengan sesama anggota

masyarakat

Mampu melakukan tugas di sekolah

Memiliki hubungan yang baik dengan teman sebaya dan guru

32, 33,34, 35, 36 38

39, 40, 41, 42, 43, 44, 45

46, 48,

49, 50

5

1

7

4


(44)

72

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Pengelompokkan Konsep Diri Siswa

Berdasarkan hasil pretest, siswa dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Rakhmat dan Solehuddin (1988) mengelompokkan tiga kategori dengan menggunakan rumus:

Tinggi : > Mean + Standard Deviasi (0,5).

Sedang : Mean - Standard Deviasi (0,5) sampai Mean + Standard Deviasi (0,5). Rendah : < Mean - Standard Deviasi (0,5).

F. Rencana Pengembangan Program

Perencanaan dan pengembangan program perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut yaitu karakteristik siswa serta kebutuhan bimbingan dan konseling, dasar dan tujuan lembaga pendidikan tersebut, kemampuan lembaga menyediakan dana dan fasilitas yang diperlukan, lingkup sasaran dan prioritas kegiatan, jenis kegiatan serta layanan yang menjadi prioritas serta ketersediaan tenaga profesional untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling (Nurikhsan, 2005:40).

Karakteristik serta kebutuhan siswa menjadi hal utama yang harus diperhitungkan. Berdasar hal tersebut perencanaan program dalam penelitian ini didasarkan atas analisa kebutuhan siswa, berdasarkan profil konsep diri yang diukur menggunakan 40 butir instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Tahapan rencana pengembangan program yang disusun adalah sebagai berikut :


(45)

73

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Melakukan pretest terhadap 23 siswa menggunakan instrumen konsep diri yang telah valid dan reliable.

2. Hasil pretest yang diperoleh dianalisa untuk mengetahui analisa kebutuhan bimbingan baik secara individu maupun kelompok.

3. Berdasar analisa pretest siswa disusun rumusan program hipotetik untuk mengembangkan konsep diri siswa. Landasan pengembangan program disusun berdasar hasil analisa kebutuhan konsep diri siswa yang memiliki kategori terendah seperti ditunjukan dalam tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7

Aspek Indikator Penelitian dan Hasil rata-Rata Nilai Pretest

No. Aspek Indikator Mean

Rangking Rendah ke

Tinggi

1 Fisik

1. Mampu menerima dirinya apa

adanya

3.1 1

2. Mampu menjaga kondisi

tubuhnya

3.9 8

2 Psikis 1. Memiliki sikap positif 3.53 2

2. Memiliki pandangan positif 3.62 3

3 Moral Keyakinan terhadap moral 3.73 4

1. Hubungan baik dengan keluarga 3.85 7

2. Hubungan baik dengan

masyarakat

4 9

4 Sosial 3. Mampu melakukan tugas di

sekolah

3.84 6

4. Hubungan baik dengan guru dan

teman

3.8 5

Adapun rumusan program hipotetik untuk mengembangkan konsep diri siswa berdasar rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal yang diterbitkan oleh Dirjen Peningkatan Mutu


(46)

74

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidik dan Kependidikan Depdiknas memiliki struktur program yang memuat rasional, visi misi, deskripsi kebutuhan, tujuan program, komponen, materi, pelaksanaan, rencana operasional dan evaluasi program. Penjabaran struktur program adalah sebagai berikut :

1. Rasional berupa penjelasan tentang dasar teori serta dasar empiris sebagai need assessment pembuatan program bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsep diri siswa.

2. Visi dan Misi menjelaskan tentang visi misi sekolah serta visi misi program bimbingan kelompok.

3. Deskripsi Kebutuhan berupa penjelasan tentang pencapaian konsep diri siswa, sebagai dasar pembuatan satuan layanan bimbingan kelompok. Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) siswa diaplikasikan ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai siswa.

4. Tujuan Program adalah rumusan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai oleh siswa setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok. Selain itu penyadaran dilakukan untuk membangun pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap perilaku yang harus dipelajari dan dikuasai. Pada akhirnya adalah proses tindakan yaitu mendorong siswa untuk mewujudkan perilaku yang harus dikuasai dalam tindakan nyata sehari-hari.


(47)

75

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Komponen Program adalah penjelasan tentang empat komponen layanan yaitu layanan dasar, responsif, perencanaan individual serta dukungan sistem.

6. Materi Program berupa penjelasan tentang rencana materi yang akan disampaikan sesuai dengan deskripsi kebutuhan yang telah dibuat.

7. Pelaksana Program adalah pihak-pihak yang turut terlibat dalam penelitian.

8. Rencana Operasional Bimbingan Kelompok diperlukan untuk menjamin layanan program bimbingan kelompok dapat berjalan efektif dan efisien. Rencana program adalah uraian detil program yang menggambarkan struktur isi program.

9. Evaluasi program diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Melalui evaluasi dapat diketahui tingkat keberhasilan layanan yang dilakukan serta ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya. Adapun aspek yang dievaluasi meliputi aspek proses dan hasil layanan berupa (1) kesesuaian antara program dan pelaksanaan, (2) keterlaksanaan program, (3) kendala yang dihadapi, (4) respon siswa terhadap layanan bimbingan, (5) perubahan kemajuan siswa ditinjau dari pencapaian tujuan layanan bimbingan kelompok.

Perumusan program bimbingan kelompok yang efektif dapat diketahui dari dilakukannya penimbangan kelayakan terhadap program oleh pakar dan


(48)

76

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

praktisi bidang bimbingan dan konseling dalam hal ini adalah Prof. Dr. Syamsu Yusuf, M.Pd, Dr. Ipah Sarpah M.Pd serta Dra. Ida Farida M.Pd.

Validasi dilakukan untuk mengetahui ketepatan isi program dengan tujuan penelitian, sistematika perumusan program serta bahasa/redaksional program. Selain itu validasi juga dilakukan untuk mengetahui keefektivan layanan yang diberikan.

Penimbang dimohon untuk memeriksa dan memberikan masukan bagi perbaikan program sebelum diujikan ke lapangan. Berdasarkan hasil pertimbangan tersebut, diperoleh program yang layak diujicobakan.

Hasil validasi program bimbingan kelompok berupa perbaikan substansi maupun redaksional, diantaranya aspek rasional agar dibuat menjadi lebih ringkas, visi dan misi dihilangkan, pembuatan action plan serta evaluasi program agar lebih spesifik. Program yang telah divalidasi diujicobakan kepada siswa berdasarkan analisa kebutuhan siswa. Tabel 3.8 memuat rancangan materi layanan yang diberikan pada siswa sebagai berikut.

Tabel 3.8

Materi Layanan berdasar Analisa Kebutuhan Siswa

No. Aspek/Indikator

Rangking Rendah ke

Tinggi

Mean Materi Layanan

1 Fisik/Mampu menerima

dirinya apa adanya 1 3.1

1. Pengertian Konsep Diri 2. Pemahaman Diri

2 Psikis/Memiliki sikap

positif

Psikis/Memiliki pandangan positif

2 3

3.53 3.6

3. Bersikap Percaya Diri 4. Bersikap Optimis 5. Menjadikan diri pribadi berkonsep diri positif


(49)

77

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap moral 7. Beribadah dengan baik

4 Sosial/Hubungan baik

dengan guru dan teman

5 3.8 8. Komunikasi dan

hubungan antar pribadi

Deskripsi implementasi program bimbingan kelompok dilaksanakan melalui delapan pertemuan tatap muka dengan metode klasikal, permainan, diskusi, menulis serta pemutaran video yang menunjang pengembangan konsep diri siswa.Pemberian layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada bulan November dan Desember 2012 sebanyak delapan kali pertemuan, dengan jadwal sebagai berikut.

Tabel 3.9.

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

No Tanggal Materi Layanan

1 14 Oktober 2012 Pretest

2 22 November 2012 Pengertian konsep diri

3 24 November 2012 Pemahaman diri

4 29 November 2012 Bersikap percaya diri

No Tanggal Materi Layanan

5 1 Desember 2012 Bersikap optimis

6 6 Desember 2012 Etika pergaulan remaja

7 8 Desember 2012 Beribadah dengan baik

8 17 Desember 2012 Komunikasi dan hubungan antar pribadi

9 20 Desember 2012 Menjadikan diri pribadi berkonsep diri positif

10 21 Desember 2012 Posttest

Penjelasan secara operasional tentang kegiatan layanan bimbingan kelompok yang dituangkan dalam Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK) diuraikan secara rinci di bagian lampiran.


