Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

6. Kendaraan Kendaraan vehicles merupakan semua jenis kendaraan, seperti alat pengangkutan, truk, grader, traktor, mobil, sepeda motor, dan lain-lain yang dimiliki oleh perusahaan serta digunakan dalam kegiatan opersional, baik untuk angkutan karyawan maupun angkutan barang. Dengan banyaknya pengklasifikasian aktiva tetap pada PT.Trakindo Utama Sumatera Area yang dapat dilihat dengan jelas pada bab II sebelumnya serta lampiran yang ada, secara teoritis hal tersebut dapat dibenarkan dan sesuai dengan SAK Standar Akuntansi Keuangan. Disamping itu, pengklasifikasian ini juga mengingat bahwasanya PT.Trakindo Utama Sumatera Area merupakan PT. Trakindo Utama yang mencakup seluruh kantor cabang atau divisi-divisi yang ada di area Sumatera Medan, Padang, Pekan Baru, Bandar Lampung, Palembang, Banda Aceh, dan sebagainya. Untuk itu, seluruh jenis aktiva tetap yang ada pada kantor-kantor cabang atau divisi tersebut yang proses pencatatan akuntansinya menjadi tanggung jawab perusahaan ini.

B. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap

Pencatatan suatu aktiva tetap pada awalnya sebesar biaya atau harga perolehannya. Harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan, mulai aktiva itu dibeli sampai aktiva tersebut siap untuk dipakai dalam kegiatan normal perusahaan. Di lain pihak, biaya yang berkaitan dengan pembelian aktiva tidak boleh dimasukkan dalam akun aktiva itu, sejauh biaya tersebut tidak meningkatkan kegunaan aktiva yang bersangkutan. Noviana Sasmita : Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008 USU Repository © 2009 Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, biaya-biaya perolehan aktiva tetapnya meliputi: biaya pembelian atau sewa aktiva tetap, biaya pemasangan, biaya pengangkutan, bea cukai dan pajak lain-lain, VAT, serta ongkos resmi dan bayaran lainnya. Penetapan biaya-biaya ini telah mengikuti pedoman dalam SAK, mengenai biaya perolehan aktiva tetap tersebut. Menurut buku Standar Akuntansi Keuangan SAK pada paragraf 16, biaya perolehan aktiva tetap meliputi: a harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan –potongan lain; b biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen; c estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul karena aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal. 16.4 Beberapa cara perolehan aktiva tetap, antara lain: 1 Pembelian Tunai Sebagian besar aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, diperoleh dengan cara pembelian tunai, maka akun aktiva tetap yang bersangkutan dicatata ke dalam ayat jurnal sebesar harga pembelian, ditambah dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian aktiva tersebut. Hal ini sesuai dengan SAK, pada paragraf 15 tentang aktiva tetap, yaitu: “Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan”.Ikatan Akuntan Indonesia; 2007 ; Hal. 16.4 Pada umumnya, contoh ayat jurnal yang dicatat dari pembelian aktiva tetap secara tunai adalah: Noviana Sasmita : Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008 USU Repository © 2009 Tanah xxx Kas xxx Jika dalam pembelian aktiva tetap ada potongan harga discount, maka potongan tersebut dikurangi dari harga belinya, dan jika potongan tersebut tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, maka harus dicatat sebagai kerugian yang disebut discount loss . 2 Pembelian dengan cara kontrak jangka panjang angsuran Perolehan aktiva tetap dengan kontrak jangka panjang angsuran untuk beberapa jangka waktu tertentu, maka harga perolehnanya dihitung tergantung pada kontrak jual belinya. Dalam pembelian dengan cara ini, menimbulkan beban bunga yang merupakan selisih antara harga beli tunainya denganharga beli secara angsuran. Bunga yang dikenakan selama angsuran, baik yang secara jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, pada dasarnya harus dikeluarkan dari harga perolehannya dan dibebankan sebagai biaya bunga. Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, sistem pembelian aktiva tetap dengan cara kontrak jangka panjang bukan merupakan bentuk angsuran. Akan tetapi, merupakan sewa guna aktiva tetap. Perusahaan ini telah terikat suatu perjanjian sewa-menyewa untuk beberapa tahun kedepan dengan pihak PT. Tiara Marga Trakindo. Sistem pencatatan aktiva tetap yang disewa dalam perusahaan ini dilakukan sama seperti pencatatan pada umunya, yaitu dengan mendebit akun Beban Sewa dan mengkredit akun Kas, sebesar biaya sewa per tahunnya. Noviana Sasmita : Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008 USU Repository © 2009 3 Dengan pertukaran Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pertukaran yang dimaksud disini adalah dengan menukarkan aktiva yang sudah lama dengan aktiva yang masih baru. Pertukaran antar aktiva tetap ini dilakukan baik dengan pertukaran aktiva tetap yang sejenis, maupun yang tidak sejenis. