3.2 Alat- alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini Alat-alat gelas laboratorium yang dibutuhkan, seperangkat alat spektrofotometer Microlab 300 Vital
scientific, Centrifuge Swing type model CD-50 SR Tomy Seiko, mikropipet Clinicon.
3.3 Bahan – bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini VCO UD. Sinar Nias. Minyak Kedelai Pure Salad Oil poduksi Sime Darby Singapura. Bahan kimia
seperti reagen cholesterol HDL presipitasi Dialab, reagen trigliserida GPO-PAP Dialab, cholesterol CHOD-PAP presipitasi Dialab, pakan standar pellet kode
551 protein 19-21, lemak 3-6, serat kasar 4-6, abu 4-7 produksi Charoen Pokphand Medan, lemak kambing, kuning telur.
3.4 Prosedur
3.4.1 Penyiapan Sampel
VCO diberikan pada tikus adalah 1 mlekor. Karena dosis VCO yang disarankan untuk manusia 3,5 sendok makan hari Fife, 2005 atau setara dengan
52,5 ml 60 kg berat badan. Jadi untuk tikus dengan berat badan di bawah 250 gr, maka dengan dosis harian VCO adalah 0,945 ml. Minyak kedelai yang diberikan
pada tikus adalah 1,5 mlekor. Dosis tersebut dikonversikan ke dosis untuk manusia yaitu 84 ml60 kg berat badan Nangoi, 1994.
Kombinasi VCO dan minyak kedelai dengan persentase dari jumlah 1 ml untuk minyak kelapa murni dan 1,5 ml minyak kedelai. kombinasi VCO 75 +
minyak kedelai 25 adalah VCO 0,750 ml dan minyak kedelai 0,375 ml, kombinasi VCO 25 + minyak kedelai 75 adalah VCO 0,250 ml dan minyak
Universitas Sumatera Utara
kedelai 1,125 ml, kombinasi VCO 50 + minyak kedelai 50 adalah VCO 0,500 ml dan minyak kedelai 0,750 ml.
3.4.2 Penyiapan Pakan Tinggi Lemak
Makanan tinggi lemak yang akan digunakan pada penelitian ini adalah makanan berupa pakan standar pelet kode 551 sebanyak 89, 10 lemak
kambing dan 1 kuning telur 31,150 kg pelet , 3,500 kg lemak kambing, 0,350 kg kuning telur. Bahan tersebut dicampur hingga rata, dibentuk berupa silinder
dengan ukuran diameter 0,5 cm, panjang 1 cm kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari Hardiningsih dan Nurhidayat, 2006. Bagan alur prosedur
pembuatan pakan tinggi lemak dilihat pada Lampiran 1, halaman 45.
3.4.3 Penyiapan Hewan Percobaan
3.4.3.1 Hewan sebelum perlakuan
Hewan yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 9 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 9 ekor. Diberi makanan pakan standar pelet 551. Minuman
yang digunakan adalah air kran. Ruangan kandang dibiarkan pada kisaran alamiah, temperatur dan kelembaban serta siklus terang gelap secara alamiah
Ropelle, et al., 2006. Semua tikus diukur berat badan, kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL
sebagai kontrol awal. Kemudian untuk yang 6 kelompok diberi pakan tinggi lemak selama 21 hari, dan pada hari ke-22 diukur kembali berat badan,
kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL. Untuk yang 3 kelompok hanya diberikan pakan standar selama 21 hari dan pada hari ke-22 diukur kembali berat badan,
kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL. Bagan alur pengujian terhadap profil lipida serum darah tikus dilihat pada Lampiran 2, halaman 46.
Universitas Sumatera Utara
3.4.3.2 Hewan setelah perlakuan
Semua tikus diet pakan tinggi lemak 6 kelompok pada hari ke 22 sampai hari ke-42 tikus diberikan selain makanan diet tinggi lemak juga diberikan sediaan
VCO, Minyak kedelai dan kombinasi VCO dan minyak kedelai. Untuk yang 3 kelompok hanya diberikan pakan standar pada hari ke 22 sampai hari ke-42 selain
pakan standar juga diberikan VCO dan minyak kedelai, pada minggu I, II dan III setelah perlakuan diukur kembali berat badan, kolesterol, trigliserida, HDL dan
LDL masing–masing tikus. Pemberian VCO, Minyak kedelai dan kombinasi VCO dan minyak kedelai dimasukkan melalui oral sonde.
