sehingga ibu-ibu yang tidak menerima tablet Fe dan vitamin A dari puskesmas kurang mengetahui tentang vitamin A yang seharusnya mereka terima dari
puskesmas. Kekurangan Fe dalam tubuh akan mengalami kekurangan hemoglobin, yang
ditandai dengan rendahnya kadar Hb. Akibat kekurangan Fe tersebut, ibu nifas mengalami anemia mikrositik dengan gejala pusing, lelah, letih dan lesu. Di samping
itu kebutuhan zat besi bagi ibu nifas meningkat, sehingga perlu penambahan Fe sebesar 6 mghari. Penambahan diperlukan untuk mengganti kehilangan darah,
mempertahankan Fe tubuh serta memproduksi air susu. Ibu nifas membutuhkan Vitamin A untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
meningkatkan kualitas ASI. Namun, ibu nifas yang mengetahui manfaat vitamin A tersebut hanya 10,00, sementara 63,30 mengatakan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh atau meningkatkan kualitas ASI saja, sedangkan 26,70 ibu nifas mengatakan tidak tahu.
5.2. Sikap Ibu Nifas tentang Diet Ibu Nifas
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi
atau tidak menyenangi obyek tersebut Notoatmojdo, 2003. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hanya 26,67 ibu nifas memiliki sikap yang baik sementara
tidak ada ditemukan ibu nifas yang memiliki sikap yang kurang. Dalam kaitannnya dengan jumlah konsumsi makanan ibu menyusui, 76,67
ibu nifas setuju bahwa jumlah konsumsi makanan harus lebih banyak pada saat
Universitas Sumatera Utara
menyusui dibanding pada saat hamil atau sebelum hamil, sementara 10,00 diantaranya memiliki sikap kurang setuju dan 6,67 tidak setuju. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa selama hamil terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan,
sistem perkemihan, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital, sehingga masa nifas atau menyusui memerlukan
diet dengan gizi yang baik dan lengkap untuk membantu tubuhnya pulih kembali setelah memenuhi kebutuhan saat kehamilan dan persalinan.
Pernyataan bahwa setelah melahirkan ada makanan yang harus dipantangkan, 73,33 setuju, sedangkan 10,00 kurang setuju dan 13,33 tidak setuju. Pola
makan atau kebiasaan makanan yang terdapat dalam suatu masyarakat dapat dicermati antara lain melalui adanya pangan pantangan atau larangan atau tabu.
Biasanya, pangan pantangan ini ditujukan untuk anak kecil, ibu hamil dan ibu menyusui Baliwati, dkk, 2004. Kebiasaan makan dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya faktor sosial budaya yang ada di masyarakat tersebut Sudarti, 1986. Pada umumnya di pedesaan masih hidup kepercayaan terhadap makanan tertentu
yang dipercaya dapat menghambat atau dapat meningkatkan sekresi ASI. Hal ini berlangsung secara turun-temurun dari generasi ke generasi dan masih dianut oleh
masyarakat setempat. Bagi para anggota masyarakat, makanan dibentuk secara budaya, sehingga
sesuatu yang akan dimakan memerlukan pengesahan budaya. Sedemikian kuat kepercayaan mengenai apa yang dianggap makanan dan apa yang dianggap bukan
makanan sehingga terbukti sangat sukar untuk meyakinkan orang menyesuaikan
Universitas Sumatera Utara
makanan tradisional mereka demi kepentingan gizi yang benar. Tidak ada manfaatnya untuk menyarankan makanan yang seimbang apabila makanan yang disarankan itu
melanggar kepercayaan inti yang bertalian dengan pantangan makanan Foster dan Anderson, 2006.
Dilain pihak juga menunjukkan bahwa sebagian besar 56,67 ibu nifas setuju bahwa ibu nifas seharusnya tidak mengkonsumsi daging, karena dikhawatirkan
susah buang air besar. Hal ini juga terlihat dari sikap ibu nifas dalam menghindari untuk mengkonsumsi makanan jenis hewani yaitu 56,67 setuju, bahkan ada yang
sangat setuju 6,67. Bahan makanan yang tidak boleh dimakan atau dipantangan, biasanya bahan makanan yang dapat menganggu kondisi ibu nifas dan bayi. Jenis
bahan makanan yang dilarang, diantaranya : ikan tongkol, udang, kerang, telur, ikan asin, karena mereka meyakini bahwa apabila mengkonsumsi ikan tersebut dapat
mengakibatkan gatal-gatal.
5.3. Tindakan Ibu Nifas dalam Diet Ibu Nifas