50
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survai esplanatory yang menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis Singarimbun dan Effendi, 1989 dan
bertujuan untuk menganalisis hubungan penerapan manajemen kesehatan lingkungan dengan komitmen petugas..
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Nangroe Aceh Darussalam atas pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian
tentang komitmen penerapan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan dari bulan Juni 2009 sampai dengan Februari 2010.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah keseluruhan petugas kesehatan lingkungan yang bekerja di Rumah Sakit Umum kota Langsa selama penelitian berlangsung. Besarnya
sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan populasi total sampling sebanyak 32 orang.
33
51
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data yang diperoleh melalui wawancara yang mendalam serta observasi untuk mencari informasi tentang fakta-fakta yang nyata mengenai komitmen penerapan
manajemen kesehatan lingkungan rumah sakit, yang berpedoman dengan lembaran observasi dan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan terlebih ahulu.
3.4.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen rekam medik penelusuran kegiatan program manajemen kesehatan lingkungan serta data-data pendukung pada instansi
terkait.
3.5 Variabel dan Definisi Oprasional
Variabel penelitian dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok sebagai berikut :
3.5.1 Variabel bebas variable independent
Manajemen penerapan kesehatan lingkungan adalah sistem yang diterapkan olah sebuah rumah sakit berdasarkan peraturan Kep MenKes No. 1204 Tahun 2004.
1. Input adalah pelaksanaan manajemen lingkungan yang dilaksanakan rumah sakit, dengan indikator penelitian yaitu :
a. Petugas adalah semua tenaga yang berperan dan bertangung jawab terhadap pengelolaan kesling.
b. Dana adalah biaya oprasional yang tersedia.
52
c. Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang tersedia untuk pengelolaan limbah. d. Pedoman teknis adalah Standar Oprasional Prosedur SOP.
2. Proses adalah pelaksanaan standart prosedur manajemen lingkungan yang dilaksanakan oleh rumah sakit, dengan indikator penelitian yaitu :
a. Perencanaan adalah rencana strategis dalam menentukan kebijakan program manajemen kesling.
b. Organisasi adalah struktur ketenagaan yang ditunjuk dalam pelaksanaan program kesling.
c. Pemantauan dan evaluasi adalah pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan kesehatan lingkungan.
3. Output adalah adalah hasil persepsi petugas yang diharapkan dari penerapan manajemen kesehatan lingkungan yang tidak baik akan menjadi baik sehingga
memenuhi prasyarat kesehatan lingkungan. Dimensi output untuk kesehatan lingkungan dengan melakukan pengamatan
observasi pada dimensi :
a. Gedung adalah tampilan secara nyata performa yang terdiri dari lantai, dinding, atap, langit-langit, pintu pagar, halaman, taman, tempat parker,
jaringan instalasi serta saluran air limbah. b. Ruangan adalah semua unit yang ada di dalam gedung bangunan Rumah Sakit
yang dipergunakan untuk berbagai keperluan
53
c. Penyehatan makanan adalah suatu upaya yang dilakukan dalam menyiapkan makanan mulai dari bahan mentah hingga makanan jadi termasuk penyajian
makanan, dapur penyamah makanan dan peralatan d. Penyehatan air adalah upaya yang dilakukan agar air tetap terjaga dari segi
kuantitas dan sarana. e. Pengelolaan limbah adalah upaya yang dilakukan dalam mengolah limbah,
baik pengolahan limbah padat dan pengelohan limbah cair. f. Pencucian linen adalah suatu tempat dimana dilakukan pencucian terhadap
peralatan Rumah Sakit yang diperuntukkan buat keperluan pasien g. Pengendalian serangga atau tikus adalah upaya yang dilakukan untuk
mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya, sehingga keberadaannya tidak menjadi vector penular penyakit
h. Penyuluhan kesling adalah kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
karyawan, pasien dan pengunjung maupun pedagang makanan dalam lingkungan RS.
3.5.2 Variabel terikat variable dependent
Komitmen petugas kesehatan lingkungan merupakan kesetiaan para anggota dan pemimpin terhadap organisasi dalam menjalankan manajemen kesehatan
lingkungan, yang dinyatakan dalam tiga komponen yaitu komitmen afetkif, komitmen kontinuans dan komitmen normatif.
