BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 PENGERTIAN PARIWISATA
Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu meninggalkan tempat semula ke tempat yang lain, tidak untuk mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, tetapi untuk menikmati kegiatan dan rekreasi. Richard Sihite menyatakan:
“Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-
mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.”
Pariwisata merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang
bersifat sementara bukan untuk berusaha business atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk melakukan perjalanan, dapat dilakukan perorangan
maupun kelompok, dalam Yoeti; 1983 hal.112 menyatakan: “Istilah “Pariwisata” yang digunakan di Indonesia sebagai terjemahan dari
Bahasa Inggris “Tourism”. Secara etimologi berasal dari Bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua suku kata, yakni “pari” dan “wisata”. Pari artinya
banyak, berkali-kali, atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti perjalanan atau dapat diartikan dengan berpergian. Secara garis besarnya dapat diartikan
suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lain”.
Universitas Sumatera Utara
Pariwisata merupakan suatu kebutuhan yang menumbuhkan cinta akan keindahan alam, hasil dari perkembangan zaman dan kecanggihan transportasi dan
komunikasi, E. Guyer Freuler Soekadijo, 1997 menyatakan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai berikut:
“Pariwisata dalam pengertian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan
pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya
pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan
dari pada alat-alat pengangkutan.”
Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, pariwisata adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Pariwisata adalah kegiatan ekonomi dengan pergerakan masuk keluar suatu kota, daerah atau negara. Ahli ekonomi Austria, Herman V. Schulard Soekadijo;
1997 memberikan batasan pariwisata yakni “...Kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara
langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendalaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.”
Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara tidak untuk memperoleh penghasilan dan untuk menikmati perjalanan sebagai rekreasi untuk
memenuhi keinginan yang beragam tanpa adanya suatu paksaan, menurut Hunzieker dan Kraff dalam Yoeti;1996 hal.115 menyatakan:
Universitas Sumatera Utara
“ilmu pariwisata adalah keseluruhan dari segala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pediaman orang-orang asing dari segala yang ditimbulkan
oleh perjalanan dan pediaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dan aktivitas yang bersifat sementara”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan oleh perorangan maupun kelompok untuk sementara waktu dari tempat asal ke tempat tujuan dengan maksud bukan mencari nafkah menjalankan usaha
ataupun menetap di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati perjalanan, rekreasi dan atau untuk memenuhi keinginan yang beragam tanpa adanya unsur
paksaan.
2.2 BENTUK DAN JENIS PARIWISATA