Tindakan Diet Ibu Nifas

Sebaliknya jika seseorang tidak mendukung terhadap objek sikap, berarti mempunyai sikap yang arahnya negatif terhadap objek yang bersangkutan Fishbein, 1987. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dalam pemilihan serta penyelenggaraan makanan. Selanjutnya akan berpengaruh terhadap gizi seseorang Depkes. RI, 1994. Selain pengetahuan gizi yang dimilikinya, seseorang diharapkan dapat memenuhi akseptabilitas pangan, yaitu suatu sikap seseorang terhadap pangan pangan yang sudah dikenal atau belum dikenal dan mengonsumsinya dengan keadaan jumlah yang tidak biasa, dengan perhatian konsumsi pada rasa, mudahnya disiapkan dan cocoknya dengan kebiasaan wajar yang sudah ada Suhardjo, 1986.

2.2.4. Tindakan

Tindakan merupakan aturan yang dilakukan, melakukanmengadakan aturan atau mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan didukung oleh pengetahuan. Sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak dan nampak jadi lebih konsisten, serasi, sesuai dengan sikap. Bila sikap individu sama dengan sikap sekelompok dimana ia berada adalah bagian atau anggotanya Notoatmodjo, 2003. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan dia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinnya dinilai baik. Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan ini juga mencakup Notoatmodjo, 2003. Universitas Sumatera Utara a. Tindakan sehubungan dengan penyakit b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan c. Tindakan kesehatan lingkungan 2.3. Masa Nifas Masa nifas puerpurium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu Mochtar, R., 1998. Nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu Mochtar, R., 1998 : 1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri atau berjalan dan boleh bekerja setelah 40 hari. 2. Puerpurium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu 3. Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selain hamilwaktu mengalami komplikasi.

2.3.1. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Perubahan fisiologis pada masa nifas menurut Suherni, dkk 2009, meliputi :

1. Perubahan Uterus

Perubahan uterus adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterius dan jalan lahir setelah bayi lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil, jika sampai 2 minggu postpartum, uterus belum masuk panggul, curiga ada subinvolusi yang disebabkan infeksi atau perdarahan lanjut. Setelah persalinan bekas implikasi plasenta berupa luka kasar dan menonjol ke dalam cavum Universitas Sumatera Utara uteri. Setelah minggu keenam akhirnya luka akan pulih tetapi masih mengeluarkan cairan sekret disebut lochia. Ada beberapa jenis lochia yaitu : a. Lochia Rubra Lochia Rubra berwarna merah segar seperti darah haid karena banyak mengandung darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, vernix caseosa, lanugo meconium. Pengeluarannya segera setelah persalinan sampai 2 hari postpartum jumlah makin sedikit. b. Lochia Sanguinolenta Lochia Sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 3-7 hari postpartum. c. Lochia Serosa Lochia Serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pascapersalinan. d. Lochia Alba Lochia Alba berupa cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu. e. Lochia Purulenta Lochia Purulenta terjadi karena infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. f. Lochiolosis Lochiolosis adalah lochia yang tidak lancar keluarnya. Universitas Sumatera Utara

2. Perubahan Vagina dan Perineum

Perubahan vagina akan mengecil dan timbul rugae lipatan-lipatan, sedangkan perubahan perineum yaitu terjadi robekan pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat.

3. Perubahan pada Sistem Pencernaan

Perubahan sistem pencernaan disebabkan karena makanan padat dan kurang berserat selama persalinan, disamping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada perineum. BAB harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan.

4. Perubahan Perkemihan

Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung pada : a. Keadaanstatus sebelum persalinan. b. Lamanya partus kala 2 dilalui. c. Besarnya tekanan kepala yang menekan saat persalinan.

5. Perubahan Sistem Muskuloskeletal atau Diatesis Rectie Abdominis

Setiap wanita nifas memiliki diatesis yaitu keadaan tubuh yang membuat jaringan-jaringan tubuh bereaksi secara luar biasa terhadap rangsangan-rangsangan luar tertentu, sehingga membuat orang itu lebih peka terhadap penyakit-penyakit tertentu. Universitas Sumatera Utara

6. Perubahan Tanda-Tanda Vital pada Masa Nifas

Perubahan Tanda-Tanda Vital pada Masa Nifas, antara lain : a. Suhu badan Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 37,2-37,5 C, disebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara. Bila suhu naik menjadi 38 C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas. b. Denyut nadi Denyut nadi akan melambat sampai sekitar 60 xmenit, yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh, terjadi pada minggu pertama postpartum. Jika denyut nadi cepat 110 xmenit, bisa terjadi gejala shock karena infeksi, khususnya disertai peningkatan suhu tubuh. c. Tekanan darah Tekanan darah 14090 mmHg, tekanan bisa meningkat dari prapersalinan pada 1-3 hari postpartum. Bila tekanan rendah menunjukkan adanya perdarahan postpartum, sebaliknya jika rekanan tinggi merupakan petunjuk adanya pre-eklamsi yang bisa timbul pada masa nifas. d. Respirasi Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Bila ada respirasi cepat postpartum 30 xmenit, mungkin karena adanya ikutan tanda-tanda syok. Universitas Sumatera Utara