54
1. Komitmen afektif adalah kesedian petugas kesehatan lingkungan di rumah sakit
karena keinginan sendiri dan bersifat emosional. 2.
Komitmen kontinuans adalah kesediaan petugas kesehatan untuk mempertahankan keanggotaannya terhadap rumah sakit karena perhitungan
untung rugi. Petugas kesehatan mau berkorban bagi rumah sakit dengan pehitungan sesuai kebutuhan, dengan indikator :
a. Tercukupi kebutuhan yaitu pertimbangan petugas apakah kebutuhan tercukupi
bila tetap di rumah sakit. b.
Jaminan kehidupan yaitu keyakinan petugas menetap di rumah sakit karena terpenuhi kebutuhan hidup.
3. Komitmen normatif adalah kesediaan petugas untuk tetap menjadi bagian rumah
sakit, dengan indikator : a.
Absensi yaitu kehadiran serta displin waktu kerja, dan keefektifan dalam menggunakan waktu kerja.
b. Pelayanan terhadap kesehatan lingkungan yaitu pelaksanaan tugas kegiatan
yang diberikan petugas terhadap kesehatan lingkungan.
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Penerapan Manajemen Kesehatan Lingkungan
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan questioner dalam bentuk pertanyaan dan observasi dengan kategori Burgin, 2003.
55
Input
1. Petugas a. Baik jika petugas yang tersedia mencukupi dalam pelaksanaan kesehatan
lingkungan, memiliki skor 6-10. b. Tidak Baik jika petugas yang tersedia tidak mencukupi dalam
pelaksanaan kesehatan lingkungan, memiliki skor 0-5. 2. Dana
a. Baik jika dana yang tersedia mencukupi dalam pelaksanaan oprasional kesehatan lingkungan, memiliki skor 6-10.
b. Tidak Baik jika dana yang tersedia tidak mencukupi dalam pelaksanaan oprasional kesehatan lingkungan, memiliki skor 0-5.
3. Saranaprasarana a. Mendukung jika saranaprasarana tersedia dalam pengelolaan
lingkungan, memiliki skor 5-9. b. Tidak mendukung jika saranaprasarana tidak tersedia dalam pengelolaan
lingkungan, memiliki skor 0-4. 4. Pedoman teknis
a. Baik jika tersedia pedoman acuan pelaksanaan program kesehatan lingkungan, memiliki skor 6-10.
b. Tidak Baik jika pedoman acuan pelaksanaan program kesehatan lingkungan tidak tersedia, memiliki skor 0-5.
56
Keseluruhan dimensi input dikategorikan : a.
Baik, apabila responden mendapat skor 20-39. b. Tidak baik, apabila responden mendapat skor di bawah 0-19,
Proses
1. Perencanaan a. Baik jika perencanaan strategis dilakukan melibatkan semua komponen
program, memiliki skor memiliki skor 6-10. b. Tidak Baik jika perencanaan strategis dilakukan tidak melibatkan semua
komponen program, memiliki skor 0-5. 2. Organisasi
a. Baik jika struktur ketenagaan yang ditempatkan sesuai dengan keahlian dan kualifikasi pendidikan, memiliki skor 1-2.
b. Tidak Baik jika struktur ketenagaan yang ditempatkan tidak sesuai dengan keahlian dan kualifikasi pendidikan, tidak memiliki skor.
3. Pemantauan dan evaluasi a. Baik jika pengawasan dan evaluasi yang dilakukan pada semua unit
pengelolaan limbah sesuai dengan parameter yang diperkenankan, memiliki skor 3-5.
b. Tidak Baik jika pengawasan dan evaluasi yang dilakukan pada semua unit pengelolaan limbah tidak sesuai dengan parameter yang diperkenankan,
memiliki skor 0-2.
57
Keseluruhan dimensi proses dikategorikan : b.
