Identifikasi Masalah Rumusan Masalah

12

B. SEJARAH KEBUN RAYA BOGOR

Hingga tahun 1927, sedemikian banyak tanaman yang telah diintroduksikan hingga terjadi kekurangan lahan. Oleh karena itu wilayah di sebelah timur ditambahkan. Bagian selatandari areal ini ditanami serupa dengan bagian utama kebun Raya Bogor, sisanya dibiarkan sebagai padang rumput, jalan besar, kolam-kolam, rumah kaca untuk anggrek, dan kedai-kopi, Cafe Botanicus. Pada tahun 1962, Kebun Raya Bogor menjadi bagian dari Lembaga Biologi Nasional LBN , dimana Otto Soemarwoto diangkat menjadi direkturnya pada tahun 1964. Beliau mendorong dilakukannya penelitian ilmiah murni, juga mengembangkan Kebun Raya sebagai Lembaga Penelitian Biologi Tropika, yang pada akhirnya memberikan beragam keuntungan bagi bidang pertanian, industri farmasi, dan kesehatan. Sekitar tahun 1980an, Lembaga Biologi Nasional ditata-ulang dan dipecah menjadi Puslitbang Biologi dan Kebun Raya. Pada tahun 1990, Sampurno Kadarsan menyerahkan manajemen Puslitbang Biologi pada Soetikno Wirjoatmodjo dan Suhirman menjadi kepala Kebun Raya. Dengan berlalunya waktu, Kebun Raya Bogor mengalami banyak perubahan : gedung baru dibangun dan koleksi tanaman bertambah. Perubahan alami juga terjadi, pohon dan tanaman baru tumbuh dan pohon- pohon tumbang dimakan usia, rayap, atau karena angin. Kebun Raya Bogor menjadi tempat rekreasi bagi penduduk sekitar dan wisatawan. Kunjungan wisatawan mancanegara meningkat sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan pariwisata. Sebagai upaya mengatasi masalah peningkatan jumlah pengunjung, pada tahun 1996 Rotary Club Bogor mengawali kampanye untuk meningkatkan kesadaran pengunjung akan pentingnya menjaga kebersihan Kebun Raya. 16 16 Levelink, Jose, Amanada Mawdsley, Theo Rijnberg, Empat Rute jalan Kaki Dengan Panduan kebun Raya Bogor, Bogor: PT. Bogorindo Botanicus, 13

C. SUMBER BELAJAR

1. Pengertian Sumber Belajar

Belajar tidak harus dihadiri oleh guru. Dalam belajar siswa dapat menggunakan sumber belajar yang tersedia di sekolah, baik berupa buku- buku, majalah, perpustakaan, laboratorium, dan kegiatan lain yang dapat menjadi sumber belajar. siswa harus aktif mencari dan berinteraksi dengan sumber belajar. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia dilingkungannya. Oleh karena itu, sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Pada hakikatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi manusia sepanjang masa. Jadi, konsep sumber belajar memiliki makna yang sangat luas, meliputi segala yang ada di jagat raya ini. Menurut Assosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan AECT, sumber belajar adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas kemudahan belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu, sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar adalah “ Segala daya yang dapat dimanfaatkan guru memberikan kemudahan kepada seseor ang dalam belajarnya “. 17 Sesungguhnya sumber belajar itu banyak jenisnya. Adapun sumber belajar itu meliputi pesan Message, orang people , bahan materials , 17 Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, Bandung : Sinar Baru, 2001 h 77.