17 b Transparancy transparansi, mewajibkan adanya suatu informasi yang
terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat diperbandingkan, yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan.
c Accountability akuntabilitas, menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen
dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris. d Responsibility pertanggungjawaban, memastikan dipatuhinya peraturan-
peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya nilai-nilai sosial.
e Independency kemandirian, yaitu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
2.1.5.4 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size,nilai
pasar saham, dan lain-lain. Perusahaan yang berukuran besar lebih diminati oleh para analis dan broker, dimana laporan keuangan yang dipublikasikan lebih bersifat
transparan sehingga memperkecil timbulnya asimetri informasi yang dapat mendukung timbulnya manajemen laba. Menurut Sudarmadji dan Sularto 2007,
besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka
Universitas Sumatera Utara
18 semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk
menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut.
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan memerlukan dana yang lebih besar
dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan dana yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan menginginkan pertumbuhan laba dan juga
pertumbuhan tingkat pengembalian saham Hal tersebut menyebabkan factor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting
dalam pembentukan manajemen laba. Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan semakin
banyak dan memperkecil kemungkinan terjadinya asimetri informasi yang bisa menyebabkan terjadinya praktik manajemen laba padaperusahaan.
2.1.5.5 Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta
bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
kepentingan perusahaan Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance 2004. Secara lebih luas tugas komisaris independen adalah mengawasi dewan direksi
perusahaan dalam mencapai kinerja dalam business plan dan memberikan nasihat
Universitas Sumatera Utara
19 kepada direksi mengenai penyimpangan pengelolaan usaha yang tidak sesuai dengan
arah yang ingin dituju oleh perusahaan Alijoyo dkk, 2004. Vafeas 2000 dalam Siallagan 2006 menyatakan bahwa peranan komisaris
independen diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Dengan
semakin banyak jumlah dewan komisaris independen, pengawasan terhadap laporan keuangan akan lebih ketat dan objektif, sehingga kecurangan yang dilakukan oleh
manajer untuk memanipulasi laba dapat diminimalisir dan manajemen laba dapat dihindari. Terkait dengan manajemen laba, komisaris independen tidak berkaitan
langsung dengan perusahaan yang mereka tangani, karena mereka bertugas untuk mengawasi direksi perusahaan tanpa ada tekanan dari pihak manapun, sehingga
pekerjaan yang dilakukannya murni tanpa ada campur tangan dengan pihak manapun.
2.1.5.6 Komite Audit