Diskriminasi Perempuan Etnis Tionghoa di Indonesia
feminis, yaitu kritik sastra feminis yang melihat perempuan sebagai pembaca the woman as reader dan kritik sastra yang melihat perempuan sebagai penulis the
woman as writer. Showalter juga menegaskan woman as reader memfokuskan kajian
padacitra dan stereotipe perempuan dalam sastra, pengabaian dan kesalahpahaman tentang perempuan dalam kritik sastra sebelumnya, dan celah-celah dalam sejarah
sastra yang dibentuk oleh laki-laki, sedangkan kritik sastra yang melihat perempuan sebagai penulis lebih meekankan pada sejarah karya sastra perempuan,
gaya penulisan, tema, genre, struktur tulisan perempuan, kreativitas penulis perempuan, profesi penulis perempuan sebagai suatu perkumpulan, serta
perkembangan dan peraturan tradisi penulis perempuan Wiyatmi, 2012:25. Djajanegara 2000:28-38 dalam bukunya Kritik Sastra Feminis: Sebuah
Pengantar menyebutkan terdapat tujuh ragam kritik sastra feminis untuk mengkaji karya sastra penulis perempuan. Tujuh ragam jenis tersebut adalah
sebagai berikut. 1.
Kritik Sastra Feminis Ideologis. Ragam ini lebih melibatkan wanita, khususnya kaum feminis sebagai
pembaca. Yang menjadi pusat perhatian pembaca feminis adalah citra serta stereotip wanita dalam karya sastra. Kritik ini juga meneliti kesalahpahaman
tentang wanita dan sebab-sebab mengapa wanita diperhitungkan bahkan nyaris diabaikan sama sekali dalam kritik sastra.
2. Gynocritics atau ginokritik.
Ragam ini mengkaji penulis-penulis wanita. Di dalamnya termasuk penelitian tentang sejarah karya sastra wanita, gaya penulisan, tema, genre, dan
struktur tulisan wanita. Di samping itu dikaji juga kreativitas penulis wanita, profesi penulis wanita sebagai perkumpulan, serta perkembangan dan peraturan
tradisi penulis wanita. 3.
Kritik Sastra Feminis Sosialis Marxis. Kritik ini meneliti tokoh wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-
kelas masyarakat. Pengkritik feminis mencoba mengungkapkan bahwa kaum wanita merupakan kelas yang tertindas.
4. Kritik Sastra Feminis Psikoanalisis.
Ragam ini adalah kritik sastra yang diterapkan pada tulisan-tulisan wanita. Hal ini karena para pembaca wanita biasanya mengidentifikasi dirinya pada tokoh
wanita, sedang tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya.
5. Kritik Sastra Feminis Lesbian.
Kritik sastra ini meneliti tulisan perempuan dan tokoh perempuannya saja. Tujuannya yaitu mengembangkan satu definisi cermat tentang makna lesbian,
kemudian diterapkan pada diri penulis atau teks sastranya, apakah penulis dan karya sastra tersebut memiliki ciri lesbianisme. Lalu, diharapkan terbentuklah
kanon sastra masa silam, sehingga dapat dikembangkan suatu tradisi menulis sastra lesbian, dan strategi membaca dan sudut pandangan masa silam maupun
modern.
6. Kritik Sastra Feminis Ras atau Etnik.