Jenis-jenis Acetobacter Acetobacter Xylinum

2.3.1. Jenis-jenis Acetobacter

Adapun jenis-jenis Acetobacter sebagai berikut : 1. Acetobacter Acetii, ditemukan Beijerinck pada tahun 1898. Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat, yang mengoksidasi alkohol sehingga menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam. 2. Acetobacter xylinum, bakteri ini digunakan dalam pembentukan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengembang dipermukaan substrat. 3. Acetobacter suboxydans, bakteri ini dapat mengubah glukosa menjadi asam askorbat vitamin C. Robinson, S.R., 1976 4. Acetobacter orleanensis, bacteri ini dapat mengubah etanol menjadi cuka. Mckane, L. And Judy K., 1996 5. Acetobacter indonesianensis, ditemukan pada tahun 2001. Bakteri ini merupakan bakteri asli indonesia. 6. Acetobacter cibinongensis, bakteri ini berasal dari daerah cibinong. 7. Acetobacter syzygii, ditemukan pada tahun 2002. Bakteri ini berasal dari buah sirsak. 8. Acetobacter tropicalis, ditemukan pada tahun 2001, bakteri ini berasal dari daerah tropis. 9. Acetobacter bagoriensis, bakteri ini berasal dari daerah tropis. Jenis Acetobacter nomor 5-9 adalah spesies baru yang merupakan bakteri asli indonesia yang ditemukan oleh Puspita Lisdayanti.http:www.sinarharapan. co.id

2.3.2. Acetobacter Xylinum

Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase petumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase kematian. Adapun tahap-tahap pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum dalam kondisi normal dapat dilihat pada gambar 2.3.1 Bobot Bobot Sel nata waktu a. Fase Adaptasi Begitu dipindahkan ke media baru, bakteri Acetobacter Xylinum tidak langsung tumbuh dan berkembang tumbuh dan berkembang. Pada fase ini, bakteri akan terlebih dahulu menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi lingkungan barunya. Fase adaptasi bagi Acetobacter xylinum dicapai antara 0-24 jam atau ±1 hari sejak inokulasi. b. Fase Pertumbuhan Awal Pada fase ini, sel mulai membelah dengan kecepatan rendah. Fase ini menandai diawalinya fase pertumbuhan eksponensial. Fase ini dilalui dalam beberapa jam. c. Fase Pertumbuhan Eksponensial Fase ini disebut juga dengan fase pertumbuhan logaritma, yang ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat. Untuk bakteri Acetobacter xylinum, fase ini dicapai dalam waktu antara 1-5 hari tergantung pada kondisi lingkungan. Pada fase ini juga, bakteri mengeluarkan enzim ekstraseluler polimerasi sebanyak- banyaknya, untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa. Pertumbuhan Acetobacter xylinum d e f c g Pembentukan nata a b d. Fase Pertumbuhan di Perlambat Pada fase ini, terjadi pertumbuhan yang di perlambat karena ketersediaan nutrisi yang telah berkurang, terdapatnya metabolit yang bersifat toksik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, dan umur sel yang sudah tua. e. Fase Stasioner Pada fase ini, jumlah sel yang tumbuh relatif sama dengan jumlah sel yang mati. Penyebabnya adalah di dalam media terjadi kekurangan nutrisi, pengaruh metabolit toksik lebih besar, dan umur sel semakin tua. Namun pada fase ini, sel akan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim jika dibandingkan dengan ketahanannya pada fase lain, matrik nata lebih banyak di produksi pada fase ini. f. Fase Menuju Kematian Pada fase ini, bakteri mulai mengalami kematian karena nutrisi telah habis dan sel kehilangan banyak energi cadangannya. g. Fase Kematian Pada fase ini, sel dengan cepat mengalami kematian, dan hampir merupakan kebalikan dari fase logaritmik. Sel mengalami lisis dan melepaskan komponen yang terdapat di dalamnya. Nurwantoro, 1977

2.3.3. Bakteri Penghasil Nata

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

4 98 89

Penetapan Kadar Vitamin C dengan Metode Volumetri Menggunakan 2,6-Diklorofenol Indofenol dari Buah Nanas (Ananas comosus. Merr) yang Disimpan pada Suhu Ruang (27°C) dan Suhu Dingin (5°C)

35 158 74

Studi Analisa Kadar Vitamin C Dan Kadar Beta Karoten Dari Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Terung Belanda (Solanum Betaceaum CAV.) Dengan Tanaman Lancing (Solanum Mauritianum)

20 127 62

Pengaruh Kadar Protein, Lemak Dan Serat Dari Sari Buah Alpukat (Persea Americana Mill) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

13 108 67

Pengaruh Kadar Gula, Vitamin C Dan Kadar Serat Dari Sari Buah Markisa Ungu (Passiflora Edulis Var Edulis) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

7 102 63

ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR Organoleptik Dan Kadar Vitamin C Cincau Dengan Penambahan Sari Jeruk Dan Gula Pasir.

0 4 15

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR TERHADAP KADAR ALKOHOL DAN KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN SARI BUAH BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola) YANG DIFERMENTASIKAN.

0 0 5

Pengaruh kadar gula terhadap pembuatan nata de yam.

0 8 98

TAP.COM - PENGARUH KADAR GULA TERHADAP PEMBUATAN NATA DE YAM PLAGIAT ...

0 0 96

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Aren (Arengga Pinnata) - Pengaruh Variasi Volume Sari Buah Delima (Punica granacum) dengan Air Nira terhadap Kadar Gula, Vitamin C dan Kadar Serat pada Pembuatan Nata De Arenga dengan Menggunakan Acetobbacter xylinum

0 0 16