Good Governance a. Pengertian Governance

22 1. Bagi penulis, untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam peningkatan kemampuan berpikir dan membuat suatu karya tulis di bidang ilmiah. 2. Bagi para mahasiswa lainnya, sebagai kerangka ilmiah untuk melakukan suatu penelitian selanjutnya. 3. Sebagai acuan terhadap teori-teori yang sudah ada. 4. Sebagai masukan terhadap Kantor Samsat Medan Selatan tentang Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap Pelayanan Publik.

E. Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan teori-teori sebagai kerangka berpikir yang berguna untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian melihat masalah yang akan diteliti. Singerimbun 1995:37 menyebutkan teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, defenisi dann proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dalam hal ini yang menjadi kerangka teori adalah :

1. Good Governance a. Pengertian Governance

Governance adalah suatu terminologyyang digunakan untuk mengganti istilah government, yang menggunakan otoritas politik, ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah kenegaraan, hal tersebut di atas dapat ditelusuri dari tulisan J.S Endarlin Setyawan, 2004:223. 23 Governance yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik, dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan tersebut mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok- kelompok madyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka. Bintoro Tjokroamidjojo memandang Good Governance sebagai suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut sebagai adminstrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral yang menjadi Agent of change dari suatu masyarakat berkembangdeveloping di dalam Negara berkembang. Agent of change karena perubahan yang dikehendakinya, menjadi planned change perubahan yang berencana, maka disebut juga Agent of Development. Agent of Development diarikan sebagai pendorong proses pembangunan dan perubahan masyarakat bangsa. Pemerintah mendorong melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-program, proyek-proyek,dan peran perencanaan dalam anggaran. Menurut Kooiman Setiawan, 2004:224 mengatakan governance merupakan serangakaian proses interaksi sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas kepentingan-kepentingan tersebut. Governance merupakan mekanisme-mekanisme, proses-proses dan institusi- institusi melalui warga Negara mengartikulasi kepentingan-kepentingan mereka, memediasi perbedaan-perbedaan mereka serta menggunakan hak dan kewajiban 24 legal mereka. Governance merupakan proses lembaga-lembaga pelayanan , mengelola sumber daya publik dan menjamin realita hak azasi manusia. Dalam konteks ini good governance memiliki hakikatr yang sesuai yaitu bebas dari penyalahgunaan wewenang dan korupsi serta dengan pengakuan hak yang berlandaskan pada pemerintahan hukum.

b. Pengertian Good Governance

Mardianso Tangkilison, 2005:114 mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor public adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah tata kelola pemerintahan yang baik. O’Brien Nugroho:2005:142 mendefinisikan Good Governance adalah penjumlahan dari cara-cara dimana individu-individu dan institusi-institusi baik privat maupun public mengelola urusan-urusan bersamanya. Lebih lanjut disebutkan dalam konteks pembangunan, defnisi good governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang substansial dan penerapannya untuk menunjang pembangunan yang adil dengan syarat utama efisien dan reltif merata. Menurut dokumen United Nation Development Program UNDP, tata kelola pemerintahan yang baik adalah “ Penggunaan wewenang ekonomi politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat “.

