29 memiliki kapasitas untuk mengatur setiap kegiatan di dalam perusahaan sehingga
dapat mendorong memenuhi target laba. Oleh karena itu dengan adanya auditor dengan keahlian pada spesialisasi industri, manajemen laba riil akan meningkat
terkait manipulasi aktivitas perusahaan. Dalam teori agensi dan teori stewardship dimana pihak agen sebagai pihak
yang diberi tanggungjawab oleh pihak prinsipal akan terdorong untuk melakukan berbagai hal untuk memberikan hasil pertanggungjawaban yang sebaik mungkin
walaupun terkadang tidak sesuai dengan realita misalnya dengan melakukan perubahan pada laba. Oleh karena itu, auditor dituntut untuk menguasai keahlian
di bidang industri perusahan. Dengan demikian auditor yang memiliki keahlian dalam spesialisasi industri maka akan dapat menurunkan praktek manajemen laba.
2.1.5. Auditor Tenure
Auditor tenure adalah masa perikatan keterlibatan antara KAP dan klien
terkait jasa audit yang disepakati atau dapat juga diartikan sebagai jangka waktu hubungan auditor dan klien. Auditor tenure telah ditentukan secara mandatory
oleh peraturan pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar indenpendensi seorang auditor dapat lebih terjaga dengan membatasi hubungan antara auditor dan
manajemen. Auditor memiliki tugas untuk mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara agen dan prinsipal sehingga auditor harus memiliki tingkat
independensi yang tinggi untuk mencegah terjadinya asimetri infomasi.
Universitas Sumatera Utara
30 Di Indonesia, peraturan yang mengatur auditor tenure adalah Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17KMK.012008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit
umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling
lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun
buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien
sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. Reichelt and Wang 2010 dalam Inaam dan Khmoussi 2012: 22 meneliti
adanya hubungan negatif antara auditor tenure dengan manajemen laba. Dengan adanya audit tenure yang lebih pendek maka manajemen laba yang dilakukan oleh
agen akan lebih besar namun semakin lama audit tenure akan memperkecil praktik manajemen laba. Namun Johnson et al. 2002 dalam Inaam dan Khmoussi 2012:
22 menemukan bahwa klien dengan masa auditor yang lebih pendek memiliki kualitas akrual yang lebih rendah dibandingkan dengan masa kerja lebih panjang.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa masa kerja yang lebih lama pada auditor akan meningkatkan aktivitas manajemen laba di dalam perusahaan baik secara
akrual maupun riil. Hal ini dikarenakan auditor yang memiliki masa kerja lebih pendek cenderung akan memiliki independensi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan auditor yang telah memiliki masa kerja audit yang lebih panjang.
Universitas Sumatera Utara
31 Dalam teori agensi dan teori stewardship dijelaskan bahwa dapat terjadi
keadaan dimana salah satu pihak memiliki lebih banyak informasi sehingga menimbulkan kondisi asimetri informasi. Hal ini terjadi dalam praktik manajemen
laba yaitu agen memiliki lebih banyak informasi daripada prinsipal yang memiliki hubungan kerja sama dengan agen dikhawatirkan akan mengurangi independensi
yang dimiliki auditor sehingga auditor akan cenderung berpihak kepada agen. Hubungan ini yang akan meningkatkan praktik manajemen laba sehingga dapat
menimbulkan asimetri informasi antara pihak prinsipal dan agen. Semakin lama auditor berhubungan dengan agen maka independensi yang dimilikinya akan
semakin menurun dan aktivitas manajemen laba akan meningkat.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang pengaruh kualitas audit diproksikan dengan ukuran KAP, kualitas audit diproksikan dengan auditor spesialisasi industri dan auditor
tenure terhadap manajemen laba riil telah beberapa kali dilakukan sebelumya oleh
peneliti yang berbeda. Hasil penelitiannya juga menunjukkan hasil yang berbeda- beda atau tidak konsisten. Berikut ini tabel 2.2 menunjukkan hasil penelitian
terdahulu yang nantinya akan digunakan sebagai pembanding hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara