23 perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat
pengembalian akan semakin besar. Semakin tinggi rasio yang diperoleh maka semakin efisien manajemen aset perusahaan.Tri Widyastuti 2009 juga menemukan
bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap earnings management.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian emperis membuktikan bahwa yang mempengaruhi ukuran perusahaan berbeda-beda.Perbedaan ini mungkin saja disebabkan oleh beberapa
faktor misalnya data yang digunakan, perbedaan tempat penelitian, perbedaan periode pengamatan penelitian dan lainnya.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Variabel
Hasil
1. I Guna
dan Herawaty
2010 Pengaruh Mekanisme
GoodCorporate Governance,
Independensi Auditor, Kualitas
Audit dan Faktor lainnya terhadap
Manajemen Laba Kepemilikan
Institusional, kepemilikan
manajerial, komite audit, komisaris
independen, independensi
auditor, kualitas audit, ukuran
perusahaan dan manajemen laba
kualitas auditor berpengaruh
signifikan terhadap praktik
manajemen laba
Kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komite
audit, komisaris independen,
independensi auditor dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
signifikan
Universitas Sumatera Utara
24 terhadap praktik
manajemen laba. 2.
Nasution dan
Setiawan 2007
Pengaruh Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba di Industri Perbankan
Indonesia Komposisi dewan
komisaris, ukuran dewan komisaris,
komite audit, ukuran perusahaan
Komposisi dewan komisaris dan ukuran
perusahaan berpengaruh tidak
signifikan terhadap manajemen laba
Komite audit berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba
3. Siti
Nayiroh 2007
Analisis Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi
Praktik Manajemen Laba
Kepemilikan, keluarga,komisaris
independen,komite audit,kualitas
audit,ukuran perusahaan,growth
Komisaris independen, Ukuran
perusahaan, growth tidak berpengaruh
dengan praktik manajemen laba
Kepemilikan keluarga, komite
audit, kualitas audit, berpengaruh terhadap
praktik manajemen laba
Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber
2.3 Kerangka Konseptual
Manajemen laba merupakan intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi. Untuk
menggambarkan pengaruh ukuran perusahaan, komisaris independen, komite audit, kualitas audit, leverage, dan profitabilitas terhadap praktik manajemen laba, maka
dibuat suatu kerangka konseptual sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
25 Ukuran Perusahaan
X
1
Komisaris Independen X
2
Komite Audit X
3
Kualitas Audit X
4
Praktik Manajemen Laba
Y
Leverage X
5
Profitabilitas X
6
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual pada Manajemen Laba
2.3.1 Ukuran Perusahaan
Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan investasi dalam
perusahaan tersebut semakin banyak. Veronica dan Utama 2006 serta Guna dan Herawaty 2010 menemukan bahwa perusahaan yang lebih besar kurang memiliki
dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan 37 perusahan yang lebih kecil karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pihak luar. Hasil
Universitas Sumatera Utara
26 serupa juga dibuktikan oleh Jao dan Pagulung 2011 yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh negatif dan tidak siginifikan ukuran perusahaan terhadap nilai discretionary accrual. Sehingga, diduga bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi
besaran pengelolaan laba perusahaan, dimana semakin besar perusahaan maka semakin kecil pengelolaan labanya.Menurut penelitian dari I Guna dan Herawaty
2010 juga menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.
2.3.2 Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta
bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi
kepentingan perusahaan Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance 2004. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan berfungsi sebagai
penyeimbang dalam proses pengambilan keputusan guna memberikan perlindungan terhadap pemegang saham minoritasdan pihak-pihak lain yang terkait dengan
perusahaan Mayangsari 2003. Menurut penelitian dari I Gunadan Herawaty 2010 juga menemukan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
praktik manajemen laba.
2.3.3 Komite Audit
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit mempunyai
Universitas Sumatera Utara
27 tanggung jawab utama untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan
tanggung jawabnya terutama dengan masalah yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan.
