42
1. Zona dengan resiko rendah. Zona resiko rendah meliputi : Ruang administrasi, ruang komputer, ruang
pertemuan, ruang perpustakaan, ruang informasi dan ruang pendidikan pelatihan.
2. Zona dengan resiko sedang. Zona resiko sedang meliputi : Ruang rawat inap bukan penyakit menular,
rawat jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. c. Zona dengan resiko tinggi.
Zona resiko tinggi meliputi ruang isolasi ruang perawatan intensif, laburatorium. ruang bedah mayat dan ruang jenazah.
3. Zona dengan resiko sangat tinggi. Zona resiko sangat tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang
perawatan gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin dan ruang patologi.
2. Higiene dan sanitasi makanan minuman
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan
minuman yaiig dijual didalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit. Persyaratan higiene dan sanitasi makanan minuman di rumah sakit dengan
indikator angka kuman E.Coli harus 0gram sample makanan dan minuman. Demikian juga dengan kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman
sebanyak-banyaknya 100cm2 permukaan dan tidak boleh ada kuman E.Coli. Makanan yang mudah membusuk disipan dalam suhu panas lebih dari 65,5° C atau
43
dalam suhu dingin kurang dari 4° C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan dalam suhu -5° C sampai -1 ° C
Untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya kontaminasi pada makanan dan minuman yang disajikan di rumah sakit sehingga tidak menjadi mata rantai
penularan penyakit dan gangguan kesehatan maka dalam kegiatan penyehatan makanan perlu diperhatikan pengamatan yang cermat mulai dari pengadaan bahan
mentah, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penyajian makanan. Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan prihadi dan
terbiasa berperilaku sehat dalam bekerja.
3. Penyehatan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa.rumah sakit merupakan tempat tindakan dan
perawatan orang sakit maka kualitas dan kuantitasnya perlu dipertahankan setiap saat agar tidak mengakibatkan sumber infeksi baru bagi penderita.
Tujuan pengawasan kualitas air di rumah sakit adalah terpantau dan terlindungi secara terus menerus terhadap penyediaan air bersih agar tetap aman dan
mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggumembahayakan kesehatan serta meningkatkan kualitas air.
Adapun sasaran pengawasan kualitas air ini terutama ditujukan kepada semua sarana penyediaan air bersih yang ada dan di dikelola oleh rumah sakit dimana bila
timbul masalah akan memberi resiko kepada oang-orang yang berada dalam lingkup rumah sakit pasien, karyawan, tenaga kesehatan maupun pengunjung. Air bersih itu
44
sendiri harus sesuai dengan standart kualitas air bersih yang telah ditetapkan berdasarkan Yermenkes no. 416 tahun 1990.
Kegiatan pokok pengawasan kualitas air adalah sebagai berikut : a. lnspeksi sanitasi
Kegiatan ini dilakukan menilai keadaan suat sarana penyediaan air bersih guna mengetahui berapa besar kemungkinan sarana tersebut dipengaruhi oleh
lingkungannya yang mengakibatkan kesehatan masyarakat menurun. Inspeksi sanitasi ini dapat memberikan informasi sedini mungkin pencemaran sumber air yang
disebabkan oleh kegiatan manusia atau mahkluk lainnya yang dekat dengan sumber. b. Pengambilan sampel
Sampel diambil dari sistem penyediaan air bersih guna mengetahui apakah air aman bagi konsumen di rumah sakit dan sampel ini harus dapat mewakili air dari
sistem secara keseluruhan. c. Pemeriksaan sampel
Sampel air setelah diambil segera dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan bakteriologi dan kimia.
d. Pencatatan analisis Setiap kegiatan yang telah dilaksanakaan dilakukan pencatatan kemudian
dianalisis. Jika ada penyimpangan dari kualitas air maka segera dilakukan pengecekan kembali sehingga tindakan perbaikan dapat dilaksanakan.
Secara kuantitas, maka perkiraan kebutuhan air bersih didasarkan pada jumlah
45
tempat tidur. Perkiraan tersebut antara 500-900 liter per tempat tidur per hari Depkes R1.1995
4. Pengelolaan limbah