22
6. Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul dan merupakan
konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari orang yang mengabdikan diri dalam
bidang tersebut.
25
D. PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Lely Halimah dalam Jumal Penelitian Pendidikan Dasar Nomor 5 Tahun 11 1998 Edisi Khusus Penelitian Tindakan Kelas yang
diterbitkan Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta dengan judul Kemandirian Profesional Guru dalam Pemanfaatan Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar, menyimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran inkuiri akrab lingkungan merupakan tindakan
yang secara
kolaboratif inkuiri
reflektif temyata
dapat meningkatkan kemandirian profesional guru dan beberapa
perubahan peran guru, seperti: 1 Dari peran guru sebagai sumber informasi berubah menjadi peran guru selaku fasilitator belajar
peserta didik siswa melalui pemanfaatan sumber - sumber belajar yang terdapat di sekitar lingkungan siswa; 2 Guru terlatih untuk
melakukan inkuiri refleksi terhadap kinerjanya dan mencari solusi untuk lebih meningkatkan aktivitaspembelajarannya.
2. Hasil
penelitian yang
dilakukan Hadiyah
tahun 2004
mengungkapkan bahwa lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan social IPS kelas IV sekolah
dasar SD negeri Kleco II Surakarta. Melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, hubungan sesama siswa,
maupun siswa dengan guru dapat berjalan dengan baik.Melalui kegiatan tersebut ternyata menumbuhkan semangat dan motivasi
siswa untuk mempelajari IPS, terutama sejarah semakin meningkat. 3. Hasil penelitian yang dilakukan Edhy Nooryono tahun 2009
mengungkapkan bahwa Lingkungan sebagai sumber belajar dalam
25
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung : Remaja Rosydakarya, 2003 h 19 - 20
23
rangka meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA 2 Bae Kudus. Melalui pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar, hubungan sesama siswa, maupun siswa dengan guru dapat berjalan dengan baik.Melalui kegiatan tersebut ternyata
menumbuhkan semangat motivasi dan minat siswa untuk mempelajari IPS, terutama sejarah menjadi terus meningkat
walaupun belum sepenuhnya optimal.
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Bina Insani, lebih tepatnya pada peserta didik SMA Bina Insani. Adapun waktu penelitian tersebut yaitu
dilakukan pada bulan April 2015.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong, metodologi penelitian kualitatif
adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memenfaatkan metode alamiah
26
. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif
27
. Kemudian dalam Basrowi dan Suwandi, memahami penelitian
kualitatif dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari inkuiri naturalistik yang temuan
– temuannya tidak diperoleh dari prosedur penelitian secara statistik
28
. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
adalah sebuah penelitian naturalistik, disusun secara induktif, dan penjelasannya dilakukan secara deskriptif.
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 6.
27
http:id.wikipedia.orgwikipenelitian kualitatif, diakses tanggal 1 desember 2011
28
Basrowi dan Suwandi, memahami penelitian kualitatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009 , h.22