Penelitian Klein 2000 mengenai komite audit memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan yang membentuk komite audit independen melaporkan laba
dengan kandungan akrual diskresional yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membentuk komite audit independen. Carcello et al. 2006
menyelidiki hubungan antara keahlian komite audit di bidang keuangan dan manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian komite audit
indepeden di bidang keuangan terbukti efektif mengurangi manajemen laba. Berbeda dengan penelitian di Indonesia, Wedari 2004 yang menguji
pengaruh komite audit terhadap praktik manajemen laba menemukan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba.Artinya, komite audit belum
berhasil mengurangi manajemen laba. Siregar dan Utama 2005 juga menemukan bahwa keberadaan komite audit tidak terbukti mempengaruhi besaran pengelolaan
laba secara signifikan.
2.3.4 Kualitas Audit
Kualitas audit dalam penelitian ini diukur dengan proksi ukuran KAP, karena diasumsikan akan berpengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan oleh auditornya.
Auditor yang bekerja di KAP Big Four dianggap lebih berkualitas karena auditor tersebut dibekali oleh serangkaian pelatihan dan prosedur serta memiliki program
audit yang dianggap lebih akurat dan efektif dibandingkan dengan auditor dari KAP
Universitas Sumatera Utara
28 non-Big Four Isnanta, 2008. Menurut penelitian dari I Guna dan Herawaty 2010
kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba.
2.3.5 Leverage
Tarjo 2008 membuat hipotesis dalam penelitiannya bahwa perusahaan dengan leverage tinggi akan menawarkan standar akuntansi yang menurunkan atau
menaikkan laba yang dilaporkan. Hasil penelitian konsisten dengan hipotesis bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan
dengan menaikkan atau menurunkan laba dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widyastuti 2009 menyatakan bahwa leverage yang tinggi mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan pengelolaan laba. Widyastuti 2009 juga menyatakan
bahwa leverage
mempunyai pengaruh signifikan terhadap earnings management
.
2.3.6 Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi. Perusahaan
dengan laba yang besar akan tetap mempertahankan labanya karena untuk memberikan dampak kepercayaan terhadap investor dalam hal berinvestasi. Oleh
sebab itu manajemen termotivasi untuk melakukan manajemen laba dengan melakukan praktik perataan laba agar laba yang dilaporkan tidak berfluktuatif
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu, manajer melakukan tindakan manajemen laba juga terkait dengan pemberian bonus atau kompensasi.
Dalam Bonus Plan Hypothesis menyatakan bahwa apabila pada tahun tertentu kinerja
Universitas Sumatera Utara
29 sesungguhnya berada di bawah syarat untuk memperoleh bonus, maka manajer akan
melakukan manajemen laba agar labanya dapat mencapai tingkat minimal untuk memperolehbonus. Sebaliknya, jika pada tahun itu kinerja yang diperoleh manajer
jauh di atasjumlah yang diisyaratkan untuk memperoleh bonus, manajer akan mengelola danmengatur agar laba yang dilaporkan menjadi tidak terlalu tinggi.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian Widyastuti 2009 yang menyatakan semakin besartingkat profitabilitas maka semakin besar terjadinya manajemen laba.Peneliti
Widyastuti 2009 juga menyatakan bahwa profitabilitas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap earnings management.
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang harus diuji kebenarannya atas penelitian yang dilakukan agar dapat
mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
H2: Komisaris independen berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
H3: Komite audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
H4: Kualitas audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
H5: Leverage berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
H6: Profitabilitas berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 JenisPenelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausalitas.Oleh karena itu, penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif
kausal. Menurut Sangadji dan Sopiah 2010 : 30 penelitian asosiatif merupakan suatu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Menurut Umar 2003 : 30 penelitian asosiatif kausal adalah suatu penelitian untuk menganalisis hubungan antara satu variabel lainnya. Dengan kata lain desain kausal
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Guna memperoleh data yang diperlukan maka peneliti mengadakan penelitian pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada
tahun 2010-2013 melalui website resmi yang diupdate pada www.idx.co.id
.Waktu penelitan direncanakan 3 tiga bulan mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan
April 2015.
Universitas Sumatera Utara