Pengukuran Kadar Kolesterol Total Pengukuran Kadar Trigliserida Pengukuran Kadar HDL

3.4.3.2 Hewan setelah perlakuan

Semua tikus diet pakan tinggi lemak 6 kelompok pada hari ke 22 sampai hari ke-42 tikus diberikan selain makanan diet tinggi lemak juga diberikan sediaan VCO, Minyak kedelai dan kombinasi VCO dan minyak kedelai. Untuk yang 3 kelompok hanya diberikan pakan standar pada hari ke 22 sampai hari ke-42 selain pakan standar juga diberikan VCO dan minyak kedelai, pada minggu I, II dan III setelah perlakuan diukur kembali berat badan, kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL masing–masing tikus. Pemberian VCO, Minyak kedelai dan kombinasi VCO dan minyak kedelai dimasukkan melalui oral sonde.

3.4.4 Pengukuran Profil Lipida Serum Darah tikus

Darah masing-masing tikus diambil dengan cara cervical decapitasi, kemudian dibedah dan darah diambil sebanyak ± 2 ml dari jantung dengan spuit 3 ml dan diberi label. Darah dimasukkan ke dalam termos es dan dibawa ke laboratorium. Di laboratorium darah dipindahkan ke dalam tabung reaksi diberi label kembali dan dicentrifugasi selama 5 – 15 menit pada 3000 rpm untuk memisahkan serum. Setelah serum terpisah, kemudian dimasukkan ke dalam tabung kecil dan dilakukan pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida, dan HDL. Bagan alur pengambilan serum darah tikus dilihat pada Lampiran 3, halaman 47.

3.4.4.1 Pengukuran Kadar Kolesterol Total

Diukur terlebih dahulu larutan blanko 1 ml reagen kolesterol + 10 µl akuades, lalu diukur larutan standar 1 ml reagen kolesterol + 10 µl larutan standar kolesterol. Kemudian diambil serum sebanyak 10 µl dan + dengan 1 ml reagen kolesterol, dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur sampai Universitas Sumatera Utara homogen, diinkubasi pada suhu kamar selama 20 menit, dan kemudian diukur Prangdimurti, et al., 2007. Pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer mikrolab 300 dengan panjang gelombang 546 nm, dicatat hasilnya. Bagan alur pengukuran kadar kolesterol total dilihat pada Lampiran 4, halaman 48.

3.4.4.2 Pengukuran Kadar Trigliserida

Diukur terlebih dahulu larutan blanko 1 ml reagen trigliserida + 10 µl akuades, lalu diukur larutan standar 1 ml reagen trigliserida + 10 µl larutan standar trigliserida. Kemudian diambil serum sebanyak 10 µl dan + dengan 1 ml reagen trigliserida, dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur sampai homogen, diinkubasi pada suhu kamar selama 20 menit, dan kemudian diukur. Prangdimurti, et al., 2007. Pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer mikrolab 300 dengan panjang gelombang 546 nm, dicatat hasilnya. Bagan alur pengukuran kadar trigliserida dilihat pada Lampiran 5, halaman 49.

3.4.4.3 Pengukuran Kadar HDL

Terlebih dahulu dibuat larutan supernatan yaitu dengan mencampurkan 200 µl standart HDL dengan 500 µl pereaksi kolesterol yang telah diencerkan dengan akuades 4 : 1, kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar, disentrifugasi pada 4000 rpm selama 10 menit, dihasilkan larutan supernatan. Prangdimurti, et al., 2007. Diukur terlebih dahulu larutan blanko 1 ml reagen kolesterol HDL, lalu diukur larutan standar 1 ml reagen kolesterol HDL ditambahkan 100 µl larutan supernatan. Kemudian diambil serum sebanyak 100 µl dan + dengan 1 ml reagen kolesterol HDL, dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur sampai Universitas Sumatera Utara homogen, diinkubasi pada suhu kamar selama 20 menit, dan kemudian diukur Prangdimurti, et al., 2007. Pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer mikrolab 300 dengan panjang gelombang 546 nm, dicatat hasilnya. Bagan alur pengukuran kadar HDL dilihat pada Lampiran 6, halaman 50.

