Abu Terbang Fly Ash

cairan yang dicampurkan dengan air 50. Berat jenisnya sekitar 2,20 tetapi bulk density hanya 200-300 kgm³. Specific suface area sangat besar, yaitu 15-25 m²g. SF bisa dipakai sebagai pengganti sebagian semen, meskipun tidak ekonomis. Kedua sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki sifat beton, baik beton segar maupun beton keras.Untuk beton normal dengan kadar semen di atas 250 kgm³, kebutuhan air bertambah dengan ditambahnya SF. Campuran lebih kohesif. Pada slump yang sama, lebih banyak energi dibutuhkan untuk menghasilkan aliran tertentu. Ini mengindikasikan stabilitas lebih baik dari beton cair. Perdarahan bleeding sangat berkurang sehingga perlu perawatan dini untuk mencegah retak susut plastis, khususnya pada cuaca panas dan berangin. SF baisanya dipakai bersama superplastisizer. Beton dari SF memperlihatkan kekuatan awal yang rendah. Namun perawatan temperatur tinggi memberi pengaruh percepatan yang besar. Potensi kekuatan adalah 3 sampai 5 kali dari semen portland per unit massa sehingga untuk kekuatan yang sama, umur 28 hari memberikan faktor air semen yang lebih besar. Panas hidrasi juga 2 kali lebih besar, namun karena potensi kekuatan tinggi, evolusi panas total bisa lebih rendah bila kadar semen dikurangi. Jadi beton dengan kekuatan tinggi diatas 100 Mpa dapat dihasilkan. Sifat mekanis lainnya seperti kuat tarik dan lentur dan modulus elastisitas berkaitan dengan kuat tekan seperti halnya beton dari semen portland.

c. Abu Terbang Fly Ash

Fly ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara, yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa semburan asap, yang telah digunakan sebagai bahan campuran pada beton. Fly ash atau abu terbang di kenal di Inggris sebagai serbuk abu pembakaran. Abu terbang sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran Universitas Sumatera Utara partikelnya yang halus, oksida silika yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat.

2. Jenis Miscellanous Admixture Bahan Tambah Lain

Berbagai pengujian penambahan material-material tertentu sudah dilakukan untuk mendapatkan hasil atau mengetahui pengaruh penggunaan bahan tambah tersebut. Penambahan dilakukan dengan mencampurkan ke dalam adukan beton untuk berbagai macam tujuan, yaitu untuk mengurangi penggunaan semen, agregat halus, maupun agregat kasar. Metode pemakaian juga bermacam-macam, sebagai bahan pengganti substitusi atau sebagai bahan tambah pada campuran dengan tujuan mengurangi penggunaan agregat pada beton. a Abu Sekam Padi Rice Husk Ash Kulit padi sekam dari penggilingan padi dapat digunakan sebagi bahan bakar dalam proses produksi. Sekam terdiri dari 75 bahan mudah terbakar dan 25 berat akan berubah menjadi abu. Abu ini dikenal dengan dengan Rice Husk Ash RHA yang mempunyai kandungan silika reaktif sekitar 85 - 90. Untuk membuat abu sekam menjadi silika reaktif yang dapat digunakan sebagai material pozzolan dalam beton, maka diperlukan kontrol pembakaran yang baik. Temperatur pembakaran tidak boleh melebihi 800°C sehingga dapat dihasilkan RHA yang terdiri dari silika yang tidak terkristalisasi. Jika sekam ini terbakar hingga suhu lebih dari 850°C, maka akan menghasilkan abu yang sudah terkristalisasi menjadi arang dan tidak reaktif lagi, sehingga tidak mempunyai sifat pozzolan. b Limbah Karet Universitas Sumatera Utara Cacahan karet ban merupakan salah satu bahan tambah ataupun pengganti pada agregat yang akhir-akhir ini mulai diteliti dampak penggunaannya terhadap campuran pada beton. Penggunaan cacahan karet ban ini dapat diperlakukan sebagai pengganti agregat kasar ataupun halus tergantung pada besar butiran cacahan karet yang digunakan. Dampak tahap awal yang diharapkan dari penggunaan cacahan karet ban ini adalah didapatnya nilai perilaku mekanik beton yang setara ataupun mendekati dengan beton normal. Sehingga didapat penghematan agregat dalam campuran beton tersebut. c Bahan serat Selain limbah dan industri metal, bahan serat fiber dapat pula meningkatkan kinerja beton, yang dikenal dengan beton berserat. Disini serat berfungsi sebagai tulangan mikro yang melindungi beton dari keretakan, meningkatkan kuat tarik dan lentur secara tak langsung. Serat juga meningkatkan kekuatan tekan dan daktilitas beton, meningkatkan kekedapan beton, serta meningkatkan daya tahan beton terhadap beban bertulang dan beban kejut. Sistem tulangan mikro yang terbuat dari serat-serat ini bekerja berdasarkan prinsip-prinsip mekanis, yaitu berdasar pada ikatan bond antara serat dan beton, bukan secara kimiawi. Oleh karenanya, material komposit beton berserat akan menjadi bahan yang tak mudah retak. Proses kimiawi dalam beton tidak akan terpengaruh dengan adanya serat dan tidak akan merugikan proses pengerasan beton dalam jangka pendek maupun panjang. Beberapa jenis bahan serat yang dapat dipergunakan dalam beton, antara lain serat alami rami, abaca, serat sintetis polyproplene. polyester, nylon, serat baja, dan fiber glass. Universitas Sumatera Utara Meningkatkan kuat tarik dan lentur, meningkatkan daktilitas dan kemampuan menyerap energi saat berdeformasi, mengurangi retak akibat susut beton, Meningkatkan ketahanan fatigue beban berulang dan meningkatkan ketahanan impact beban tumbukan merupakan beberapa keunggulan beton berserat.