3.4.4 Pengukuran Profil Lipida Serum Darah tikus
Darah masing-masing tikus diambil dengan cara cervical decapitasi, kemudian dibedah dan darah diambil sebanyak ± 2 ml dari jantung dengan spuit
3 ml dan diberi label. Darah dimasukkan ke dalam termos es dan dibawa ke laboratorium. Di laboratorium darah dipindahkan ke dalam tabung reaksi diberi
label kembali dan dicentrifugasi selama 5 – 15 menit pada 3000 rpm untuk memisahkan serum. Setelah serum terpisah, kemudian dimasukkan ke dalam
tabung kecil dan dilakukan pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida, dan HDL.
Bagan alur
pengambilan serum
darah tikus
dilihat pada
Lampiran 3, halaman 47.
3.4.4.1 Pengukuran Kadar Kolesterol Total
Diukur terlebih dahulu larutan blanko 1 ml reagen kolesterol + 10 µl akuades, lalu diukur larutan standar 1 ml reagen kolesterol + 10 µl larutan
standar kolesterol. Kemudian diambil serum sebanyak 10 µl dan + dengan 1 ml reagen kolesterol, dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur sampai
Universitas Sumatera Utara
homogen, diinkubasi pada suhu kamar selama 20 menit, dan kemudian diukur Prangdimurti, et al., 2007. Pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer
mikrolab 300 dengan panjang gelombang 546 nm, dicatat hasilnya. Bagan alur pengukuran kadar kolesterol total dilihat pada Lampiran 4, halaman 48.
3.4.4.2 Pengukuran Kadar Trigliserida
Diukur terlebih dahulu larutan blanko 1 ml reagen trigliserida + 10 µl akuades, lalu diukur larutan standar 1 ml reagen trigliserida + 10 µl larutan
standar trigliserida. Kemudian diambil serum sebanyak 10 µl dan + dengan 1 ml reagen trigliserida, dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur sampai
homogen, diinkubasi pada suhu kamar selama 20 menit, dan kemudian diukur. Prangdimurti, et al., 2007. Pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer
mikrolab 300 dengan panjang gelombang 546 nm, dicatat hasilnya. Bagan alur pengukuran kadar trigliserida dilihat pada Lampiran 5, halaman 49.
3.4.4.3 Pengukuran Kadar HDL
Terlebih dahulu dibuat larutan supernatan yaitu dengan mencampurkan 200 µl standart HDL dengan 500 µl pereaksi kolesterol yang telah diencerkan
dengan akuades 4 : 1, kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar, disentrifugasi pada 4000 rpm selama 10 menit, dihasilkan larutan supernatan.
Prangdimurti, et al., 2007. Diukur terlebih dahulu larutan blanko 1 ml reagen kolesterol HDL, lalu
diukur larutan standar 1 ml reagen kolesterol HDL ditambahkan 100 µl larutan supernatan. Kemudian diambil serum sebanyak 100 µl dan + dengan 1 ml reagen
kolesterol HDL, dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur sampai
Universitas Sumatera Utara
homogen, diinkubasi pada suhu kamar selama 20 menit, dan kemudian diukur Prangdimurti, et al., 2007. Pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer
mikrolab 300 dengan panjang gelombang 546 nm, dicatat hasilnya. Bagan alur pengukuran kadar HDL dilihat pada Lampiran 6, halaman 50.
3.5 Analisis Data
Data hasil pengamatan, data terlebih dahulu dianalisis untuk menentukan apakah data terdistribusi normal atau tidak normal dengan menggunakan uji
Kolmogrov-Smirnov. Data yang terdistribusi normal selanjutnya dianalisis dengan ANOVA Analysis of Variance, dan uji lanjut beda rata-rata Duncan. Analisis
statistik ini menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution
versi 15 Santosa, 1999. Hasil analisis data dapat dilihat pada Lampiran 11-15, halaman 55 - 67.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Lemak terhadap Lipida pada Tikus
Data hasil pengukuran kadar lipida tikus sebelum perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 51. Pengaruh pemberian diet tinggi lemak terhadap
lipida pada tikus dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Lemak terhadap Lipida pada tikus
Keterangan: Data adalah rata-rata dari 3 tiga kali ulangan Tabel 4.1, menunjukkan bahwa pemberian diet tinggi lemak meningkatkan
kadar kolesterol total dan kadar trigliserida tetapi kadar HDL terjadi penurunan. Kadar kolesterol total meningkat 8,72 dan kadar trigliserida 27,26, sebaliknya
terjadi penurunan pada kadar HDL sebesar 20,88. Hasil pengukuran kadar lipida ini berbeda secara signifikan p 0,05 dengan kadar kontrol awal.
