27
meningkatkan kelarutan. Kemampuan pengawet metil paraben ditingkatkan dengan penambahan propilenglikol Rowe.,dkk, 2005.
2.4 Nata De Coco
Nata adalah produk hasil fermentasi menggunakan mikroba Acetobacter xylinum. Nata dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku air kelapa, limbah
air tahu, limbah industri nanas. Nata de coco adalah nata yang dibuat dengan bahan baku air kelapa, sebenarnya tidak memiliki rasa, namun karena diolah
menjadi minuman dengan tambahan bahan-bahan perasa maka produk yang dihasilkan mempunyai rasa yang enak Suryani dkk, 2005. Nata de coco berasal
dari Filipina, kata coco berasal dari Cocos nucifera, nama latin dari kelapa. Sementara nama nata diambil dari nama tuan Nata yang telah berhasil
menciptakan nata de coco. Nata de coco memiliki bentuk padat, berwarna putih seperti kolang-kaling dan terasa kenyal, yang mengandung air cukup banyak
80, dan dapat disimpan lama. Nata de coco mengandung nilai nutrisi yang cukup banyak Warisno, 2004. Seperti terlihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kandungan nutrisi nata de coco
No. Nutrisi Kandungan Nutrisi per 100 gram bahan
1 Kalori
146 kal 2
Lemak 0,2
3 Karbohidrat
36,1 mg 4
Kalsium 12 mg
5 Fosfor
2 mg 6
Fe zat besi 0,5 mg
Nata de coco adalah selulosa bakteri yang merupakan hasil sintesa dari gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobakter xylinum Wahyudi, 2003.
Bakteri Acetobacter xylinum dapat merubah gula sebesar 19 pada medium menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk dalam media tersebut berupa benang-
benang yang membentuk jalinan-jalinan yang akan menebal menjadi lapisan nata.
Universitas Sumatera Utara
28
Aktivitas pembuatan nata hanya terjadi pada kisaran pH antara 3,5-7,5. Sedangkan pH optimum untuk pembentukan nata adalah 4. Suhu yang memungkinkan untuk
pembentukan nata adalah pada suhu kamar antara 28-32
o
C Multazam, 2009. Beberapa industri telah menggunakan selulosa bakteri, misalnya Sony
Corporation mengembangkan audio pembicara Headphone dengan menggunakan selulosa bakteri. Pada awal 1980-an Johnson Johnson
menggunakan selulosa bakteri sebagai pembawa obat dan perawatan luka. Ajinomoto Co bersama dengan Mitsubishi Paper Mills di Jepang juga
mengembangkan selulosa bakteri untuk produk kertas Brown, 1989.
2.5 Kulit