2.3.4.5 Abu Dasar Batu Bara Bottom Ash

Bottom ash adalah bahan buangan dari proses pembakaran batu bara pada pembangkit tenaga yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dan lebih berat dari fly ash, sehingga bottom ash akan terjatuh pada dasar tungku pembakaran dan terkumpul pada penampung debu kemudian dikeluarkan dari tungku dengan cara disemprot dengan air untuk dibuang atau digunakan. Ristinah, 2012 Bottom Ash biasanya mempunyai warna yang gelap dan memiliki kandungan garam dan pH yang rendah, sehingga berpotensi menimbulkan sifat korosi pada struktur baja yang bersentuhan dengan campuran yang mengandung bottom ash. Bottom ash mempunyai beberapa unsur kimia antara lain Si, Al, Fe, Ca, Mg, S, Na dan beberapa unsur kimia yang lain. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Abu dasar batu bara bottom ash Bottom ash dikategorikan menjadi dry bottom ash dan wet bottom ashboiler slag berdasarkan jenis tungkunya yaitu dry bottom boiler yang menghasilkan dry bottom ash dan slag-tap boiler serta cyclone boiler yang menghasilkan wet bottom ash boiler slag. Sifat dari bottom ash sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh jenis batu bara dan sistem pembakarannya. Beberapa sifat fisik dan kimia yang penting dari bottom ash adalah sebagai berikut: Tabel 2.5 Sifat fisik dari dry dan wet bottom ash Sifat Fisik Abu dasar Wet Dry Bentuk Angularbersiku Berbutir kecilgranular Warna Hitam Abu-abu gelap Tampilan Keras, mengkilap Seperti pasir halus, sangat berpori Ukuran lolos ayakan No.10 40-60 No.40 10 No.200 5 No.10 50-90 No.40 10-60 No.200 0-10 Universitas Sumatera Utara Spesific gravity 2,3 – 2,9 2,1 – 2,7 Penyerapan 0,3 – 1,1 0,8 – 2,0 Sumber : Wayan Suarnita, 2012 Tabel 2.6 Unsur-unsur kimia abu dasar Unsur – unsur kimia abu dasar Persentase Kapur, CaO 0,43 Silika, SiO 2 0,24 Alumina, Al 2 O 3 4,35 Besi, Fe 2 O 3 4,45 Magnesia, MgO 0,86 Postash, K 2 O 0,25 Soda, Na 2 O 0,21 Sumber : Wayan Suarnita, 2012

2.4 Sifat-Sifat Beton