Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara di masa mendatang 6 . Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak. Namun masih banyak kenyataannya anak usia sekolah yang tidak atau belum bisa menikmati bangku sekolah sehingga merupakan masalah yang harus dipecahkan bersama antara pemerintah dan warga negaranya. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus terus menerus diperbaiki baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Adanya pendidikan dasar 9 tahun menunjukkan bahwa pemerintah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. PP. No.281990 tentang Pendidikan Dasar mengemukakan bahwa pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan tidak hanya cukup sampai pada tingkat dasar saja tetapi masih ada jenjang pendidikan di atasnya berupa pendidikan menengah yang harus ditempuh oleh siswa. Bertolak pada urgensi pendidikan di atas, pembelajaran merupakan hal yang vital dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pembelajaran yang optimal tidak bisa dilepaskan dari peran seorang guru. Guru berperan penting dalam usaha mendewasakan anak didik agar nantinya dapat menemukan jati dirinya secara utuh. Disamping itu guru 6 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 5 harus memehami hal-hal yang bersifat filiosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan interaksi belajar mengajar. Lemahnya proses pembelajaran merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka kaya teori tetapi miskin aplikasi. Gejala semacam ini merupakan gejala umum dari hasil proses pendidikan di negeri ini. Pendidikan di sekolah terlalu menjejali otak siswa dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal. Pendidikan tidak diarahkan untuk membangun dan menumbuhkan karakter serta potensi yang dimiliki. Proses pendidikan tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses belajar dan mengajar. Dewasa ini, sekolah dan guru diberikan keleluasaan untuk mengembangkan kurikulum dalam melaksanakan pembelajaran. Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP pada tahun 2006 menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal persekolahan. Perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah di dalam kelas ataupun di luar kelas. Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru teacher centered 6 beralih dan berpusat pada peserta didik student centered; metodologi yang semula lebih didominasi ekspositori berganti menjadi partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan. Satu hal lagi bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis.Guru harus bijaksana dalam menentukan suatu strategi pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang dimiliki dapat dikembangkan dengan maksimal. Melalui pembelajaran, nantinya akan diperoleh pengetahuan yang luas, keterampilan yang kompleks, dan sikap yang berkarakter. Pembelajaran merupakan proses yang kompleks meliputi perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Proses belajar mengajar meliputi kegiatan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai penilaian dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 7 Mulyasa perencanaan menyangkut perumusan tujuan dan kompetensi serta memperkirakan cara pencapaian tujuan dan pembentukan kompetensi tersebut. Kemudian, pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa program 7 B. Suryosubroto, 2002, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta 7 pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat membentuk kompetensi, karakter, dan mencapai tujuan yang diinginkan. 8 Terakhir, penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan. Untuk kepentingan tersebut, pelaksanaan penilaian perlu membandingkan kinerja aktual dengan kinerja standar. Pembelajaran melibatkan interaksi antara guru dengan siswa. Guru sebagai pihak yang mengajar dan siswa sebagai pihak yang belajar. Pertama, mengenai guru. Dalam pembelajaran, guru memunyai peran yang sangat penting. Guru harus mampu mengarahkan semua potensi siswanya dengan baik, tidak bertindak menyampaikan materi saja untuk mengembangkan kompetensi siswa, tetapi bertindak sebagai agen pembentuk kepribadian siswa seperti dikatakan oleh Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Kedua, mengenai siswa. Dalam proses pembelajaran siswa dijadikan sebagai pusat kegiatan dalam pembelajaran. Siswa dituntut aktif menerima dan merespons segala pelajaran yang diberikan oleh guru supayamereka mendapatkan pengalaman belajar yang berarti, tidak hanya menerima materi pembelajaran tanpa aktif berpikir. 9 Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar 10 . Kegiatan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang disadari dan 8 Mulyasa. H.E. 2013 . Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya 9 Sanjaya, Wina. 2011.PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup 10 Nasution,S, 1994, Berbagai Pedekatan Dalam Proses belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta 8 direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pembelajaran yang baik akan tercapai apabila disertai dengan perencanaan pengajaran sebagai acuan dalam mengajar. Perencanaan Pembelajaran mempunyai peranan penting dalam memandu guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki rencana pembelajaran karena perencanaan tersebut adalah fungsi pedagogi yang penting untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran dan mungkin sekali untuk memotivasi guru 11 . Perencanaan pembelajaran dibuat dengan mengacu pada kurikulum. Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan siswa di bawah pengajaran dan pengawasan guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran, terkandung aspek integral yang di dalamnya harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah persiapan terhadap situasi di kelas, siswa dengan sajian materi yang diajarkan guru, model pengajaran yang diterapkan, tujuan yang ingin dicapai, teknik penilaian yang akan digunakan, dan kemungkinan hambatan yang ada serta berbagai cara mengatasinya. Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan 12 . Seorang guru dituntut untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan dan sikap yang professional dalam membelajarkan siswa. 11 Wawan S. Suherman. 2001.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani.Yogyakarta. FIK UNY. 12 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosdakarya, cetakan pertama, 2005 9 SMA Bosowa Bina Insani adalah salah satu sekolah menengah atas swasta di Indonesia. SMA Bosowa Bina Insani sering disingkat menjadi SMA Bina Insani saja atau disingkat sebagai SMABI berdiri sejak tahun 1995 . Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu siswa yang bernama Afri Fahrezi Aryansyah bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran geografi terasa membosankan karena mereka hanya menggunakan satu sumber belajar berupa buku paket atau modul belajar dalam proses pembelajaran geografi sehingga menyebabkan hasil belajar mereka menjadi rendah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul“ Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran IPS Geografi yang dirasa oleh peserta didik menjenuhkan. 2. Hasil belajar pada mata pelajaran IPS Geografi di SMA Bina Insani Bogor masih dibawah KKM. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka Pembatasan Masalah dari penelitian ini adalah: Hanya membatasi pada“ Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografipada SMA Bina Insani Bogor ”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor ? 10