c. Prinsip-Prinsip Good Governance

25 Menurut United Nation Development Program UNDP mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip-prinsipyang dikembangkan dalam Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Good Governance adalah sebagai berikut : 1 Partisipasi Setiap orang atau warga Negara memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan aspirasi masing-masing. Partisipasi yang luas ini perlu dibangun dalam suatu tatanan kebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk berpartisipasi secara konstruktif. 2 Aturan Hukum Rule Of Law Kerangka aturan hukum dan prundangan-undangan haruslah berkeadilan dan dapat ditegakkan serta dipatuhi secara utuh impartialy, terutama tentang atuaran hukum dan hak azasi manusia. 3 Transparansi Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi berbagai proses, kelembagaan dan informasi harus dapat di aksessecaa bebas oleh mereka yang membutuhkannya dan harus dapat disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. 4 Daya Tanggap Responsiveness Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan. 5 Berorientasi Konsensus Consensus Orientation 26 Pemerintahan yang Baik Good Governance akan bertindak sebagai penengah mediator bagi berbagai kpentingan ang berbeda untuk mencapai consensus atau kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, jika mungkin juga dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapakan pemerintah. 6 Berkeadilan Equity Pemerintah yang Baik akan memberikan kesempatan yang sama baik terhadap lai-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya. 7 Efektifitas dan Efisiensi Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benaar-benar seuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang tersedia. 8 Akuntabilitas Para pengambil keputusan Decision Maker dalam organisasi sektor pelayanan dan warga Negara madani memiliki pertanggungjawaban akuntabilitas kepada public sebagaimana halnya kepada para pemilik stakeholder. Pertanggungjawaban tersebut berbeda-beda, bergantung kepada jenis keputusan organisasi itu bersifat internal atau eksternal. 9 Bervisi Strategis Para pemimpin dan warga Negara memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik Good Governance dan pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan trsebut. Mereka juga memahami aspek- 27 aspek historis, kultur dan kompleksitas sosil yang mendasari perspektif mereka. 10 Saling Keterkaitan Bahwa keseluruhan ciri Good Governance tersebut di atas adalah saling memperkuat dan saling terkait dan tidak berdiri sendiri. Misalnya, informasi semakin mudah diakses berarti transparansi semakin mudah, baik, tingkat partisipasi semakin luas dan pross pengambilan keputusan akan semakin efektif. Partisipasi yang semakin luas akan berkontribusi kepada dua hal, yaitu terhadap pertukaran informasi yang diperlukan bagi pengambilan keputusan dan memperkuat keabsahanatau legitimasi atas berbagai keputusan yang ditetapkan. Tingkat legitimasi keputusan yang kuat pada gilirannya akan mendorong peningkatan partisipasi dalam pelaksanaanya. Kelembagaan yang responsive harus transparan dan berfungsi sesuai dengaan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku agar keberfungsiannya itu dapat bernilai dan berkeadilan. Prinsip-prinsip diatas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam hal pelaksanaan Good Governance yang berkaitan dengan kontrol dan pengendalian, yakni pengendalian suatu Pemerintahan yang Baik agar cara dan penggunaan cara sungguh-sungguh mencapai hasil yang dikehendaki stakeholders. Penerapan Good Governance kepada pemerintah adalah ibarat masyarakat memastikan mandat, wewenang, hak dan kewajibannya telah dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Di sini dapat dilihat bahwa arah ke depan dari Good Governance adalah membangun the Professional Government, bukan dalam arti pemerintah 28 yang dikelola para teknokrat, namun oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi professional, yaitu mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan yang mampu mentransfer ilmu dan pengetahuan menjadi skill dan dalam melaksanakannya berlandaskan etika dan moralitas yang tinggi. Berkaitan dengan pemerintah yang dikelola siapa saja yang mempunyai kualifikasi professional mengarah kepada kinerja SDM yang ada dalam organisasi publik sehingga dalam peyelenggaraan Good Governance didasarkan pada kinerja organisasi publik, yakni Responsivitas Responsiveness, Responsibilitas Responsibility dan Akuntabilitas Accountability. Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Tingkilisan, 2005:117 Berdasarkan pernyataan Tingkilisan diatas maka disebutkan bahwa Responsivitas mengacu pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang diprogramkan dan dijalankan oleh organisasi publik, maka kinerja organisasi tersebut akan semakin baik. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator Good Governance karena Responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan suatu organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang sangat rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara pelayanan dan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukkan kegagagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki 29 tingkat Responsivitas yang rendah dengan sendirinya juga akan memiliki kinerja yang rendah. Responsibilitas menjelaskan sejauh mana pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan yang implisit atau eksplisit. Semakin kegiatan organisasi publik itu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinspi administrasi dan peraturan serta kebijaksanaan organisasi, maka kinerjanya akan dinilai semakin baik. Sedangkan Akuntabilitas mengacu pada seberapa besar pejabat politik dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat polotok yang dipilih oleh rakyat Asumsinnya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, maka dengan sendirinya akan selalu mempresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini kinerja organisasi publik dinilai baik apabila sepenuhnya atau setidaknya sebagian besar kegiatannya didasarkan pada upaya-upaya untuk memenuhi harapan dan keinginan para wakil rakyat. Semakin banyak tindak lanjut organisasi atas harapan dan aspirasi pejabat politik, maka kinerja organisasi tersebut akan semakin baik. Konsep Akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik atau pemerintah seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal juga seperti nilai- nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki Akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang di dalam masyarakat.

2. Pelayanan Publik