Kredit yang Diberikan LK Indo Bank Mandiri Tbk Des 2013 Final Opini Dirstat

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 535 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan q. Investasi Bersih Dalam Sewa Pembiayaan lanjutan Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan. Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.

r. Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha

i. Aset Tetap dan Perangkat Lunak Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat carrying amount aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Perangkat lunak diakui sebagai aset tidak berwujud. Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis aset tetap yang diestimasi sebagai berikut: Tahun Bangunan 20 Perlengkapan, peralatan kantor, komputer dan kendaraan bermotor 4-5 Perangkat lunak 5 Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun berjalan aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan dikaji ulang, dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif. Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan direklasifikasikan ke akun aset tetap yang sebenarnya. Sebelum 1 Januari 2012, aset tetap tanah dicatat sesuai dengan PSAK 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajak- pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. Selain itu, PSAK 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 536 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan r. Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha lanjutan i. Aset Tetap dan Perangkat Lunak lanjutan Sejak 1 januari 2012, PSAK 47 sudah tidak lagi berlaku dan digantikan dengan PSAK 16 “Aset Tetap”. Sejak 1 Januari 2012, telah diberlakukan PSAK 16 “Aset Tetap” dan ISAK 25 “Hak Atas Tanah”. Biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan tersebut merupakan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali. Hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah tersebut kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. PSAK 48 Revisi 2009 tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali recoverable amount dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut. Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank Mandiri menerapkan PSAK No. 16 Revisi 2007 tentang “Aset Tetap”. Bank Mandiri dan Entitas Anak memilih model biaya, dan seluruh saldo nilai revaluasi aset yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 Revisi 2007, yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar Rp3.046.936, telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasian yang sudah ditentukan penggunaannya pada tahun 2008. ii. Aset Sewa Guna Usaha Bank Mandiri menerapkan PSAK 30 Revisi 2011 tentang Sewa, yang berlaku efektif dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Berdasarkan PSAK 30 Revisi 2011, penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK 30 Revisi 2011, dalam sewa pembiayaan, Bank dan Entitas Anak mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian. Aset sewa guna usaha disajikan sebagai bagian aset tetap disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa guna usaha dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus straight-line basis selama masa sewa. Jika suatu perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan, maka Bank menilai klasifikasi dari setiap elemen tersebut sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 537 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan s. Penyertaan Saham Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang diberikan. Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00 sampai dengan 50,00 dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan, dikurangi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Penyertaan sementara dihapus buku dari laporan posisi keuangan konsolidasian apabila telah melampaui jangka waktu 5 tahun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 72PBI2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 1122009 tanggal 29 Januari 2009. Sejak 24 Oktober 2012, Grup mengikuti PBI No. 1415PBI2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”. Penyertaan saham di bawah 20,00 diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual. Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara harga perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dan disajikan sebagai aset lain-lain. Dengan diberlakukannya PSAK 22 “Kombinasi Bisnis”, sejak 1 Januari 2011, nilai tercatat goodwill per 31 Desember 2010 yang timbul dari akuisisi sebelum 1 Januari 2011 tidak diamortisasi lagi, namun dilakukan evaluasi penurunan nilainya secara berkala. Sebelum 1 Januari 2011, goodwill diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill adalah lima tahun, namun periode amortisasi yang lebih panjang maksimum 20 tahun dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat.

t. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Non-Produktif

Aset non-produktif adalah aset Bank dan Entitas Anak, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas agunan yang diambil-alih dan properti terbengkalai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual. Sedangkan untuk rekening antar kantor dan suspense account, pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai pemulihan.

u. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi

Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

v. Aset Lain-lain

Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima, tagihan, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan lain- lain.