4.2 Pengaruh Minyak Kelapa Murni, Minyak kedelai dan lama waktu pemberianterhadap Lipida pada Tikus
Data hasil pengukuran kadar lipida selama perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 7-10, halaman 51-54. Pengaruh lama waktu pemberian minyak kelapa
murni, minyak kedelai dan kombinasinya terhadap lipida pada tikus dapat dilihat pada Tabel 4.2.
No Lipida Awal
mgdl Non Diet
selama 21 hari mgdl
Diet selama 21
hari mgdl 1
Kolesterol Total 75,7 ± 4,2
79,7 ± 2,5 82,7 ± 2,1
8,72 2
Trigliserida 171,3 ± 2,5
209,0 ± 5,6 218,0 ± 2,6
27,26 3
HDL 38,8 ± 4,0
36,0 ± 4,0 30,7 ± 4,5
20,88
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 . Pengaruh lama waktu Pemberian Minyak Kelapa Murni, Minyak kedelai dan Kombinasinya terhadap Profil Lipida
pada Tikus
Perlakuan Kadar rata-rata mgdl
0 minggu Minggu 1
Minggu 2 Minggu 3
Kolesterol total Trigliserida
HDL Kolesterol
total Trigliserida HDL
Kolesterol total Trigliserida
HDL Kolesterol
total Trigliserida HDL
ND 79,67 209
36 66,7 125
37 67 122
34,7 83,7 126,7
38 D
82,67 218 30,67
80,3 192 38
89 204 43,3
92 205 44,3
ND + VCO100
79,67 209 36 69,0 99,3 39 72 84 45 85,7
78 64,7 ND + MK100
79,67 209 36 64,0 68,3
44 65,7 63,3
41,7 60,7 62,3
40,7 D + VCO100
82,67 218 30,67
79,0 157 40,3 83
118 46,7 84 106,3 54,3
D + MK100 82,67 218
30,67 78,0 139
32,3 62,3 130
42,7 61,7 120
32,3 D + VCO75 +
MK25 82,67 218
30,67 59,3 92,7
38 57,3 66,3
42,7 61 61 45
D + VCO50 + MK50
82,67 218 30,67
64,3 82 44
53,7 67,7 38
51 49,7 36,7
D + VCO25 + MK75
82,67 218 30,67
57,7 68 36
45,3 62 31
43,3 57,7 28,7
Keterangan :
ND :
non diet
D : Diet
ND+VCO100 : non diet + minyak kelapa murni 100
ND+MK100 : non diet + minyak kedelai 100
D+VCO100 : diet + minyak kelapa murni 100
D+MK100 :
diet +
minyak kedelai
100 D+VCO75+MK25
: diet + minyak kelapa murni 75 + minyak kedelai 25 D+VCO50+MK50
: diet + minyak kelapa murni 50 + minyak kedelai 50 D+VCO25+MK75
: diet + minyak kelapa murni 25 + minyak kedelai 75 Data adalah rata-rata dari 3 tiga kali ulangan
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2, bahwa kadar kolesterol total pada tikus yang diberi non diet tanpa perlakuan menurun pada minggu 1 dan 2
tetapi pada minggu 3 meningkat, dan diet tanpa perlakuan pada minggu 1 menurun tetapi pada minggu 2 dan 3 meningkat. Kadar kolesterol total pada
pemberian minyak kelapa murni untuk tikus yang diberi diet pada minggu 1 menurun tetapi pada minggu 2 dan 3 meningkat, pemberian minyak kelapa murni
untuk tikus yang tidak diberi diet menurun pada minggu 1 dan 2 tetapi pada minggu3I meningkat. Pada pemberian minyak kedelai untuk tikus yang diberi diet
dan yang tidak diet menyebabkan penurunan. Pemberian kombinasi minyak kelapa murni dan minyak kedelai menyebabkan kolesterol total menurun. Hasil uji
analisis statistik pada umumnya menunjukkan perbedaan secara signifikan p 0,05 dengan kelompok kontrol.
Kadar trigliserida tanpa perlakuan dan perlakuan untuk kelompok non diet dan diet juga kombinasi minyak kelapa murni dan minyak kedelai menyebabkan
penurunan. Hasil uji analisis statistik dengan ANOVA pada umumnya menunjukkan perbedaan secara signifikan p 0,05 dengan kelompok kontrol.
