1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah Current Ratio CR, Debt To Equity Ratio DER dan Return On
Equity ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham baik secara serempak maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur industri
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio CR, debt to
equity ratio DER dan return on equity ROE secara serempak terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur industri makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3.2
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio CR, debt to equity ratio DER dan return on equity ROE secara parsial terhadap
harga saham pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1.4.1 Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh - pengaruh current ratio, debt to equity ratio
dan return on equity terhadap harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.4.2 Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan yang diperkirakan
berpengaruh terhadap harga saham yaitu current ratio, debt to equity ratio dan return on equity.
1.4.3 Bagi investor
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Diharapkan faktor
– faktor yang diteliti penulis dapat memberikan gambaran kepada investor dalam menganalisis berapa besar harga saham yang dapat diperoleh jika
dihubungkan dengan faktor – faktor yang telah diteliti di atas.
Universitas Sumatera Utara
1.4.4 Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan
mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan penilaian harga saham, seperti current ratio, debt to equity ratio dan return on
equity.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Analisa laporan keuangan
Menurut Harahap 2008:190, analisis laporan keuangan berarti: Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Van Horne dan Wachowicz 2005 : 202 mengatakan bahwa rasio keuangan adalah “sebuah indeks yang membutuhkan dua angka akuntansi dan
didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya”. Berdasarkan sumber datanya, rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan sebagai
berikut: a.
Rasio neraca yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca.
b. Rasio laporan laba-rugi yaitu membandingkan angka-angka yang
hanya bersumber dari laporan laba rugi. c.
Rasio antar laporan yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber, baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
Universitas Sumatera Utara
Weston dalam Kasmir 2008 : 106 mengatakan bahwa bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio
2. Rasio Solvabilitas Leverage Ratio
3. Rasio Aktivitas Activity Ratio
4. Rasio Profitabilitas Profitability Ratio
5. Rasio Pertumbuhan Growth Ratio
6. Rasio Penilaian Valuation Ratio
2.1.2 Current Ratio CR
Kasmir 2008 : 134 menyebutkan bahwa “current ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang
jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya”. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas perusahaan
dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja working capital. Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
margin of safety suatu perusahaan. CR dihitung dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Dari
hasil perhitungan, apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.
Namun, apabila rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena hal ini berarti adanya kas yang menganggur atau tidak dikelola dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
2.1.3 Debt to Equity Ratio DER
Kasmir 2008 : 166 menyebutkan bahwa “debt to equity ratio merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara total utang dengan
ekuitas modal sendiri”. Rasio ini berguna untuk mengetahui perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan
kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.
Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar resiko yang harus ditanggung atas kegagalan yang
mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan karena menurut Brigham
dan Houston 2001 : 84, “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang
terbatas dan resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”. Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Return On Equity ROE
Menurut Brigham dan Daves 2004 : 240, “Ultimately, the most important, or bottom line accounting ratio is the ratio of net income to common
equity, which measures the return on common equity ROE. Stockholders invest to get a return on their money, and this ratio tells how well they are
doing in an accounting sense”. Rasio keuangan yang paling penting adalah rasio yang membandingkan laba bersih dengan ekuitas pemegang saham, yang
disebut dengan tingkat pengembalian atas ekuitas ROE. Pemegang saham berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan atas dana
yang diinvestasikannya dan rasio ROE mengindikasikan seberapa baik perusahaan dapat memberikan keuntungan bagi para pemegang saham secara
akuntansi. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang
saham dan sebaliknya. Rumus untuk menghitung Return On Equity adalah:
2.1.5 Saham
Saham dapat didefenisikan surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun intitusi dalam suatu perusahaan Brigham, 2006 :
58. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Artinya, jika seseorang membeli saham suatu perusahaan,
berarti dia telah menyertakan modal ke dalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Dalam kegiatan perdagangan di bursa efek, saham
yang diperjualbelikan di pasar modal ini berbeda jenis tingkatannya, perbedaan ini tersusun berdasarkan nilai jaminan yang diberikan oleh saham tersebut.
Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan dengan
cara atas nama atau atas unjuk. Selanjutnya saham dibedakan lagi antara saham biasa common stock dengan saham preferen preferred stock.
a. Saham biasa common stock
Saham biasa adalah efek dari penyertaan kepemilikan equity security dari badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham bisa
memberikan jaminan untuk turut serta dalam pembagian laba dalam bentuk dividen apabila perusahaan tersebut memperoleh laba.
Ciri-ciri saham biasa adalah sebagai berikut: 1
dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, 2
memiliki hak suara one share one vote, 3
hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Saham preferen preferred stock
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen dapat dikatakan serupa
dengan saham biasa. Hal ini disebabkan karena dua hal pokok, yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo
yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan memperoleh dividen. Ciri-ciri saham preferen adalah sebagai berikut:
1 memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen,
2 tidak memiliki hak suara,
3 dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus, 4
memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu seletah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
2.1.6 Return saham
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi realized return dan return ekspektasi expected return
Jogiyanto, 2007 : 107. Return realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histori. Return
realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi expected return dan resiko di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang
sifatnya sudah terjadi. Return merupakan salah satu dasar yang digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi karena return merupakan tujuan
utama seseorang berinvestasi. Dengan adanya return, diharapkan seseorang akan termotivasi untuk berinvestasi.
Return juga merupakan imbalan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada investor atas keberaniannya menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya. Return lokal sering disebut return saham, yaitu perubahan kemakmuran dari perubahan harga saham dan perubahan pendapatan dari
dividen yang diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan sebelumnya. Hartono, 2000 : 107 menyatakan bahwa “return
abnormal abnormal return merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi”.
Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mencerminkan
seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang telah
efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return secara berlebihan atau secara terus – menerus. Hal ini tentu saja berlaku dengan
asumsi seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
Pemegang saham dalam investasinya dapat memperoleh return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan dividen. Capital gain
merupakan selisih harga saham sekarang relatif lebih tinggi dari harga saham periode yang lalu. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan
kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada pemegang sahan, tetapi terdapat bagian yang ditanam
kembali. Biasanya dividen yang akan dibagikan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS perusahaan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan
adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Ini
berarti bahwa jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. Dividen yang dibagikan dapat berupa
dividen tunai maupun dividen saham.
2.1.7 Harga saham
Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan atas suatu saham meningkat, maka harga
saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat lebih banyak orang yang menjual saham tersebut dibandingkan dengan orang yang berminat
membelinya, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan.
Universitas Sumatera Utara
Harga saham dapat berubah naik turun dalam hitungan yang begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan dalam
hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya pesanan yang dimasukkan ke sistem JATS Jakarta Autonomated Trading System. Pada
lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat 400 terminal komputer dimana para floor tracker dapat memasukkan pesanan yang diterimanya dari
nasabah. Pada monitor – monitor yang memantau perdagangan saham, tertera beberapa istilah harga saham, yaitu dalam Darmadji, 2006 : 131:
a. Previous price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.
b. Open atau Opening Price menunjukkan harga pertama kali pada saat
pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi. c.
High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.
d. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham
yang terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut. e.
Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham. f.
Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga yang terjadi.
g. Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham
pada saat akhir sesi II, yaitu jam 16.00 sore. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata harga
saham penutupan average closing price selama suatu periode tertentu.
2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Arifin 2004 : 116 mengatakan bahwa “faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan
penawaran harga saham yaitu kondisi fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks harga saham,
Universitas Sumatera Utara
dan rumors”. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu faktor-faktor yang menentukan perubahan harga saham sangat beragam.
Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, antara
lain: a. Faktor fundamental perusahaan
Faktor fundamental berkaitan dengan kondisi perusahaan manajemen, sumber daya manusia, teknologi dan kondisi keuangan
yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Apabila kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka saham
perusahaan tersebut akan diminati oleh investor sehingga harga saham akan meningkat. Sebaliknya, penurunan kinerja keuangan
akan diikuti dengan penurunan harga saham di pasar modal karena investor menjadi tidak tertarik pada saham perusahaan tersebut.
b. Pasar
Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi tingkat harga saham. Bila saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah
permintaannya akan berkurang. Sebaliknya, jika pasar menilai bahwa harga saham tersebut terlalu rendah maka jumlah permintaannya akan
meningkat. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli saham tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Tingkat suku bunga