33 harapan perusahaan. Karyawan yang merasa puas atas kompensasinya
akan dapat bekerjasama dengan baik dalam bekerja.
3. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan respons emosional terhadap sebuah
pekerjaan, Kreiner dan Kinicki 2007 menjelaskan bahwa :
“Job satisfaction is an affective or emotional response toward various facets one’s job”—kepuasan kerja merupakan kecenderungan
atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan seseorang
Locke dalam Mahesa 2010, kepuasan kerja meliputi reakti atau sikap kognitif, afektif, dan evaluatif serta menyatakan menyatakan bahwa
kepuasan kerja adalah “keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang.”
Kepuasan kerja adalah hasil dari presepsi karyawan mengenai seberapa
baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting.
Darsono dan Siswandoko 2011 : 214, menyatakan bahwa kepuasan kerja akan terjadi jika ada kesesuaian antara harapan dengan
kenyataan, atau ada kesesuaian antara imbalan atau upah yang diterima sesuai yang diharapkan. Dengan kata lain kepuasan kerja merupakan
seperangkat perasaan karyawan yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan berdasarkan imbalan material dan imbalan psikologis non
material.
Dilanjutkan oleh Darsono dan Siswandoko 2011 : 214, kepuasan
kerja memiliki dimensi, antara lain :
34 a. Kepuasan kerja dapat mewakili sikap secara menyeluruh atau
mengacu pada bagian pekerjaan misalnya pada isi pekerjaan dan konteks pekerjaan
b. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan c. Kepuasan kerja bersifat dinamik, ia dapat naik dan turun
dengan cepat sehingga perasaan pekerja terhadap organisasi perlu diperhatikan secara berkesinambungan.
Rivai 2005 : 16, kepuasan kerja adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan itu berupa suatu hasil penilaian mengenai
seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Kepuasan kerja berhubungan dengan faktor-faktor
individu, yaitu : a. Faktor kepribadian seperti aktualisasi diri, kemampuan
menghadapi tantangan kemampuan menghadapi tekanan b. Status dan senioritas, makin tinggi heirarkis di dalam
perusahaan lebih mudah individu tersebut untuk puas c. Kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu
semakin tinggi kepuasan kerjanya d. Kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu individu yang
mempunyai kepuasan tinggi terhadap elemen-elemen kehidupannya yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya,
memungkinkan memliki kepuasan kerja yang tinggi.
35 Kepuasan kerja merupakan hal yang diinginkan dicapai oleh
perusahaan terhadap karyawannya. Perusahaan
menginginkan karyawannya puas dengan aspek-aspek pekerjan yang ada dan dirasakan
individu sehingga mereka mampu memberikan kontribusi maksimal terhadap pekerjannya. Robbins dan Judge 2009 : 127, terdapat lima
indikator dalam menentukan kepuasan kerja karyawan : a. Pekerjaan itu sendiri work it self
b. Penghargaan dan imbalan yang sepadan Pay and Achivement c. Kesempatan untuk maju advancement opportunity
d. Pengawasan Supervision e. Rekan kerja yang mendukung co-workers
Kreiner dan Kinicki 2007 menjelaskan bahwa terdapat lima dampak dari individu yang puas terhadap pekerjannya ;
a. Kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan lemah dan negative terhadap upaya dalam enggurangi tingkat
ketidakhadiran Absenteeismkaryawan b. Kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan yang kuat dan
positif sehingga mampu menghindari karyawan dari pemikiran dan keinginan seorang karyawan untuk keluar dari pekerjannya
c. Kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan yang negative dan moderat terhadap tingkat turnover karyawan
d. Stress kerja berhubungan dengan ketidakhadiran, dan juga tingkat turnover. Dengan meningkatkan kepuasan kerja
36 karyawan makan diharapkan perusahaan mampu menggurangi
stress kerja yang dihadapi karyawan e. Kinerja Job Performance
Kepuasan kerja dan kinerja karyawan memiliki hubungan yang positif moderat hubungannya tidak terlalu kuat juga tidak terlalu
lemah baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja karyawan.
4. Kinerja Karyawan