Waterfall proses model Waterfall Process Model a. Software Development Life Cycle SDLC

25 Pada penelitian ini, akan dikembangkan sebuah media yang dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan wisata dan budaya Indonesia. Wisata yang diperkenalkan difokuskan pada wisata yang berobjek budaya, sedangkan budaya yang diperkenalkan dibatasi pada unsur kesenian, peralatan dan teknologi, serta religi dan upacara. Media yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk memperkenalkan wisata dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia tanpa terkendala batas biaya, ruang, dan waktu.

4. Waterfall Process Model a. Software Development Life Cycle SDLC

“SDLC atau model proses perangkat lunak merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem- sistem perangkat lunak” Rosa-Salahudin, 2011: 24. Proyek-proyek perangkat lunak berbeda satu dengan lainnya. Cara mengembangkan perangkat lunak tergantung pada banyak faktor diantaranya jenis sistem yang akan dibangun, teknologi yang digunakan, ukuran dan distribusi tim, jenis resiko, konsekuensi kegagalan, gaya kerja tim, dan budaya organisasi Fowler, 2005: 39

b. Waterfall proses model

Menurut Pressman model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Model waterfall sering juga disebut model sequential linier atau alur hidup klasik classic life cycle. Model waterfall menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara 26 sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, dan pengujian serta tahap pendukung. Rosa-Salahudin, 2011: 26 Pengembangan game ini menggunakan model waterfall karena melihat dari kelebihan SDLC ini. Berikut kelebihan waterfall model: 1 Cocok untuk menyelesaikan pembuatan perangkat lunak yang dilakukan oleh tim yang sedikit. 2 Cocok digunakan dalam proses pembuatan software yang tidak terlalu komplek, dan waktu yang singkat. 3 Model waterfall adalah model SDLC yang paling sederhana. Model ini cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah Rosa-Salahudin, 2011: 29 Fase-fase dalam model waterfall bisa dilihat di Gambar 2. Gambar 2. Model Waterfall Rossa, 2011: 27 1 Analisis kebutuhan perangkat lunak. Pada fase ini pengembang melakukan pengumpulan kebutuhan secara intensif untuk menspesifikan kebutuhan perangkat lunak agar terbentuk perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pengguna nantinya. Dokumentasi dibutuhkan pada tahap ini. 2 Desain. Pada fase ini kegiatan difokuskan pada desain perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, antar muka, 27 dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya. Dokumentasi juga diperlukan pada tahap ini. 3 Pembuatan kode program. Hasil dari tahap ini adalah program perangkat lunak sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain. 4 Pengujian. Pengujian focus pada perangkat lunak dari segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian telah dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan untuk menemukan error dan memastikan fungsi yang ada berjalan sesuai dengan yang diinginkan. 5 Pendukung support atau pemeliharaan maintenance. Tahap pemeliharaan dilakukan setelah perangkat lunak dikirim ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan sistem yang baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulang proses mulai dari analisis kebutuhan untuk perubahan perangkat lunak namun tidak sampai membuat perangkat lunak baru Rosa-Salahudin, 2011: 30.

5. Unified Modeling Language a. Pengertian UML