24
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komitmen
Komitmen merupakan kesetiaan para anggota dan pemimpin terhadap organisasinya. Komitmen merupakan proses yang berkelanjutan dengan para anggota
organisasi masing-masing untuk menyumbangkan konstribusi pelaksanaan manajemen terhadap kemajuan organisasi. Penyusunan rencana strategis
membutuhkan keterlibatan berbagai pihak sebagai stakeholder kunci dalam perencanaan strategis Zuckerman 1998.
Komponen komitmen organisasi menyebutkan tiga dimensi yang melibatkan perasaan memiliki dan terlibat dalam organisasi yaitu komitmen efektif, komitmen
continuensi, dan komitmen normative. Dimensi ini melibatkan dedikasi seseorang untuk tinggal dalam sebuah organisasi Meyer dan Allen 1997.
2.2 Komitmen dan Kepemimpinan di Rumah Sakit
Proses penyusunan rencana strategis merupakan usaha untuk memetakan jalan yang akan ditempuh oleh rumah sakit, kegiatan ini tidak mudah dan membutuhkan
pemikiran serta kerja keras seluruh sumber daya manusia rumah sakit. Disamping itu terdapat catatan mengenai adanya perbedaan antara maksud misi yang diemban
rumah sakit dengan keinginan sumber daya manusianya. Untuk menyusun rencana strategis dibutuhkan komitmen sumber daya manusia terhadap organisasi, hal ini
7
25
perlu ditekankan karena berbagai kasus menunjukkan bahwa penyusunan rencana strategis di rumah sakit lebih didorong oleh penyelesaian tugas dalam pelatihan atau
syarat yang dibutuhkan dalam proses akreditasi rumah sakit. Kenyataan bahwa komitmen terhadap sumber daya manusia mungkin berbeda-beda, tanpa komitmen
pengaruh rencana strategis terhadap efektifitas organisasi menjadi kurang bermakna. Oleh karena itu sebelum menyusun rencana strategis perlu diperhatikan pemahaman
mengenai komitmen dan kepemimpinan. Menurut Subanegara 2005 yang mengutip pendapat Meyer dan Allen,
komitmen terdiri dari tiga dimensi yaitu : 1. Komitmen afektif Affective Commitment
Melibatkan rasa memiliki dan terlibat didalam organisasi. Seseorag yang telah berada lama dalam organisasi seharusnya memiliki komitmen yang tinggi, jika
diberikan penghargaan oleh organisasinya. Komitmen ini lebih bersifat mengikuti karyawan. Seseorang tidak mau meninggalkan organisasi karena ia sangat meyakini
bahwa rasa memiliki dan rasa tanggung jawabnya terhadap pekerjaan menahannya untuk tidak melakukan itu.
2. Komitmen Kontinuans Continuance Commitment Dimensi komitmen atas dasar besar kecilnya pembiayaan yang akan
ditanggung oleh karyawan jika meninggalkan organisasi. Tentu saja dalam hal ini erat kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan resiko yang
akan diambilnya. Jadi yang menentukan komitmen adalah faktor rasional. Bisa saja dalam suatu organisasi ada karyawan yang hanya memiliki komitmen ini, ia tidak
26
mau mengambil pusing dengan yang lainnya yang penting kebutuhannya untuk pembiayaan hidupnya bisa dipenuhi.
c. Komitmen Normatif Normative Commitment Komitmen ini lebih menekankan kepada keterlibatan perasaan dan
menggambarkan dedikasi seseorang untuk tetap tinggal dan bekerja pada organisasinya. Seseorang akan tetap setia karena perasaannya memang mengatakan
demikian. Komitmen ini merupakan komitmen yang paling tinggi. Dalam komitmen ini perasaan sangat mendominasi dan akan menimbulkan motivasi yang besar
terhadap pekerjaan. Komitmen yang harus dibangun adalah komitmen affektif dan komitmen
normatif, sebab kedua komitmen ini akan sangat kuat dan mengikat, hanya saja memerlukan kesabaran dan ketelitian untuk membangunnya dan membutuhkan
waktu yang sangat lama, sebab kuncinya adalah membangun kepercayaan kepada organisasi.
2.3 Sistem