15 3. Political Cost Hypothesis
Political Cost Hypothesis menyatakan bahwa “larger firms rather than
small firms are more likely to use accounting choices that reduce reported profit
s”. Alasan terakhir adalah masalah pelanggaran regulasi pemerintah. Sejauh ini ada regulasi yang dikeluarkan pemerintah yang berkaitan dengan
dunia usaha, misal undang-undang perpajakan, anti-trust danmonopoli, dan sebagainya. Perusahaan yang memperoleh laba lebih besarakan ditarik
pajak yang lebih besar pula dan perusahaan yang memperoleh laba lebih kecil akan ditarik pajak yang kecil pula. Kondisi inilah yang merangsang
manajer untuk mengelola dan mengatur labanya dalam jumlah tertentu agar pajak yang harus dibayarkan menjadi tidak terlalu tinggi,karena manajer
sebagai pengelola tentu tidak ingin kewajiban yang harus diselesaikannya telalu membebaninya.
2.1.5.3 Good Corporate Governance
Good Corporate Governance merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan pemegang sahampemilik modal, komisaris
independen dan direksi untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan stakeholder lainnya, berlandaskan perundang-undangan dan nilai etika. Pengertian Good Corporate Governance menurut CEPS Center for
European Policy Study adalah seluruh system yang dibentuk mulai dari hak right, proses dan pengendalian baik yang ada di dalam maupun diluar manajemen
Universitas Sumatera Utara
16 perusahaan. Corporate Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi
board dan manejemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif
sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya lebih efisien. Sedangkan menurut Cadbury mengatakan bahwa Good Corporate
Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan. Berdasarkan definisi
good corporate governance di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya good corporate governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan stakeholders terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan
dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Sedangkan tujuan dari good corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah value added bagi
semua pihak yang berkepentingan stakeholders. Komite Nasional Kebijakan Governance atau KNKG 2006:5 menyatakan
bahwa setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip-prinsip pokok GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip GCG
yang dimaksudkan tersebut meliputi: a Fairness kewajaran dan kesetaraan, menjamin perlindungan hak para
pemegang saham dan menjamin keterlaksananya komitmen dengan para investor.
Universitas Sumatera Utara
17 b Transparancy transparansi, mewajibkan adanya suatu informasi yang
terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan.
c Accountability akuntabilitas, menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen
dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris. d Responsibility pertanggungjawaban, memastikan dipatuhinya peraturan-
peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya nilai-nilai sosial.
e Independency kemandirian, yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
2.1.5.4 Ukuran Perusahaan