Absorbsi Beton Kuat Tarik Beton

kurva tegangan-regangan tekan dan terhadap kekuatan betonnya yang terlihat pada Gambar 2.10. Akan tetapi bila adukan beton nilai slump nya sama besar, pengaruh tersebut tidak tampak karena agregat yang permukaannya halus memerlukan air lebih sedikit, berarti fas nya rendah yang menghasilkan kuat tekan beton lebih tinggi. Pada pemakaian ukuran butir agregat lebih besar memerlukan jumlah pasta lebih sedikit, berarti pori-pori betonnya juga sedikit sehingga kuat tekannya lebih tinggi. Tetapi daya lekat antara permukaan agregat dan pastanya kurang kuat sehingga kuat tekan betonnya menjadi rendah. Oleh karena itu pada beton kuat tekan tinggi dianjurkan memakai agregat dengan ukuran besar butir maksimum 20 mm.

2.4.2.2 Absorbsi Beton

Absorbsi merupakan banyaknya air yang diserap sampel beton. Besar kecilnya penyerapan air oleh beton sangat dipengaruhi oleh pori atau rongga yang terdapat pada beton. Semakin banyak pori-pori yang terkandung dalam beton, maka semakin besar pula penyerapan sehingga ketahanannya akan berkurang. Absorbsi pada beton dapat diukur pada beton setelah umur 28 hari. Pada hidrasi semen dengan derajat yang sama, permeabilitas akan menurun pada faktor air semen yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya absorbsi pada beton, antara lain: 1. Faktor air semen. Besarnya kadar air yang ada dalam campuran beton ditentukan oleh faktor air semen, adanya faktor air semen yang tinggi, maka kadar air yang ada pada campuran beton juga tinggi dan hal ini dapat mengakibatkan absorbsi beton yang besar pula. Universitas Sumatera Utara 2. Susunan Butir Gradasi Agregat. Pada beton yang menggunakan bahan agregat yang bergradasi baik, umumnya mempunyai nilai absorbsi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan beton yang menggunakan agregat bergradasi kurang baik. Celah-celah yang ada di antara butiran yang lebih besar dapat terisi oleh butiran yang berukuran kecil dan dapat membentuk massa yang padat setelah dicampur dengan semen dan air. Dengan demikian dapat memperkecil kemungkinan terbentuknya rongga-rongga untuk diisi air sisa proses hidrasi. Rongga pori yang terdapat pada beton terjadi karena kurang tepatnya kualitas dan komposisi material penyusunnya. Nilai absorbsi dapat dihitung dengan rumus: Absorbsi = A – B 2.3 B Dimana : A = Berat beton setelah direndam gr B = Berat beton dalam kondisi kering gr Universitas Sumatera Utara

2.4.2.3 Kuat Tarik Beton

Konstruksi beton yang dipasang mendatar sering menerima beban tegak lurus sumbu bahannya dan sering mengalami rekahan splitting. Hal ini terjadi karena daya dukung beton terhadap gaya lentur tergantung pada jarak dari garis berat beton, makin jauh dari garis berat makin kecil daya dukungnya. Kekuatan tarik relatif rendah untuk beton normal berkisar antara 9-15 dari kuat tekan. Penggujian kuat tarik beton dilakukan melalui pengujian split cilinder. Nilai pendekatan yang diperoleh Dipohusodo 1994 dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50- 0,60 kali √fc‟, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57 √fc‟. Pengujian tersebut menggunakan benda uji silinder beton berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan pada arah memanjang di atas alat penguji kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang silinder. Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah menjadi dua bagian dari ujung ke ujung. Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai spilt cilinder strength. Menurut SNI 03-2491-2002 besarnya tegangan tarik beton tegangan rekah beton dapat dihitung dengan rumus: L D π Ρ 2 Fct 2.4 Di mana : Fct : Tegangan rekah beton kgcm P : Beban maksimum kg L : Panjang silinder cm Universitas Sumatera Utara D : Diameter cm

2.4.2.4 Pola Retak