17 d. Evaluasi Evaluation
Tahap evaluasi merupakan tahap penilaian apakah program pelatihan memberikan dampak dan mamfaat atau sebaliknya.
b. Analisis Kebutuhan Spesifik Pelatihan
Menurut Rivai dan Sagala dalam Khoiri, 2011, Analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu diagnosa untuk menentukan masalah yang dihadapi
saat ini dan tantangan di masa mendatang yang harus dihadapi saat ini dan tantangan di masa mendatang yang harus dipenuhi oleh program pelatihan
dan pengembangan. Mondy 2008 : 215 kebutuhan-kebutuhan pelatihan
bisa ditentukan dengan :
a. Analisis Organisasi: Kebutuhan pelatihan pari prespektif organisasi secara menyeluruh, misi organisasi, tujuan
perusahaan dan rencana-rencana strategik perusahaan. b. Analisis Tugas: Berfokus pada tugas-tugas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Deskripsi-deskripsi pekerjaan merupakan sumber daya penting bagi level analisis ini.
c. Analisis Orang: merupakan kebutuhan pelatihan individual berdasarkan siapa objek yang memerlukan pelatihan ataupun
dengan mengidentifikasikan pengetahuan keterampilan, dan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kebutuhan
tersebut diperoleh dari pengetahuan yang dialami oleh HRD
18 ataupun supervisior, quisioner dan survey kebutuhan, test
individu.
c. Menetapkan Tujuan Pelatihan
Mondy 2008 ; 215 menjelaskan bahwa pelatihan harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan ringkas serta dikembangkan untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Tujuan diadakannya pelatihan yang diselenggarakan perusahaan dikarenakan perusahaan menginginkan
adanya perubahan dalam prestasi kerja pegawai sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan. Pada umumnya, tujuan dilakukan program
pelatihan adalah untuk kemajuan kepentingan bersama antara karyawan dengan perusahaan, sehingga tercipta hubungan mutualisme.
d. Implementasi Program Pelatihan
Setelah Analisis Kebutuhan Spesifik Pelatihan telah tersusun sesuai dengan kebutuhan perusahaan, kebutuhan kerja, ataupun kebutuhan
karyawan itu sendiri. Perusahaan harus mendesain pelatihan apa yang efektif untuk diadakan sesuai dengan analisis kebutuhan pelatihan.
Darsono dan Siswandoko 2011 : 196, Efektifitas merupakan hubungan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan. Efektifitas pelatihan
merupakan gambaran sejauh mana karyawan mampu menerapkan keterampilan, dan ilmu baru yang yang diperoleh untuk kebutuhan
pekerjaannya saat ini.
19 Mathis dan Jackson 2008 : 269, Pelatihan yang efektif terdiri dari :
a. Kesiapan Peserta Pelatihan Learner Readiness Seorang learner harus memiliki kesiapan dan kemauan
untuk belajar sesuatu hal baru yang terkait dengan pekerjaannya. Kesiapan peserta dapat ditentukan seberapa besar motivasi dan
antusiasme untuk mengikuti program pelatihan dan kepercayaan diri untuk menerapkan ilmu dan keterampilan baru yang
diterima. b. Gaya Belajar Learning Styles
Setiap karyawan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda dalam memahami suatu ilmu baru. Sebagai Contoh Gaya belajar
audio bagi sebagian karyawan lebih mudah memahami dengan mendengarkan isi materi pelatihan yang dijelaskan oleh
instruktur, sedangkan pada sebaian lagi karyawan lebih mudah memahami dengan memanfaatkan dan mengamati gambar,
bentuk ataupun contoh yang disediakan dalam proses pelatihan. Untuk menunjang gaya pelatihan yang disesuaikan dengan
karakteristik gaya belajar karyawan, seorang trainer haruslah memiliki kemampuan komunikasi untuk menyampaikan materi
secara baik, selain teori teori yang menguatkan, seorang trainer jua harus memiliki kemampuan memotivasi untuk membangun
20 percaya diri dan kemauan karyawan untuk langsung menerapkan
apa yang didapat dari pelatihan. c. Transfer Pembelajaran Learning Transfer
Pelatihan yang efisien haruslah mampu diterapkan dan diimplementasikan oleh karyawan baik dalam jangka panjang
ataupun jangka pendek pasca pelatihan yang diterimanya. Perusahaan
menggunakan sejumlah
metode untuk
menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada angkatan kerjanya. Mondy 2008 : 217 Metode pelatihan yang digunakan
dapat berupa : a. On Job Training
Metode palatihan informal yang memungkinkan seorang karyawan untuk mempelajari tugas-tugas dalam pekarjaan
dengan mengerjakannay secara nyata. b. Magang
Magang sebagai metode palatihan memungkinkan para peserta untuk mengintegrasikan teori yang dipelajari dengan praktik-
praktik kerja nyata. c. Pelatihan Pemula
Metode pelatihan yang mengkombinasikan instruksi dikelas dengan on job training. Pelatihan ini umum dalam pekerjaan-
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
21 d. Rotasi Pekerjaan
Metode pelatihan dimana para karyawan berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya untuk memperluas pengalaman
mereka. e. In basket training
Adalah metode pelatihan dimana para peserta diminta menyusun prioritas dan kemudian menangani sejumlah
dokumen bisnis, pesan e-mail, memo, laporan, dan pesan telepon yang biasanya melewati meja seorang manajer.
e. Evaluasi Pelatihan