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran yang dilakukan antar aktiva tetap yang mempunyai jenis, sifat dan fungsi yang sama. Sedangkan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis adalah pertukaran yang dilakukan antar aktiva tetap yang mempunyai jenis dan fungsi yang berbeda. Untuk pertukaran ini, perbedaan antara nilai buku aktiva yang diserahkan dengan nilai wajar yagn digunakan sebagai dasar pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus diakui sebagai laba atau rugi atas pertukaran tersebut. Untuk PT. Trakindo Utama Sumatera Area, perolehan aktiva tetapnya dilakukan dengan cara pentrasferan antar kantor cabang, departemen atau divisi. Pencatatan perolehan aktiva ini ke dalam ayat jurnal tidak berpengaruh pada pengakuan laba atau rugi yang ditimbulkan. Perusahaan ini hanya menjurnal harga perolehan dan akumulasi penyusutan dari aktiva tetap yang ditransfer saja. 4 Dengan dibangun sendiri Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, aktiva tetap berupa bangunan atau gedung yang dijadikan sebagai tempat usaha, bukan merupakan aktiva milik pribadi melainkan berasal dari sewa guna aktiva tetap. Sehingga dalam hal ini, perusahaan tidak ikut berperan dalam perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri. Hanya saja biaya-biaya berupa renovasi, perluasan bangunan, dan lain sebagainya menjadi tanggungan perusahaan ini, dimana biaya-biaya tersebut merupakan biaya revaluasi aktiva tetap. Noviana Sasmita : Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008 USU Repository © 2009 Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memperoleh aktiva tetap yang dibutuhkan denga cara membuat dibangun sendiri, yaitu: X Untuk menekan pengeluaran biaya yang besar X Untuk memanfaatkan fasilitas atau prasarana dalam perusahaan yang tidak terpakai X Sebagai bentuk keinginan untuk mendapatkan mutu kualitas yang lebih baik Berdasarkan pedoman yang tercantum dalam SAK paragraf 22, yakni: Biaya perolehan suatua aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian atau cara lain. Jika perusahaan membuat aset serupa untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya pembangunan aset untuk dijual. Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap laba internal dieliminasi. Demikian pula pemborosan yang terjadi dalam pemakai bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses kontruksi aset yang dibangun sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset. Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal.16.5 6 Sebagai hadiah atau sumbangan Apabila aktiva tetap yang diterima perusahaan merupakan hadiah dari pihak lain, akan tetapi aktiva tersebut belum pasti menjadi milik perusahaan karena hal itu tergantung atas pelaksanaan perjanjian, maka aktiva tertersebut akan dicatat sebagai elemen yang belum pasti contigent. Jika hak atas hadiah tersebut sudah dipastikan milik perusahaan, maka contigent asset dapat dicatata sebagai aktiva. Sesuai pedoman yang tercantum dalam SAK paragraf 28, yang berisikan “Aktiva tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak boleh diakui, sampai diperoleh keyakinan bahwa: a. entitas akan memenuhi kondisi atau persyaratan hibah tersebut, dan b. hibah akan diperoleh”. Ikatan Akuntan Indonesia; 2007; Hal.16.6. Noviana Sasmita : Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area, 2008 USU Repository © 2009 Dari uraian mengenai masing-masing cara perolehan aktiva tetap yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat diketahui bahwa perlakuan akuntansi dari setiap cara tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda dalam menentukan harga perolehannya. Begitu juga halnya dengan perlakuan akuntansi terhadap penentuan harga perolehan aktiva tetap pada PT. Trakindo Utama Sumatera Area. Pencatatan aktiva tetap dalam pembukuan perusahaan ini berdasarkan atas harga perolehannya, yakni semua biaya yang dikeluarkan mulai dari pembelian maupun nilai kontrak, hingga aktiva tetap tersebut benar-benar siap untuk digunakan dalam kegiatan normal perusahaan. Pencatatan aktiva tetap atas dasar harga perolehan tersebut secara teori telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, hanya saja bagi PT. Trakindo Utama Sumatera Area tidak seluruh pengadaan atau perolehan aktiva dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap, walaupun persyartan umum sebagai aktiva tetap telah dipenuhi. Hal ini disebabkan adanya batas minimum harga perolehan suatu aktiva tetap, yaitu sebesar Rp. 10.000.000. Maka sudah jelas pengeluaran yang dilakukan PT. Trakindo Utama Sumatera Area untuk aktiva tetap merupakan pengeluaran yang sangat besar material.

C. Metode Penyusutan Aktiva Tetap