(50)

121

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dan rekomendasi diuraikan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasar hasil penelitian dan analisa data maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Profil Konsep Diri Siswa

Hasil analisa data awal menunjukkan bahwa dari 23 siswa kelas VIII SMPT 13 Kota Serang yang dijadikan responden penelitian, sebanyak 1 orang memiliki konsep diri sangat tinggi, 2 orang berkonsep diri tinggi, 10 orang sedang, 9 orang rendah dan 1 orang sangat rendah. Responden dengan konsep diri rendah dan sangat rendah seluruhnya berjumlah 10 orang mendapat layanan bimbingan kelompok dengan metode diskusi. Dari hasil pretest maka 3 indikator mendapat nilai terendah yaitu pada aspek fisik (indikator mampu menerima diri apa adanya), aspek psikis (indikator memiliki sikap positif dan memiliki pandangan positif). Berdasar hasil pretest maka disusunlah program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

2. Program Bimbingan Kelompok

Fokus penyusunan program diutamakan pada upaya mengatasi masalah konsep diri siswa yang rendah, untuk selanjutnya sebagai upaya pencegahan, penyaluran dan pengembangan. Setelah mendapat layanan berupa bimbingan kelompok dengan metode diskusi terjadi peningkatan yang signifikan yaitu pada


(51)

122

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator penerimaan terhadap diri sendiri yang semula 3.1 menjadi 3.75 setelah mendapat layanan. Untuk indikator memiliki sikap positif semula 3.53 menjadi 3.93. Sedangkan indikator memiliki pandangan positif semula 3.62 meningkat menjadi 4.27 setelah mendapat bimbingan kelompok. Sedangkan bagi siswa yang mendapat layanan, hasil konsep diri yang semula rendah dan sangat rendah dapat meningkat menjadi “sedang” setelah layanan.

Dari hasil uji tes Wilcoxon dengan tingkat signifikan 0.05 untuk indikator 1 adalah 0.016, indikator 2 adalah 0.014 dan indikator 3 adalah 0.042. Hasil yang didapat < 0.05 yang berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada konsep diri siswa setelah adanya layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan kelompok cukup efektif dalam mengembangkan konsep diri siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka rekomendasi yang disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan secara penuh bagi terselenggaranya layanan bimbingan kelompok di SMPT 13 Kota Serang. Sehingga proses penyelenggaraan bimbingan kelompok dapat berlangsung efektif, berdayaguna, dan berkontribusi secara nyata dalam upaya pengembangan diri siswa pada umumnya, dan peningkatan konsep diri siswa pada khususnya.


(52)

123

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Program bimbingan kelompok yang disusun ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam upaya peningkatan konsep diri siswa. Karena dengan bimbingan kelompok ini, pencapaian peningkatan konsep diri siswa terbukti lebih baik. Dengan kata lain metode bimbingan kelompok dapat dijadikan sebagai acuan bagi model layanan bimbingan dan konseling.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan diantaranya adalah desain penelitian yang hanya menggunakan prepostest one design group tanpa adanya kelas kontrol, populasi dan sampel penelitian yang terbatas hanya menggunakan satu kelas, serta keterbatasan keilmuan penelitian sehingga diperlukan penelitian lanjutan guna menghasilkan program yang lebih baik dan sesuai. Peneliti selanjutnya kiranya dapat mengkaji dari sudut pandang atau pendekatan yang lain, serta aspek-aspek lain yang berpengaruh pada upaya pengembangan konsep diri siswa sehingga usaha yang dilakukan dapat lebih efektif.


(53)

124

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Boeree, C. George. (2009). Donald Snygg & Arthur W. Combs. http://brainmeta.com/personality//Snyyg&Combs.php. Juni 2009

Burns, RB. (1978). Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. (Terjemahan anonim), Leeds Press.

C. Nelson, Richard. (1986). Guidance and Counseling in the Elementary School. Lafayette Indiana: Holt, Rinehart and Winston Inc.

Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. (Terjemahan E. Koswara), Bandung : Rafika Aditama Press.

Deswita, (2009) Psikologi Perkembangan, Bandung, Rafika Aditama Press. Fadilla, Avin. (1999). Gaya Kelekatan dan Konsep Diri. Dalam Jurnal Psikologi

UGM. [Online],Vol 1,9-17.