3.5 Analisis Data

Data hasil pengamatan, data terlebih dahulu dianalisis untuk menentukan apakah data terdistribusi normal atau tidak normal dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Data yang terdistribusi normal selanjutnya dianalisis dengan ANOVA Analysis of Variance, dan uji lanjut beda rata-rata Duncan. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 15 Santosa, 1999. Hasil analisis data dapat dilihat pada Lampiran 11-15, halaman 55 - 67. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Lemak terhadap Lipida pada Tikus Data hasil pengukuran kadar lipida tikus sebelum perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 51. Pengaruh pemberian diet tinggi lemak terhadap lipida pada tikus dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Lemak terhadap Lipida pada tikus Keterangan: Data adalah rata-rata dari 3 tiga kali ulangan Tabel 4.1, menunjukkan bahwa pemberian diet tinggi lemak meningkatkan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida tetapi kadar HDL terjadi penurunan. Kadar kolesterol total meningkat 8,72 dan kadar trigliserida 27,26, sebaliknya terjadi penurunan pada kadar HDL sebesar 20,88. Hasil pengukuran kadar lipida ini berbeda secara signifikan p 0,05 dengan kadar kontrol awal. 4.2 Pengaruh Minyak Kelapa Murni, Minyak kedelai dan lama waktu pemberianterhadap Lipida pada Tikus Data hasil pengukuran kadar lipida selama perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 7-10, halaman 51-54. Pengaruh lama waktu pemberian minyak kelapa murni, minyak kedelai dan kombinasinya terhadap lipida pada tikus dapat dilihat pada Tabel 4.2. No Lipida Awal mgdl Non Diet selama 21 hari mgdl Diet selama 21 hari mgdl 1 Kolesterol Total 75,7 ± 4,2 79,7 ± 2,5 82,7 ± 2,1 8,72 2 Trigliserida 171,3 ± 2,5 209,0 ± 5,6 218,0 ± 2,6 27,26 3 HDL 38,8 ± 4,0 36,0 ± 4,0 30,7 ± 4,5 20,88 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 . Pengaruh lama waktu Pemberian Minyak Kelapa Murni, Minyak kedelai dan Kombinasinya terhadap Profil Lipida pada Tikus Perlakuan Kadar rata-rata mgdl 0 minggu Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Kolesterol total Trigliserida HDL Kolesterol total Trigliserida HDL Kolesterol total Trigliserida HDL Kolesterol total Trigliserida HDL ND 79,67 209 36 66,7 125 37 67 122 34,7 83,7 126,7 38 D 82,67 218 30,67 80,3 192 38 89 204 43,3 92 205 44,3 ND + VCO100 79,67 209 36 69,0 99,3 39 72 84 45 85,7 78 64,7 ND + MK100 79,67 209 36 64,0 68,3 44 65,7 63,3 41,7 60,7 62,3 40,7 D + VCO100 82,67 218 30,67 79,0 157 40,3 83 118 46,7 84 106,3 54,3 D + MK100 82,67 218 30,67 78,0 139 32,3 62,3 130 42,7 61,7 120 32,3 D + VCO75 + MK25 82,67 218 30,67 59,3 92,7 38 57,3 66,3 42,7 61 61 45 D + VCO50 + MK50 82,67 218 30,67 64,3 82 44 53,7 67,7 38 51 49,7 36,7 D + VCO25 + MK75 82,67 218 30,67 57,7 68 36 45,3 62 31 43,3 57,7 28,7 Keterangan : ND : non diet D : Diet ND+VCO100 : non diet + minyak kelapa murni 100 ND+MK100 : non diet + minyak kedelai 100 D+VCO100 : diet + minyak kelapa murni 100 D+MK100 : diet + minyak kedelai 100 D+VCO75+MK25 : diet + minyak kelapa murni 75 + minyak kedelai 25 D+VCO50+MK50 : diet + minyak kelapa murni 50 + minyak kedelai 50 D+VCO25+MK75 : diet + minyak kelapa murni 25 + minyak kedelai 75 Data adalah rata-rata dari 3 tiga kali ulangan Universitas Sumatera Utara Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2, bahwa kadar kolesterol total pada tikus yang diberi non diet tanpa perlakuan menurun pada minggu 1 dan 2 tetapi pada minggu 3 meningkat, dan diet tanpa perlakuan pada minggu 1 menurun tetapi pada minggu 2 dan 3 meningkat. Kadar kolesterol total pada pemberian minyak kelapa murni untuk tikus yang diberi diet pada minggu 1 menurun tetapi pada minggu 2 dan 3 meningkat, pemberian minyak kelapa murni untuk tikus yang tidak diberi diet menurun pada minggu 1 dan 2 tetapi pada minggu3I meningkat. Pada pemberian minyak kedelai untuk tikus yang diberi diet dan yang tidak diet menyebabkan penurunan. Pemberian kombinasi minyak kelapa murni dan minyak kedelai menyebabkan kolesterol total menurun. Hasil uji analisis statistik pada umumnya menunjukkan perbedaan secara signifikan p 0,05 dengan kelompok kontrol. Kadar trigliserida tanpa perlakuan dan perlakuan untuk kelompok non diet dan diet juga kombinasi minyak kelapa murni dan minyak kedelai menyebabkan penurunan. Hasil uji analisis statistik dengan ANOVA pada umumnya menunjukkan perbedaan secara signifikan p 0,05 dengan kelompok kontrol. Kadar HDL tanpa perlakuan meningkat untuk kelompok non diet dan diet. Pemberian minyak kelapa murni pada tikus yang diberi diet dan non diet juga meningkat. Pemberian dengan minyak kedelai kadar HDL meningkat untuk non diet dan diet. Pemberian kombinasi minyak kelapa murni dan minyak kedelai menyebabkan peningkatan kadar HDL, tetapi pada kombinasi VCO lebih sedikit pada minggu 3 terjadi penurunan kadar HDL. Hasil uji analisis statistik dengan ANOVA pada umumnya menunjukkan perbedaan secara signifikan p 0,05 dengan kelompok kontrol. Universitas Sumatera Utara 4.3 Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa Murni dan Minyak Kedelai terhadap Profil Lipida Tikus Setelah Perlakuan

4.3.1 Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa Murni dan Minyak Kedelai terhadap Kolesterol Total