Uji Multikolonieritas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

53 probability plots yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal, dasar pengambilan keputusan: 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Analisis statistik yaitu dengan melihat uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Z K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: HA : data residual berdistribusi normal HA : data residual tidak berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas di atas 0,05 maka HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal Ghozali, 2011 : 29-35.

3.8.2.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah ada variabel yang saling berkorelasi pada variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolonieritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan Ghozali, 2011 : 105. Multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dengan menganalisis Universitas Sumatera Utara 54 tolerance value dan VIF Variance Inflation Factor. Jika nilai tolerance value 0,10 dan VIF 10 maka tidak terjadi multikolonieritas.

3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokodastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regres yang baik adalah homoskedastisitas. Ghozali, 2011: 139 Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu menggunakan uji Glejser. Uji Glejser digunakan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya. Adanya heteroskedastisitas berarti adanya variabel dalam model yang tidak sama konstan. Maka dengan asumsi Ghozali, 2011: 142: 1. Jika probabilitas signifikansi di atas tingkat 5 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. 2. Jika probabilitas signifikansi di bawah tingkat 5 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 55

3.8.2.4 Uji Autokorelasi

Ghozali 2011: 110 menjelaskan uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series . Ghozali, 2011: 113 menjelaskan bahwa untuk mendeteksi adanya autokorelasi digunakan uji Lagrange Multiplier LM test atau. Uji autokorelasi dengan LM test terutama digunakan untuk sampel besar di atas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat digunakan dibandingkan uji Durbin Watson terutama bila sampel yang digunakan relative besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Uji LM akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey Ghozali, 2011: 113. Cara untuk mengetahui adanya autokorelasi yakni dengan melihat koefisien parameter untuk residual lag 2 res_2 apakah tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 atau sebaliknya. Apabila tingat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 56 3.8.3 Uji Hipotesis Penelitian 3.8.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP REAL EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 7 17

PENDAHULUAN PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP REAL EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 7 7

PENUTUP PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP REAL EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 28

PENGARUH AUDIT TENURE Pengaruh Audit Tenure Dan Spesialisasi Auditor Terhadap ((Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).

0 3 17

PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP TAX-INDUCED EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 15

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Spesialisasi Audit dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 55

B. Industri Keramik, Porselen dan Kaca - Pengaruh Kualitas Audit dan Auditor Tenure terhadap Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kualitas Audit dan Auditor Tenure terhadap Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 12

Pengaruh Kualitas Audit dan Auditor Tenure terhadap Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12