Tersedia : http://avin.stff.ugm.ac.id//data/jurnal/gaya.kelekatan-avin.pdf Friedman S,Howard (2006). Kepribadian, Teori Klasik dan Riset Modern,

(Terjemahan Benedictine Widyasinta), Jakarta: Erlangga Press

Hartinah, Siti, DS. (2009). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung:PT, Refika Aditama

Hidayat, Rahman. (2007). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Penyesuaian Siswa. Tesis Strata 2. FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

http://webspace.skip.edu/cyber/Snyyg&Combs.html. 2008

Hurlock, Elizabeth. (2002). Psikologi Perkembangan. (Terjemahan Istiwidaryanti dan Soedarjo). Jakarta. Erlangga Press. Edisi Ke-Lima. Ihsan, Fuad. (2008). Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung:Rineka Cipta Press

Jones Gail dan Gerig Thomas. (1994). “Students:Characteristics, Achievement

and Teacher Expectations”. The Elementary School Journal. 95, (2), 170-171.


(1)

122

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator penerimaan terhadap diri sendiri yang semula 3.1 menjadi 3.75 setelah mendapat layanan. Untuk indikator memiliki sikap positif semula 3.53 menjadi 3.93. Sedangkan indikator memiliki pandangan positif semula 3.62 meningkat menjadi 4.27 setelah mendapat bimbingan kelompok. Sedangkan bagi siswa yang mendapat layanan, hasil konsep diri yang semula rendah dan sangat rendah dapat meningkat menjadi “sedang” setelah layanan.

Dari hasil uji tes Wilcoxon dengan tingkat signifikan 0.05 untuk indikator 1 adalah 0.016, indikator 2 adalah 0.014 dan indikator 3 adalah 0.042. Hasil yang didapat < 0.05 yang berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada konsep diri siswa setelah adanya layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan kelompok cukup efektif dalam mengembangkan konsep diri siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka rekomendasi yang disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan secara penuh bagi terselenggaranya layanan bimbingan kelompok di SMPT 13 Kota Serang. Sehingga proses penyelenggaraan bimbingan kelompok dapat berlangsung efektif, berdayaguna, dan berkontribusi secara nyata dalam upaya pengembangan diri siswa pada umumnya, dan peningkatan konsep diri siswa pada khususnya.


(2)

123

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Program bimbingan kelompok yang disusun ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam upaya peningkatan konsep diri siswa. Karena dengan bimbingan kelompok ini, pencapaian peningkatan konsep diri siswa terbukti lebih baik. Dengan kata lain metode bimbingan kelompok dapat dijadikan sebagai acuan bagi model layanan bimbingan dan konseling.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan diantaranya adalah desain penelitian yang hanya menggunakan prepostest one design group tanpa adanya kelas kontrol, populasi dan sampel penelitian yang terbatas hanya menggunakan satu kelas, serta keterbatasan keilmuan penelitian sehingga diperlukan penelitian lanjutan guna menghasilkan program yang lebih baik dan sesuai. Peneliti selanjutnya kiranya dapat mengkaji dari sudut pandang atau pendekatan yang lain, serta aspek-aspek lain yang berpengaruh pada upaya pengembangan konsep diri siswa sehingga usaha yang dilakukan dapat lebih efektif.


(3)

124

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Boeree, C. George. (2009). Donald Snygg & Arthur W. Combs. http://brainmeta.com/personality//Snyyg&Combs.php. Juni 2009

Burns, RB. (1978). Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. (Terjemahan anonim), Leeds Press.

C. Nelson, Richard. (1986). Guidance and Counseling in the Elementary School. Lafayette Indiana: Holt, Rinehart and Winston Inc.

Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. (Terjemahan E. Koswara), Bandung : Rafika Aditama Press.

Deswita, (2009) Psikologi Perkembangan, Bandung, Rafika Aditama Press. Fadilla, Avin. (1999). Gaya Kelekatan dan Konsep Diri. Dalam Jurnal Psikologi

UGM. [Online],Vol 1,9-17.