Kadar HDL tanpa perlakuan meningkat untuk kelompok non diet dan diet. Pemberian minyak kelapa murni pada tikus yang diberi diet dan non diet juga
meningkat. Pemberian dengan minyak kedelai kadar HDL meningkat untuk non diet dan diet. Pemberian kombinasi minyak kelapa murni dan minyak kedelai
menyebabkan peningkatan kadar HDL, tetapi pada kombinasi VCO lebih sedikit pada minggu 3 terjadi penurunan kadar HDL. Hasil uji analisis statistik dengan
ANOVA pada umumnya menunjukkan perbedaan secara signifikan p 0,05 dengan kelompok kontrol.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa Murni dan Minyak Kedelai terhadap Profil Lipida Tikus Setelah Perlakuan
4.3.1 Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa Murni dan Minyak Kedelai terhadap Kolesterol Total
Data hasil pengukuran kolesterol total setelah perlakuan dapat dilihat pada
Lampiran 8, halaman 52. Pengaruh pemberian minyak kelapa murni dan minyak kedelai terhadap kolesterol total dapat dilihat pada Tabel 4.3, dan Gambar 4.1.
Tabel 4.3 Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa Murni dan Minyak Kedelai terhadap Kolesterol Total
Perlakuan Kolesterol Total mgdl
0 minggu Minggu 1
Minggu 2 Minggu 3
ND 79,7 ± 4,2
66,7 ± 3,2 67,0 ± 2,6
83,7 ± 0,6 D
82,7 ± 2,1 80,3 ± 0,6
89,0 ± 1,0 92,0 ± 3,0
ND+VCO100 79,7 ± 4,2
69,0 ± 1,2 72,0 ± 3,6
85,7 ± 4,0 ND+MK100
79,7 ± 4,2 64,0 ± 2,0
65,7 ± 1,2 60,7 ± 1,5
D+VCO100 82,7 ± 2,1
79,0 ± 3,6 83,0 ± 2,6
84,0 ± 1,0 D+MK100
82,7 ± 2,1 78,0 ± 3,0
62,3 ± 0,6 61,7 ± 1,2
D+VCO75+MK25 82,7 ± 2,1
59,3 ± 3,5 57,3 ± 1,2
61,0 ± 3,0 D+VCO25+MK75
82,7 ± 2,1 57,7 ± 0,6
45,3 ± 5,1 43,3 ± 2,0
D+VCO50+MK50 82,7 ± 2,1
64,3 ± 1,5 53,7 ± 0,6
51,0 ± 2,5 Keterangan: Data adalah rata-rata dari 3 tiga kali ulangan
ND., D., ND+VCO100, ND+MK100, D+VCO100, D+MK100, D+VCO75+MK25, D+VCO25+MK75, D+VCO50+MK50
keterangan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.3, dan Gambar 4.1, menunjukkan bahwa kadar kolesterol total pada pemberian ND+VCO100 berturut-turut dari minggu 1 sampai minggu 3,
menurun 15,5, 10,7 meningkat 7, ND+MK100 menyebabkan penurunan 24,5, 21,3, 31,3. Pada pemberian D+VCO100 menurun 4,7, meningkat
0,4, 1,5, dan D+ MK100 menurun 6,0, 32,7, 34,0.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa Murni dan Minyak kedelai
kedelai terhadap Kolesterol Total. Keterangan: ND., D., ND+VCO100, ND+MK100, D+VCO100, D+MK100,
D+VCO75+MK25, D+VCO25+MK75, D+VCO50+MK50 keterangan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Pemberian kombinasi minyak kelapa murni dan minyak kedelai menyebabkan
pengaruh yang berbeda terhadap kolesterol total. Jika kombinasi D+VCO75+MK25 menyebabkan kolesterol total menurun 39,5, 44,3,
35,6. Pada kombinasi D+VCO25+MK75 menurun 43,3, 82,6, 91,0, dan kombinasi D+VCO50+MK50 menurun 28,6, 54,0, 62,2, tetapi
penurunannya lebih tinggi pada kombinasi D+VCO25+MK75. Hasil uji analisis statistik dengan ANOVA pada umumnya berbeda secara signifikan p 0,05
dengan kelompok kontrol. Hasil ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Fife 2006, bahwa pemberian minyak kelapa murni dapat menaikkan dan menurunkan
kadar kolesterol total. Demikian penelitian yang dilakukan oleh Enig 2006, menyatakan bahwa pemberian minyak kelapa murni dapat menaikkan kadar
kolesterol total.
0.0 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
80.0 90.0
100.0
Kolesterol total
mgdl
minggu1 minggu2
minggu3
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Pengaruh Pemberian Minyak Kelapa Murni dan Minyak Kedelai terhadap Trigliserida