2.4. Bauran Pemasaran Rumah Sakit
a. Produk Product
Produk menurut Rowland Rowland 1984 mengemukakan bahwa pengertian produk adalah jenis pelayanan yang diberikan, baik dalam
bentuk preventif, diagnostik, terapeutik dan lain-lain. Komponen produk menurut Kotler dan Keller 2009 meliputi ragam produk, kualitas, desain,
fitur, nama merek, kemasan, ukuran, layanan, jaminan, pengembalian. b.
Harga Price Komponen harga menurut Kotler dan Keller 2009 meliputi harga
terdaftar, diskon, potongan harga, periode pembayaran, syarat kredit. Kemudian Zeithaml dan Bitner menjelaskan komponen harga meliputi
flexibility, dan price level. c.
Tempat Place Pengertian tempat di rumah sakit meliputi tempat pelayanan, waktu yang
dihabiskan, konsep rujukan, dan lain-lain. Lokasi fasilitas seringkali menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan
pasar potensial suatu perusahaan. Misalnya rumah sakit umumnya menempati daerah yang cukup luas dan berlokasi dekat daerah yang pada
penduduknya, karena rumah sakit bertujuan untuk melayani masyarakat umum secara luas. Tjiptono, 2004. Komponen tempat menurut Kotler dan
Keller 2009 adalah saluran, cakupan, pilihan, lokasi, persediaan, transportasi.
d. Promosi Promotion
Konsep promosi di rumah sakit adalah bagaimana pasien tahu tentang jenis pelayanan yang ada di rumah sakit, bagaimana mereka termotivasi untuk
menggunakan secara berkesinambungan dan menyebarkan informasi itu kepada rekan-rekannya. Tjiptono, 2004. Promosi atau pemasaran di
rumah sakit dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Sabarguna, 2005. Tetapi dalam melakukan ada hal-hal yang harus diperhatikan, salah satunya
pedoman etika rumah sakit Indonesia oleh PERSI. Komponen promosi menurut Kotler dan Keller 2009 adalah promosi penjualan, periklanan,
tenaga penjualan, hubungan masyarakat, serta pemasaran langsung.
2.5.Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Setiadi 2008, proses pengambilan keputusan pembelian melewati lima tahap, yaitu:
1. Mengenali Kebutuhan Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat
dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. 2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yangb lebih
ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya,
orang tersebut mungkin aktif mencari informasi, seperti mencari bahan bacaan, mencari referensi, menelepon teman dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produk tertentu. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui merek-merek bersaing dan keistimewaan masing-masing
merek. 3. Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan Pembelian Konsumen membentuk preferensi di antara merek-merek dalam kelompok
pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli merek yang paling disukai.
5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena
memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal- hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan
pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Perilaku konsumen biasanya penuh arti dan berorientasi tujuan. Produk dan jasa diterima atau ditolak berdasarkan sejauh mana keduanya
dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup. Individu sanggup sepenuhnya mengabaikan semua yang dikatakan oleh pemasar. Pengambilan
keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevalusi dua atau lebih perilaku alternatif, dan
memilih salah satu diantaranya Setiadi, 2008. Menurut Hasan 2008, proses pengambilan pembelian berakhir pada tahap perilaku purna beli di
mana konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan akan mempengaruhi perilaku berikutnya.
2.6. Proses Perkembangan Pelanggan