Tersedia : http://avin.stff.ugm.ac.id//data/jurnal/gaya.kelekatan-avin.pdf Friedman S,Howard (2006). Kepribadian, Teori Klasik dan Riset Modern,

(Terjemahan Benedictine Widyasinta), Jakarta: Erlangga Press

Hartinah, Siti, DS. (2009). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung:PT, Refika Aditama

Hidayat, Rahman. (2007). Pengembangan Program Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Penyesuaian Siswa. Tesis Strata 2. FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

http://webspace.skip.edu/cyber/Snyyg&Combs.html. 2008

Hurlock, Elizabeth. (2002). Psikologi Perkembangan. (Terjemahan Istiwidaryanti dan Soedarjo). Jakarta. Erlangga Press. Edisi Ke-Lima. Ihsan, Fuad. (2008). Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung:Rineka Cipta Press Jones Gail dan Gerig Thomas. (1994). “Students:Characteristics, Achievement

and Teacher Expectations”. The Elementary School Journal. 95, (2), 170-171.


(4)

125

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juntika,Achmad. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam berbagai Latar Kehidupan. Bandung:Rafika Aditama Press.

Juntika, Achmad. (2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung:Rafika Aditama Press.

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP, UPI. (2002). Konseling Kelompok, Wawasan Konsep, Teori dan Aplikasi dalam Rentang Sepanjang Hayat. Bandung : Publikasi FIP UPI.

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP, UPI. (1987). Bunga Rampai Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Bandung : Publikasi FIP UPI. Kementerian Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pelaksanaan SMP

Terbuka. Jakarta:Dirjen Mandikdasmen.

Kroth, E. Jerome. (1973). Counseling Psychology and Guidance. USA:Charles Thomas Publisher.

Nelson, Richard & Jones (2006), Teori dan Praktek Konseling dan Terapi, (Terjemahan Helly Prayitno dan Sri Mulyantini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pujosuwarno, Sayekti. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Yogyakarta:Menara Mas Offset

Rakhmat, Jalaludin. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung:Rizqi Press.

Prastowo, Andi. (2011). Memahami Metode-Metode Penelitian. Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Prayitno, & Amti Erman. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung:Rineka Cipta Press.

Ridwan. (2008). Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung:Pustaka Pelajar.

Rola, Fasti. (2006). Konsep Diri dan Motivasi Pada Remaja. USU Repository [Online]. Tersedia : http://repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/ 1938/1/06010309.pdf


(5)

126

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Schwartz, J David. (2007). Berfikir dan Berjiwa Besar. Batam:Binarupa Aksara Press.

Siregar, Syafarudin. (2005). Statistik Terapan. Jakarta:Grasindo.

Stemerding, AHS. (1978). Teknik Rapat dan Diskusi Kelompok. Jakarta:Balai Aksara-Lembaga PPM.

Stone, & Shertzer. (1980). Fundamentals of Counseling. USA:Houghton Mifflin Company.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&. D Bandung:Alfabeta Press.

Suherman, Uman. (2009). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung:Rizqy Press.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan, Konpetensi dan Prakteknya. Jakarta:Bumi Aksara Press.

Sunarto, & Agung Hartono. (2008). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Bandung:Rineka Cipta.

Sudrajat Achmad. (2008). Konsep Diri dan Perilaku. [Online] Tersedia.

http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/konsep-bimbingan-karier/ 8 Februari 2008.

Sudrajat Achmad. (2011). Pengertian dan Makna Konsep Diri.[Online] Tersedia http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/ 27 Februari 2011.

Surya, Muhammad. (2009). Psikologi Konseling. Bandung:Maestro Press. Suryabrata, Sumadi. (2002). Psikologi Kepribadian. Jakarta:Raja Grafindo

Persada.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Teysaiga. (2007). Remaja dan Konsep Diri. [Online] Tersedia. http://teysaiga.blogspot.com/2007/07/Remaja-dan-konsep-diri-di-era-yang-html. 24 Juli 2007.

Winkel, WS. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grasindo Press.


(6)

127

Nining Fitriyaningsih, 2013

Efektivitas Program Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa SMPT Kota Serang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:Penerbit Rosda.

Yusuf, Syamsu. (2002). Pengantar Teori Kepribadian. Bandung:Penerbit UPI. Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Bandung:Rizqy Press.

Yusuf, Syamsu. Dkk. (2010). Bimbingan Etika Pergaulan bagi Pengembangan Karakter Remaja. Bandung:Rizqy Press.

Zahra, Asma. Dkk. (2010). Hubungan Dari Akademik, Fisik Dan Sosial-Konsep Diri Pelajar Dengan Prestasi Akademik Mereka. Jurnal Psikologi Universitas Arid, Pakistan [Online].

Tersedia : http://singingemotions.wordpress.com/2010/05/02/jurnal-psikologi-konsep-diri-bahasa-indonesia/