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Menganalisis Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu: a. Manfaat Teoritis 1. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana pengembangan wawasan dan pengembangan kemampuan analisis tentang Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapat gelar sarjana. b. Manfaat Praktis 1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan, informasi, serta bahan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan. 2. Bagi SMA Bina Insani Bogor, penelitian ini bisa dijadikan sumber dalam mata pelajaran geografi . 3. Bagi pengelola Kebun Raya Bogor, penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan dalam pengelolaan kawasan Kebun Raya Bogor. 11

BAB II KAJIAN TEORI

A. PEMANFAATAN

1. Pengertian Pemanfaatan

Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. P emanfaatan memiliki makna “Proses, cara atau perbuatan memanfaatkan. 13 ” Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber belajar 14 . Menurut Clark, ada lima aspek pemanfaatan yaitu: Media sebagai teknologi mesin; Media sebagai tutor ; Media sebagai pengubah perilaku ; Media sebagai pemotivasi belajar ; Media sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah. Pemanfaatan dapat berupa kemanfaatan satu faktor seperti pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan meningkatkan kinerja pekerjaan 15 . Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan peserta didik agar dapat bermteraksi dengan bahan belajar dan aktivitas yang dipilih, memberikan binibingan selama kegiatan belajar, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai peserta didik, serta memasukannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan. 13 Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.Jakarta: Modern English Press 14 Seels, Barbara B. Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran. Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.12 15 Chin, Todd. 1995.The Condition of Learning. Diambil dari http : forum .upi. edu v3index. php?PHPSESSID. Di unduh pada tanggal 10 November 2011 jam 15.45 12

B. SEJARAH KEBUN RAYA BOGOR

Hingga tahun 1927, sedemikian banyak tanaman yang telah diintroduksikan hingga terjadi kekurangan lahan. Oleh karena itu wilayah di sebelah timur ditambahkan. Bagian selatandari areal ini ditanami serupa dengan bagian utama kebun Raya Bogor, sisanya dibiarkan sebagai padang rumput, jalan besar, kolam-kolam, rumah kaca untuk anggrek, dan kedai-kopi, Cafe Botanicus. Pada tahun 1962, Kebun Raya Bogor menjadi bagian dari Lembaga Biologi Nasional LBN , dimana Otto Soemarwoto diangkat menjadi direkturnya pada tahun 1964. Beliau mendorong dilakukannya penelitian ilmiah murni, juga mengembangkan Kebun Raya sebagai Lembaga Penelitian Biologi Tropika, yang pada akhirnya memberikan beragam keuntungan bagi bidang pertanian, industri farmasi, dan kesehatan. Sekitar tahun 1980an, Lembaga Biologi Nasional ditata-ulang dan dipecah menjadi Puslitbang Biologi dan Kebun Raya. Pada tahun 1990, Sampurno Kadarsan menyerahkan manajemen Puslitbang Biologi pada Soetikno Wirjoatmodjo dan Suhirman menjadi kepala Kebun Raya. Dengan berlalunya waktu, Kebun Raya Bogor mengalami banyak perubahan : gedung baru dibangun dan koleksi tanaman bertambah. Perubahan alami juga terjadi, pohon dan tanaman baru tumbuh dan pohon- pohon tumbang dimakan usia, rayap, atau karena angin. Kebun Raya Bogor menjadi tempat rekreasi bagi penduduk sekitar dan wisatawan. Kunjungan wisatawan mancanegara meningkat sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan pariwisata. Sebagai upaya mengatasi masalah peningkatan jumlah pengunjung, pada tahun 1996 Rotary Club Bogor mengawali kampanye untuk meningkatkan kesadaran pengunjung akan pentingnya menjaga kebersihan Kebun Raya. 16 16 Levelink, Jose, Amanada Mawdsley, Theo Rijnberg, Empat Rute jalan Kaki Dengan Panduan kebun Raya Bogor, Bogor: PT. Bogorindo Botanicus,