7. Perubahan Psikologi pada Masa Nifas

Perubahan seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalanim sebagai berikut : a. Phase taking in atau tahap tergantung Phase taking in terjadi pada hari 1-2 postpartum, perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya pasif dan tergantung. Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya bukan berarti tidak memperhatikan. Dalam phase ini yang diperlukan ibu adalah infromasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi. b. Phase taking hold Phase taking hold berlangsung sampai kira-kira 19 hari. Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif, peratian dirinya mengatasi tubuhnya kelancaran miksi dan defikasi, melakukan aktifitas duduk, jalan, belajar tentang perawatan diri dan bayinya, timbul kurang percaya diri sehingga mudah mengatakan tidak mampu melakukan perawatan. Pada saat ini sangat dibutuhkan sistem pendukung terutama bagi ibu muda atau primipara karena pada phase ini sering dengan terjadinya postpartum blues. c. Phase letting go atau saling ketergantungan Phase letting go dimulai minggu ke 5-6 pasca kelahiran. Tubuh ibu telah sembuh. Secara fisik ibu mampu menerima tanggung jawab normal dan tidak lagi menerima peran sakit, kegiatan seksualitasnya telah dilakukan kembali. Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Diet Ibu Nifas

Diet atau pengaturan pola makan adalah pengaturan makan yang sehat dan seimbang meliputi kecukupan nutrisi makro dan mikro yang disesuaikan dengan berat dan tinggi badan serta kadar lemak seseorang Anonim, 2010. Salah satu keberhasilan ibu menyusui sangat ditentukan oleh pola makan, baik di masa hamil maupun setelah melahirkan. Agar ASI ibu terjamin kualitas maupun kuantitasnya, makanan bergizi tinggi dan seimbang perlu dikonsumsi setiap harinya. Artinya, ibu harus menambah konsumsi karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh selama menyusui. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, selain mutu ASI dan kesehatan ibu terganggu, juga akan mempengaruhi jangka waktu ibu dalam memproduksi ASI Anonim, 2010. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa ibu dengan gizi yang baik, umumnya mampu menyusui bayinya selama minimal 6 bulan. Sebaliknya pada ibu yang gizinya kurang baik, biasanya tidak mampu menyusui bayinya dalam jangka waktu selama itu, bahkan tak jarang air susunya tidak keluar. Mengingat pentingnya ASI pada tumbuh kembang bayi di masa awal kehidupannya, ada baiknya bila ibu mengupayakan agar ASI yang bermutu baik dapat diberikan pada bayi seoptimal mungkin Anonim, 2010. Kebutuhan makanan bagi ibu nifas lebih banyak daripada makanan Ibu hamil. Kegunaan makanan tersebut adalah : a. Memulihkan kondisi fisik setelah melahirkan. b. Meningkatkan Produksi ASI Air Susu Ibu yang cukup dan sehat untuk bayi. Universitas Sumatera Utara Menurut Almatsier 2004 pengaturan makanan pada ibu nifas sebagai berikut: a. Susunan hidangan sehari-hari harus seimbang, yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah serta susu. b. Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah beraneka bahan makanan pengganti seperti mie, jagung, kentang, ubi, roti dan sebagainya. c. Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan jenis nabati, seperti telur, daging, ayam, ikan segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya. d. Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk, wortel, buncis dan sebagainya, karena sayuran tersebut dapat membantu merangsang pengeluaranproduksi ASI. e. Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti pepaya, jeruk, apel, tomat dan sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan mineral. f. Perlu minum dalam jumlah lebih banyak + 6 gelas dalam satu hari, akan lebih bermanfaat bila ibu menyusui minum cairan bergizi seperti : susu, air kacang- kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya. g. Tidak disarankan minum jamu setelah melahirkan. Yang terpenting tidak ada pantangan makanan untuk ibu menyusui. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Tambahan Kecukupan Energi dan Protein Wanita Menyusui per Orang per Hari Golongan Umur Berat Badan Tinggi Badan Energi Kkal Protein gr Wanita 16-18 tahun 50,0 155 2200 55 19-29 tahun 52,0 156 1900 50 30-49 tahun 55,0 156 1800 50 50-64 tahun 55,0 156 1750 50 65+ tahun 55,0 156 1600 45 Menyusui 6 bln pertama +500 +17 6 bln kedua +550 +17 Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VII, Jakarta, 2004

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Karakteristik ibu nifas : − Umur − Pendidikan Pengetahuan ibu nifas tentang diet ibu nifas Jumlah konsumsi energi dan protein ibu nifas Tindakan ibu nifas terhadap diet ibu nifas Sikap ibu nifas tentang diet ibu nifas Keterangan : Sikap ibu nifas bisa dilihat dari pengetahuan ibu nifas tentang diet ibu nifas. Begitu juga dalam menggambarkan tindakan ibu nifas dalam diet ibu nifas bisa dilihat dari tingkat pengetahuan dan sikap ibu nifas, sehingga jumlah konsumsi energi dan protein ibu nifas bisa digambarkan dari perilaku diet ibu nifas. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kajian Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

4 47 59

Kontribusi Anak Pada Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

2 39 119

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 49 86

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI SEKOLAHPERCONTOHAN SDN107415 TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 16

Cover Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 15

Abstract Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Chapter I Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 5

Chapter II Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 19

Reference Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 2

Appendix Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Masalah Pada Neonatal dengan Kepatuhan Melakukan Kunjungan Neonatal di Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 15