kependidikan menjadi sangat berarti dalam meningkatkan ilmu pengetahuan, kecangkapan, dan skill oleh pendidik dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
2. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran
Penerapan berbagai macam metode mengajar secara bervariasi pada setiap pengajaran di depan kelas perlu memperlihatkan prinsip-prinsip metode mengajar,
agar proses pengajaran berjalan baik dan mengenai sasaran yang dituju. Prinsip- prinsip tersebut adalah meliputi apresiasi, motivasi, individualitas, aktivitas, korelasi,
dan konsentrasi. Berikut uraiannya:
a. Apresiasi
Apresiasi merupakan padanan dari istilah
apperception
atau
perception
yaitu penglihatan atau pemandangan. Dalam istilah pendidikan mengandung arti
penyadarankeinsafan, maksudnya pendidik memberikan rangsangan perhatian dan kesadaran kepada anak didik agar dapat memperlihatkan pelajaran yang akan
diberikan itu secara sungguh-sungguh. Jadi anak tertib dan serius untuk menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidik.
Dengan memberikan apresiasi terhadap anak diharapkan anak dapat mengalihkan perhatian dari tanggapan luar menuju pada objek pokok bahasan yang
sedang dihadapi dan anak akan memusatkan perhatiannya itu pada pelajaran baru. Apresiasi dapat dilakukan melalui:
1 Pendidik menenangkan terlebih dahulu situasi kelas dan memadamkan
setiap situasi yang memancing keributan. 2
Awalilah setiap pelajaran dengan membaca doa agar peserta didik terbiasa dengan kebiasaan yang baik.
3 Mengabsen seluruh peserta didik yang hadir dengan demikian peserta didik
merasa diperhatikan atas kerajianan dan kemalasan mengikuti pelajaran.
19
b. Motivasi
Motivasi merupakan pendorong dimana motif merupakan simbol psikologi yang mendorong manusia berbuat dan bertindak untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Ngalim Purwanto motivasi adalah dorongan suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
20
Sejalan dengan pendapat Mc Donal dalam Fufuh Fathurahman dan Sobry Sutikno bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan adanya
felling
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut bentuknya motivasi terdiri pada motivasi instrinsik dan ekstinsik.
1 Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
2 Motivasi ekstrinsik adalah timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian peserta didik mau melakukan
sesuatu atau belajar.
21
c. Individualitas
Prinsip individualitas dalam pengajaran menghendaki pendidik dalam mengajar harus memperlihatkan sifat pembawaan dan kemampuan masing-masing individu
peserta didik karena masing-masing peserta didik memiliki sifat kesamaan, memiliki banyak pula perbedaan berupa pembawaan dan kemampuan.
19
Ibid,
h. 95
20
Ngalim Purwanto,
Psikologi Pendidikan
, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990, h. 71
21
Ibid
, h. 19-20
d. Aktivitas
Prinsip aktivitas dalam pengajaran menghendaki bahwa aktivitas mengajar bukanlah hanya sebatas menyampaikan pada sejumlah materi yang telah ditetapkan
dalam kurikulum, akan tetapi mengajar adalah merupakan aktivitas mengorganisir atau mengatur lingkungan belajar sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan
peserta didik, sehingga terjadilah suatu proses belajar yang benar yang mengaktifkan peserta didik.
e. Korelasi dan Konsentrasi
Prinsip korelasi dan konsentrasi menghendaki pengajaran disajiakan secara berhubungan antara satu bidang studi dengan bidang studi lainnya secara terkait dan
integral, sehingga pengertian dan pemahaman peserta didik terhadap obyek pelajaran menjadi utuhbulat dan tidak dalam arti terpecah-pecah atau terpotong-potong.
22
Selain prinsip-prinsip yang telah dikemukakan diatas, penggunaan metode mengajar harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagi berikut:
1 Setiap metode mengajar senantiasa bertujuan, artinya pemilihan dan
penggunaan suatu metode mengajar berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai dan digunakan untuk tujuan tertentu.
2 Pemilihan suatu metode mengajar yang menyediakan kesempatan belajar
bagi peserta didik, berdasarkan keadaan peserta didik, pribadi pendidik, dan lingkungan belajar.
22
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar,
Metode Pengajaran Agama dan Bahasa Arab
, Jakarta: Raja Grafindo Persada 1994, h. 111