6.4 Hasil Uji Penyembuhan Luka Sayat 2

48 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap sediaan gel EES 0,25, 0,5 dan 0,75 dengan dasar gel tidak mengalami perubahan konsistensi, warna maupun bau. Artinya bahwa sediaan gel yang dibuat stabil secara fisik.

4.3.3 Hasil pengamatan pH

Stabilitas gel juga dapat dilihat dari pH sediaan selama penyimpanan. Hasil pengukuran pH sediaan gel EES dan hasil pengamatan selama penyimpanan 28 hari pada tabel 6 gambar 4. Tabel 6. Hasil pengukuran sediaan gel selama penyimpanan Formula Waktu Penyimpanan Hari 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 A 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,4 6,4 6,3 6,3 B 5,7 5,7 5,7 5,7 5,7 5,7 5,6 5,6 5,6 5,6 C 5,4 5,4 5,4 5,4 5,4 5,4 5,4 5,3 5,3 5,3 D 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,2 5,2 5,2 5,2 5,1 Keterangan : A : dasar gel tanpa EES, B : gel EES 0,25 , C : gel EES 0,5, D : gel EES 0,75 Gambar 4.Grafik hasil pengamatan pH sediaan gel selama 28 hari penyimpanan Berdasarkan pengukuran pH dari masing-masing formula, selama pengamatan terjadi penurunan pH dan secara keseluruhan terlihat bahwa pH dari sediaan gel EES menurun dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Sediaan gel untuk blanko tanpa penambahan EES juga mengalami penurunan pH. Hasil uji stabilitas terhadap pH sediaan gel baik blanko maupun sediaan gel dari EES 5 5.2

5.4 5.6

5.8 6

6.2 6.4

6.6 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 pH Hari ke- Kontrol Gel EES 0,25 Gel EES 0,5 Gel EES 0,75 Universitas Sumatera Utara 49 menunjukkan pH sediaan tetap stabil pada penyimpanan karena masih berada dalam range pH normal kulit yaitu 5,0-6,8 Ansari, dkk., 2009.

4.4 Hasil Uji Penyembuhan Luka Sayat

Pengujian efek sediaan gel terhadap luka sayat pada kelinci, yaitu luka dibuat sampai subkutis, yang ditunjukan oleh kerusakan seluruh bagian dermis. Perubahan panjang luka sayat diukur sampai luka dinyatakan sembuh, dengan interval waktu pengukuran 1 hari. Hasil dapat dilihat pada lampiran dan halaman dan . 4.4.1 Hasil uji efek luka sayat ekstrak etanol daun srikaya yang diperangkapkan pada matriks nata de coco EESNDC. Data pengamatan uji penyembuhan luka sayat EES 0,25, 0,5 dan 0,75 yang diperangkapkan dalam matriks NDC dan juga kontrol dapat dilihat pada tabel 7 dan hasil nya pada gambar 5 berikut: Tabel 7. Data rata-rata perubahan panjang luka sayat cm hari ke-1-11 dengan menggunakan EESNDC. No Perlakuan Perubahan penyembuhan luka sayat cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Kontrol 2 1.85 1.78 1.70 1.59 1.42 1.31 1.88 1.09 0.69 0.45 2 EES 0,25 NDC 2 1.85 1.78 1.63 1.51 1.32 1.12 0.88 0.52 3 EES 0,5 NDC 2 1.66 1.57 1.37 1.24 0.99 0.48 0.07 4 EES 0,75 NDC 2 1.79 1.66 1.51 1.31 1.18 0.90 0.43 Pada tabel di atas dapat dilihat adanya pengurangan panjang luka sayat oleh masing-masing perlakuan. Dimana pada kontrol, pengurangan panjang luka sayat pada hari ke-1 adalah 0,15 cm dan hari ke-11 0,45 cm. Data tersebut menunjukkan bahwa pengurangan panjang luka sayat oleh matriks NDC sebagai kontrol berlangsung lambat dengan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena Universitas Sumatera Utara 50 tidak mengandung zat berkhasiat dalam matriks NDC yang digunakan sebagai bahan pembawa. Pada EES 0,25 NDC, pengurangan panjang luka sayat pada hari ke-1 adalah 0,15 cm dan hari ke-9 adalah 0,52 cm. Hal ini menunjukkan bahwa EES 0,25 NDC dapat menyembuhkan luka sayat lebih cepat dari pada kontrol. Pada EES 0,75 NDC, pengurangan panjang luka sayat pada hari ke-1 adalah 0,21 cm dan hari ke-8 adalah 0,43 cm. Hal ini menunjukkan bahwa EES 0,75 NDC dapat menyembuhkan luka sayat lebih cepat daripada EES 0,25 NDC dan kontrol. Pada EES 0,5 NDC, pengurangan panjang luka sayat pada hari ke-1 adalah 0,34 cm dan hari ke-7 adalah 0,07 cm. Hal ini menunjukkan bahwa EES 0,5 NDC dapat menyembuhkan luka sayat lebih cepat daripada EES 0,75 NDC, EES 0,25 NDC dan kontrol. Gambar 5. Grafik panjang luka rata-rata versus waktu hari pada pemberian EESNDC Pada grafik dapat dilihat bahwa kelompok kelinci yang paling cepat sembuh adalah kelompok EES 0,5 NDC C pada hari ke-7 diameter luka sudah 0 sembuh. Kelompok kelinci yang diberi EES 0,75 NDC D diameter rata- rata luka sudah 0 pada hari ke 8. Kelompok kelinci yang diberi EES 0,25 NDC

0.5 1

1.5 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 P a n ja n g c m kontrol EES 0,25 NDC EES 0,5 NDC EES 0,75 NDC Universitas Sumatera Utara 51 B rata-rata hampir sembuh pada hari ke 9, Sedangkan kelompok kelinci yang diberi matriks NDC atau kontrol A rata-rata pada hari 11 sembuh.

