Uji Kuat Tekan Beton Absorbsi Beton Uji Kuat Tarik Beton

Untuk kebutuhan abu dasar bottom ash yang dipakai pada benda uji pelat adalah: Tabel 3.2 Komposisi campuran untuk benda uji pelat Jenis Variasi Semen kg Pasir kg Batu pecah kg Air kg Bottom ash kg Variasi I 32.5 62.8 81 5.7 Variasi II 32.5 59.7 81 5.7 0.8 Variasi III 32.5 56.5 81 5.7 1.5 Variasi IV 32.5 53.4 81 5.7 2.3 Variasi V 30.9 62.8 81 5.7 0.3 Variasi VI 30.9 53.4 81 5.7 2.6

3.7 Pengujian Sampel

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan beton, pengujian tarik belah dan absorbsi beton pada benda uji silinder yang berumur 28 hari. Sedangkan untuk pengujian pelat pola retak dilakukan pada benda uji pelat yang diamati selama 45 hari.

3.7.1 Uji Kuat Tekan Beton

Pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari untuk tiap variasi beton. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana, silinder beton dikeluarkan dari bak perendaman. Sebelum dilakukan uji kuat tekan, benda uji ditimbang beratnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin kompres elektrik berkapasitas 200 ton yang digerakkan secara manual. Universitas Sumatera Utara Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus: Α Ρ c f 3.3 dimana : f‟c = Kekuatan tekan kgcm 2 P = Beban tekan kg A = Luas permukaan benda uji cm 2 Gambar 3.3 Uji Tekan Beton

3.7.2 Absorbsi Beton

Salah satu sifat beton yang paling penting agar memiliki ketahanan terhadap serangan material dari luar adalah absorbsi beton. Faktor utama yang menentukan absorbsi beton adalah faktor air semen dari campuran beton. Semakin tinggi faktor air semen maka akan semakin banyak pula. Pori-pori yang saling berhubungan sehingga beton mempunyai absorbsi yang tinggi. Karena itu agar beton dapat bertahan dengan waktu yang lama, maka absorbsi beton perlu diturunkan yaitu dengan menurunkan faktor air semen. Universitas Sumatera Utara Absorbsi beton dapat dihitung dengan rumus : Absorbsi = 3.4 Dimana : A = Berat beton setelah direndam gr B = Berat beton dalam kondisi kering gr

3.7.3 Uji Kuat Tarik Beton

Konstruksi beton yang dipasang mendatar sering menerima beban tegak lurus sumbu bahannya dan sering mengalami rekahan splitting. Hal ini terjadi karena daya dukung beton terhadap gaya lentur tergantung pada jarak dari garis berat beton, makin jauh dari garis berat makin kecil daya dukungnya. Kekuatan tarik belah relatif rendah, untuk beton normal berkisar antara 9-15 dari kuat tekan. Penggujian kuat tarik beton dilakukan melalui pengujian split cilinder. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50- 0,60 kali √fc‟, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √fc‟. Pengujian tersebut menggunakan benda uji silinder beton berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan pada arah memanjang di atas alat penguji kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang silinder. Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah menjadi dua bagian dari ujung ke ujung. Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai spilt cilinder strength. Universitas Sumatera Utara Besarnya tegangan tarik belah beton tegangan rekah beton dapat dihitung dengan rumus: L D π Ρ 2 Fct 3.5 di mana : Fct = Tegangan rekah beton kgcm P = Beban maksimum kg L = Panjang silinder cm D = Diameter cm A B Gambar 3.4 Uji Split Cylinder Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Nilai

Slump Nilai slump selalu dihubungkan dengan kemudahan pengerjaan beton workabilitas, hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain:  Gradasi dan bentuk permukaan agregat  Faktor air semen  Volume udara pada adukan beton  Karakteristik semen  Bahan tambahan Hasil pengujian nilai slump dengan substitusi abu dasar dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 . Nilai Slump untuk berbagai variasi Variasi Substitusi Bottom Ash Nilai Slump cm 11 5 dari volume agregat halus 10 10 dari volume agregat halus 9 15 dari volume agregat halus 8 5 dari volume semen 9 15 dari volume agregat halus + 5 dari volume semen 7 Universitas Sumatera Utara