Sikap Perilaku 2. Perilaku Konsumsi Makanan

berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 700 kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu itu sendiri. Sebuah teori, maternal depletion syndrome menyatakan bahwa status gizi ibu setelah peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian diikuti masa laktasi, tidak segera pulih dan ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan yang pendek, akan menyebabkan ibu mengalami drainage gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam status gizi yang kurang dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu yang menyusui anaknya harus diberikan pengetahuan tentang gizi Mochtar, R., 1998. Soal gizi ibu hamil maupun nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan, hampir mirip, tetap berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu seimbang. Kuantitas dan kualitas makanan ibu yang baik pada saat hamil maupun masa nifas akan mempengaruhi produksi ASI. Jika keadaan gizi ibu baik secara kuantitas, akan terproduksi ASI lebih banyak daripada ibu dengan gizi kurang. Sedangkan secara kualitas tidak banyak dipengaruhi kecuali lemak, vitamin dan mineral Mochtar, R., 1998.

2.2.3. Sikap

Berkowitz tahun 1972 pernah mendaftarkan lebih dari tiga puluh definisi tentang sikap Azwar 2000, namun secara garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok pemikiran, yaitu: 1. Kelompok pertama yang diwakili oleh Louis Thurstone 1928, Rensis Likert 1932, Charles Osgood 1975, mengatakan bahwa “sikap adalah suatu bentuk Universitas Sumatera Utara evaluasi atau reaksi perasaan, baik perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung dan tidak memihak unfavorable terhadap objek sikap tertentu”. 2. Kelompok kedua yang diwakili oleh Chave 1928, Bogardus 1931, LaPiere 1934, Mead 1934 dan Girdon Allport 1935, mengatakan bahwa “sikap adalah semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respons”. 3. Kelompok ketiga adalah yang mengatakan bahwa “sikap merupakan konstalasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif”. Termasuk dalam kelompok ini Secord dan Backman 1964 mengatakan bahwa “sikap adalah sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan efeksi, pemikiran kognisi dan predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.” Sikap terjadi karena adanya rangsangan stimuli sebagai objek sikap yang harus diberi respon, baik responnya positif ataupun negatif, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap mempunyai dua kemungkinan, yaitu sikap positif dan sikap negatif terhadap suatu objek sikap. Sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui, mendukung, memihak favorable atau tidak menyetujui, tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable suatu objek sikap. Bila seseorang mempunyai sikap mendukung objek sikap, berarti mempunyai sikap positif terhadap objek tersebut. Universitas Sumatera Utara Sebaliknya jika seseorang tidak mendukung terhadap objek sikap, berarti mempunyai sikap yang arahnya negatif terhadap objek yang bersangkutan Fishbein, 1987. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dalam pemilihan serta penyelenggaraan makanan. Selanjutnya akan berpengaruh terhadap gizi seseorang Depkes. RI, 1994. Selain pengetahuan gizi yang dimilikinya, seseorang diharapkan dapat memenuhi akseptabilitas pangan, yaitu suatu sikap seseorang terhadap pangan pangan yang sudah dikenal atau belum dikenal dan mengonsumsinya dengan keadaan jumlah yang tidak biasa, dengan perhatian konsumsi pada rasa, mudahnya disiapkan dan cocoknya dengan kebiasaan wajar yang sudah ada Suhardjo, 1986.

2.2.4. Tindakan

Dokumen yang terkait

Kajian Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

4 47 59

Kontribusi Anak Pada Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

2 39 119

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 49 86

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI SEKOLAHPERCONTOHAN SDN107415 TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 16

Cover Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 15

Abstract Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Chapter I Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 5

Chapter II Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 19

Reference Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 2

Appendix Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 15