4.4.2 Hasil uji efek luka ekstrak etanol daun srikaya pada sediaan gel.

Data pengamatan uji penyembuhan luka sayat yang diberi EES 0,25, 0,5 dan 0,75 yang diformulasi dalam sediaan gel dan juga kontrol dapat dilihat pada tabel 8 dan hasil nya pada gambar 6 berikut: Tabel 8. Data rata-rata perubahan panjang luka sayat cm hari ke 1-11 dengan menggunakan gel EES dan kontrol. No Perlakuan Perubahan penyembuhan luka sayat cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Kontrol 2 1.91 1.84 1.75 1.65 1.39 1.34 1.21 1.13 0.90 0.43 2 Gel EES 0,25 2 1.81 1.73 1.64 1.57 1.41 1.19 1.00 0.50 3 Gel EES 0,5 2 1.66 1.53 1.40 1.01 0.51 4 Gel EES 0,75 2 1.72 1.61 1.47 1.40 1.30 0.72 0.17 Pada tabel di atas dapat dilihat adanya pengurangan panjang luka sayat oleh masing-masing perlakuan. Dimana pada kontrol, pengurangan panjang luka sayat pada hari ke-1 adalah 0,1 cm dan hari ke-11 0,43 cm. Data tersebut menunjukkan bahwa pengurangan panjang luka sayat oleh dasar gel sebagai kontrol berlangsung lambat dengan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena tidak ada zat berkhasiat dalam dasar gel yang digunakan sebagai bahan pembawa. Pada gel ESS 0,25, pengurangan panjang luka sayat pada hari ke-1 adalah 0,19 cm dan hari ke-9 adalah 0,5 cm. Hal ini menunjukan bahwa gel ESS 0,25 dapat menyembuhkan luka sayat lebih cepat daripada kontrol. Pada gel EES 0,75, pengurangan panjang luka sayat pada hari ke-1 adalah 0,28 cm dan hari ke-8 adalah 0,17 cm. Hal ini menunjukkan bahwa gel EES 0,75 dapat Universitas Sumatera Utara 52 menyembuhkan luka sayat lebih cepat daripada gel EES 0,25 dan kontrol. Pada gel ESS 0,5, pengurangan panjang luka sayat pada hari ke-1 adalah 0,34 cm dan hari ke-6 adalah 0,51 cm. Hal ini menunjukkan bahwa gel EES 0,5 dapat menyembuhkan luka sayat lebih cepat daripada gel EES 0,75, gel EES 0,25 dan kontrol. Gambar 6. Grafik panjang luka rata-rata versus waktu hari pada pemberian gel. Pada grafik dapat dilihat bahwa kelompok kelinci yang paling cepat sembuh adalah kelompok yang diberi gel EES 0,5 G pada hari ke 6 diameter luka sudah 0 sembuh. Kelompok kelinci yang diberi perlakuan gel EES 0,75 H diameter rata-rata luka sudah 0 pada hari ke 7. Kelompok kelinci yang diberi perlakuan gel EES 0,25 F rata-rata hampir sembuh pada hari ke 9, Sedangkan kelompok kelinci yang diberi perlakuan dasar gel E rata-rata pada hari 11 sembuh. Dari semua sediaan, bila dibandingkan antara matriks nata dengan sediaan gel maka efek penyembuhan luka yang lebih cepat adalah EES 0,5 NDC C sembuh pada hari ke-7 sedangkan pada gel EES 0,5 G sembuh pada hari ke 6. Hal ini disebabkan sifat umum dari sediaan setengah padat yang salah satu

0.5 1

1.5 2

2.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 P an jan g cm Waktu Hari kontrol Gel EES 0,25 Gel EES 0,5 Gel EES 0,75 Universitas Sumatera Utara 53 contohnya gel mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan Lachman 1994. Pada semua perlakuan EES dengan variasi konsentrasi yang diperangkapkan dalam matriks nata de coco maupun dalam sediaan gel dapat mempercepat penyembuhan luka sayat pada hewan percobaan. Pada EES yang diperangkapkan dalam matriks NDC mempunyai efek penyembuhan luka sayat lebih cepat yaitu konsentrasi 0,5 dengan waktu 7 hari. Begitu juga pada gel EES yang mempunyai efek penyembuhan luka sayat lebih cepat yaitu konsentrasi 0,5 dengan waktu 6 hari. Kandungan senyawa kimia EES adalah tanin yang dapat berfungsi sebagai adstringen yaitu menciutkan pori-pori kulit dan sebagai anti bakteri. Saponin berfungsi sebagai antiseptik. Flavonoid berfungsi sebagai antiinflamasi, antibakteri, anti oksidan. Steroid sebagai anti radang Simon dan Kerry, 2000.

4.5 Hasil Analisis Variansi ANAVA