Baik, apabila responden mendapat skor 9-17. b. Tidak baik, apabila responden mendapat skor di bawah 0-8,
Out Put
1. Hasil persepsi petugas tentang pelaksanaan penerapan manajemen kesehatan
lingkungan yang diharapkan tidak baik menjadi baik sehingga sehingga memenuhi prasyarat kesehatan lingkungan..
a. Baik jika pengawasan dan evaluasi yang dilakukan pada semua unit pengelolaan limbah sesuai dengan parameter yang diperkenankan,
memiliki skor 2-3. b. Tidak Baik jika pengawasan dan evaluasi yang dilakukan pada semua unit
pengelolaan limbah tidak sesuai dengan parameter yang diperkenankan, memiliki skor 0-1.
2. Dimensi kesehatan lingkungan diukur dengan penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan Rumah Sakit Umum Kota Langsa berdasarkan Kep.
Menkes RI No. 1204MENKESSKX 2004, dengan indiktor : a. Gedung
1 Memenuhi syarat bila tampilan secara nyata performa yang terdiri
dari lantai, dinding, atap, langit-langit, pintu, pagar, halaman taman dan tempat parkir, jaringan instalasi serta saluran air limbah, memiliki
skor ≥ 787,5.
58
2 Tidak memenuhi syarat bila tampilan secara nyata performa yang
terdiri dari lantai, dinding, atap, langit-langit, pintu, pagar, halaman taman dan tempat parker, jaringan instalasi serta saluran air limbah,
memiliki skor ≤ 787,5.
b. Ruangan
1 Memenuhi syarat bila semua ruangunit yang ada di dalam gedung
bangunan rumah sakit yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit yang meliputi ruang perawatan, ruang
operasi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang radiologi, ruang pendingin, ruang mayat, toilet dan kamar mandi, memiliki skor
≥ 825.
2 Tidak memenuhi syarat bila semua ruangunit yang ada di dalam
gedung bangunan rumah sakit yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit yang meliputi ruang perawatan,
ruang operasi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang radiologi, ruang pendingin, ruang mayat, toilet dan kamar mandi, memiliki skor
≤ 825. c.
Penyehatan makanan. 1
Memenuhi syarat bila upaya yang dilakukan dalam menyiapkan makanan mulai dari bahan mentah hingga makanan jadi, termasuk
penyajian makanan, dapur, penjamah makanan dan peralatan, memiliki skor
≥ 1350.
59
2 Tidak memenuhi syarat bila upaya yang dilakukan dalam menyiapkan
makanan mulai dari bahan mentah hingga makanan jadi, termasuk penyajian makanan, dapur, penjamah makanan dan peralatan,
memiliki skor ≤ 1350.
d. Penyehatan air
1 Memenuhi syarat bila upaya yang dilakukan agar air tetap terjaga dari
segi kuantitas, kualitas dan sarana, memiliki ≥ 1680.
2 Tidak memenuhi syarat bila upaya yang dilakukan agar air tetap
terjaga dari segi kuantitas, kualitas dan sarana, memiliki skor ≤ 1680.
e. Pengelolaan limbah
1 Memenuhi syarat bila upaya yang dilakukan dalam mengolah limbah
baik pengolahan limbah padat dan pengolahan limbah cair, memiliki skor
≥ 1280. 2
Tidak memenuhi syarat bila upaya yang dilakukan dalam mengolah limbah baik pengolahan limbah padat dan pengolahan limbah cair,
memiliki skor ≤1280.
f. Tempat pencucian linen
1 Memenuhi syarat bila pencucian terhadap peralatan rumah sakit yang
diperuntukkan buat keperluan pasien, memiliki skor ≥ 275.
2 Tidak memenuhi syarat bila pencucian terhadap peralatan rumah sakit
yang diperuntukkan buat keperluan pasien, memiliki skor ≤ 275.
60
g. Penyuluhan kesehatan lingkungan
1 Memenuhi syarat bila penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh
pihak rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada karyawan,pasien dan pengunjung maupun pedagang makanan
dalam lingkungan rumah sakit, memiliki skor ≥ 360.
