Hubungan Penerapan Manajemen Kesehatan Lingkungan Dimensi Input dengan Komitmen

14

5.1 Hubungan Penerapan Manajemen Kesehatan Lingkungan Dimensi Input dengan Komitmen

Hasil analisis uji chi square diperoleh p value = 0,005 α 0,05. Hal ini menjelaskan penerapan manajemen kesehatan lingkungan dimensi input berhubungan dengan komitmen petugas kesehatan lingkungan RSU Kota Langsa Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Limbah rumah sakit sebagai hasil dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas harus dikelola dengan baik. Dampak yang paling bermanfaat untuk lingkungan dengan diterapkannya system manajemen rumah sakit adalah pengurangan limbah berbahaya dan beracun B3 termasuk di dalamnya limbah Infeksius. Selain itu minimisasi limbah sebagai bagian kunci dari penerapan system manajemen lingkungan rumah sakit melalui pendekatan 3 R Reuse, Recycle, dan Recovery dapat mengurangi pemakaian bahan baku sehingga jumlah limbah yang dihasilkan relatif lebih sedikit yang berarti juga biaya pengolahannya relatif lebih murah Depkes RI, 2004. Menurut Zuckerman, 1998 komitmen adalah proses yang berkelanjutan dengan para anggota organisasi masing-masing untuk menyumbangkan konstribusi pelaksanaan manajemen terhadap kemajuan organisasi. Penyusunan rencana strategis membutuhkan keterlibatan berbagai pihak sebagai stakeholder kunci dalam perencanaan strategis. Peranan petugas kesehatan lingkungan sangat dominan dalam 15 meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lingkungan untuk mencegah dampak lingkungan yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi input pada dana dan sarana serta prasarana sebagian besar petugas kesehatan menyatakan belum mendukung atau belum mencukupi dalam kegiatan program kesehatan lingkungan. Penerapan manajemen pada dimensi input seperti sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas kesehatan lingkungan seperti pengolahan limbah cair waste water treatment dan pengolahan limbah padat incenarator yang belum tersedia di BPK RSU Kota Langsa. Hal ini dapat menghambat pengelolaan limbah yang akhirnya dibuang ke TPA tanpa melakukan pemisahan-pemisahan antara limbah medis dan limbah non medis. Sedangkan limbah cair ditampung di dalam kolam yang akhirnya dialirkan ke sungai. Ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit menghasilkan dan menimbulkan berbagai buangan baik limbah padat maupun limbah cairnya. Limbah cair rumah sakit adalah semua limbah yang berasal dari rumah sakit yang memungkinkan mengandung mikroorganisme, bahan berbahaya beracun. Untuk melaksanakan tugas yang mengacu kepada petunjuk teknik atau pedoman teknis RSU Langsa belum memiliki dokumen UKL-UPL. Dalam Depkes RI 2004 menjelaskan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan lingkungan yang sesuai dengan Peraturan MenKes No. 1204 tentang prasyarat kesehatan lingkungan rumah sakit. Hal yang paling mendasar dalam kelancaran kegiatan kesehatan lingkungan RSU Langsa tidak mengalokasi dana sebagai biaya operasional yang dibutuhkan 16 untuk melaksanakan kegiatan berhubungan dengan kesehatan lingkungan. Menurut Depkes RI, 2000 bahwa komitmen petugas dapat mempengaruhi terhadap uraian tugas yang diemban. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan untuk memanfaatkan pelayanan manajemen lingkungan yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit berbasis lingkungan. Sedangkan menurut pendapat Meyer Allen, 1997 bahwa petugas kesehatan yang berkomitmen terhadap kesehatan lingkungan, mungkin saja mengembangkan pola pandang yang lebih positif terhadap organisasinya, konsisten dengan tingkah lakunya untuk menghindari disonansi kognitif atau untuk mengembangkan self-perception yang positif. Komitmen petugas kesehatan lingkungan khususnya petugas kebersihan clearning service di ruangan rumah sakit yang berjumlah 8 orang, dimana pelayanan yang diberikannya memiliki eksistensi bekerja selama hampir 4-10 tahun. Pendapat Meyer Allen, 1997 behavioral commitment berhubungan individu yang merasa terikat kepada organisasi tertentu dan mampu mengatasi setiap masalah yang dihadapi. Dari eksistensi petugas tersebut menunjukkan bahwa mereka masih memerlukan rumah sakit sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidupnya. 17

5.2 Hubungan Penerapan Manajemen Rumah Sakit pada Dimensi Proses dengan Komitmen