2 Tidak memenuhi syarat bila penyuluhan kesehatan yang dilakukan
oleh pihak rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung kepada karyawan,pasien dan pengunjung maupun pedagang makanan
dalam lingkungan rumah sakit, memiliki skor ≤ 360.
h. Pengendalian serangga dan tikus
1 Memenuhi syarat bila upaya yang dilakukan untuk mengurangi
populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vector penularan penyakit, memiliki
skor ≥ 70,4.
2 Tidak memenuhi syarat bila upaya yang dilakukan untuk mengurangi
populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vector penularan penyakit, memiliki
skor ≤ 70,4.
Hasil penilaian pemeriksaan kesehatan lingkungan RSU Kota Langsa: a. Memenuhi syarat, jika penilaian memperoleh skor hasil penilaian kesehatan
lingkungan ≥ 75 dari skor maksimal yang diperiksa.
b. Tidak memenuhi syarat, jika penilaian memperoleh skor hasil penilaian kesehatan lingkungan 75 dari skor maksimal yang diperiksa.
61
3.6.2 Komitmen Petugas Kesehatan
Variabel komitmen petugas kesehatan diukur dengan 22 item pertanyaan dan jawaban disusun dengan pembobotan skoring. Jumlah pertanyaan untuk dimensi
komitmen afektif dengan 7 item 1-7 soal, komitmen kontinuans dengan 8 item 8- 15 soal dan komitmen normatif dengan 7 item 16-22 soal. Bobot penilaian untuk
setiap pertanyaan nilai terendah dengan skor 1 dan nilai tertinggi dengan skor 5 Sudjana, 2005. Selanjutnya nilai skoring komitmen dikategorikan sebagai berikut :
a. Baik, apabila responden mendapat skor 66-110.
b. Tidak baik, apabila responden mendapat skor di bawah 22-65.
Tabel aspek pengukuran komitmen petugas kesehatan lingkungan terlihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Komitmen Petugas Kesehatan Lingkungan
Variabel Cara Ukur
Alat Ukur Hasil UkurSkor
Skala Ukur Komitmen
Afektif Wawancara
Kuesiner dengan
menggunakan skala Likert
- Baik 22-35
- Tdk baik 7-21
- Interval
Komitmen Kontinuans
Wawancara Kuesiner
dengan menggunakan
skala Likert -
Baik 25-40 -
Tdk baik 8-24 - Interval
Komitmen Normatif
Wawancara Kuesiner
dengan menggunakan
skala Likert -
Baik 22-35 -
Tdk baik 7-21 - Interval
62
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisa yang digunakan adalah uji statistik Chi Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
dependen dalam penelitian ini. Kemaknaan satistik menggunakan batas kemaknaan α 0,05, bila p value 0,05, maka Ho ditolak, yaitu ada hubungan antara kedua
variabel yang diuji. Bila p value 0,05, maka Ho gagal ditolak, yaitu tidak ada hubungan antara kedua variabel yang diuji.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum BPK-RSU Daerah Kota Langsa
Rumah Sakit Umum RSU Daerah Kota Langsa didirikan pada tahun 1915 oleh Pemerintah Kolonial Belanda di ata areal tanah seluas ± 35.800 M
2
yang merupakan rumah sakit rujukan atas mata rantai sistem kesehatan di pemerintahan
Kota Langsa. Berdasarkan SK Menkes Republik Indonesia NO. 51Men.KesSKII1979 tanggal 22 Februari 1979 diberikan status menjadi rumah
sakit dalam klasifikasi type C. Kemudian pada tanggal 1997 ditingkatkan klasifikasinya menjadi rumah sakit type G Non Pendidikan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 479Men.KesSKV1997 tanggal 20 Mei 1997.
Motto BPK-RSUD Kota Langsa adalah Pelayanan PRIMA P: Profesional, R:
Ramah, I: Islami, M: Menyenangkan, A: Akurat. Berdasarkan Kepres No. 40 Tahun 2001 berubah status menjadi Badan
Pelayanan Keehatan Rumah Sakit Umum Derah Kota Langsa dan telah juga ditetapkan dengan Qanun Pemerintah Kota Langsa No. 5 Tahun 2005 yang terletak
di Kecamatan Kota Langsa Jalan A. Yani No. 01 Langsa, dengan status pemilikan Pemerintah Kota Langsa.