Bakteri Penghasil Nata Sifat-sifat Acetobacter xylinum

d. Fase Pertumbuhan di Perlambat Pada fase ini, terjadi pertumbuhan yang di perlambat karena ketersediaan nutrisi yang telah berkurang, terdapatnya metabolit yang bersifat toksik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, dan umur sel yang sudah tua. e. Fase Stasioner Pada fase ini, jumlah sel yang tumbuh relatif sama dengan jumlah sel yang mati. Penyebabnya adalah di dalam media terjadi kekurangan nutrisi, pengaruh metabolit toksik lebih besar, dan umur sel semakin tua. Namun pada fase ini, sel akan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim jika dibandingkan dengan ketahanannya pada fase lain, matrik nata lebih banyak di produksi pada fase ini. f. Fase Menuju Kematian Pada fase ini, bakteri mulai mengalami kematian karena nutrisi telah habis dan sel kehilangan banyak energi cadangannya. g. Fase Kematian Pada fase ini, sel dengan cepat mengalami kematian, dan hampir merupakan kebalikan dari fase logaritmik. Sel mengalami lisis dan melepaskan komponen yang terdapat di dalamnya. Nurwantoro, 1977

2.3.3. Bakteri Penghasil Nata

Defenisi nata adalah suata zat yang menyerupai gel, tidak larut dalam air dan tebentuk pada pemukaan media fermentasi air kelapa atau beberapa sari buah masam. Pembuatan nata melibatkan jasad renik mikroba yang dikenal dengan nama Acetobacter xylinum. Di bawah mikroskop nata tampak sebagai masa benang yang melilit yang sangat banyak seperti benang-benang kapas. Nata merupakan mikroorganisme itu sendiri seperti granula yeast yang tersusun atas sel yeast sehingga ada yang menyangka nata sama dengan mengkonsumsi Acetobacter. Hidayat, 2006 Dalam medium cair Acetobacte xylinum mampu membentuk satu lapisan yang mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri terperangkat dalam massa benang yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Untuk menghasilkan massa yang koko, kenyal, tebal, putih dan tembus pandang perlu diperhatikan suhu fermentasi inkubasi, komposisi medium dan pH medium. Tanda awal pertumbuhan bakteri nata pada media cair yang mengandung gula berupa timbulnya kekeruhan selama 24 jam inkubasi pada suhu kamar. Setelah 36-48 jam suatu lapisan tembus cahaya mulai terbentuk di permukaan media dan secara bertahap akan menebal membentuk nata. Daulay, 2003 Berikut ini adalah taksonomi bakteri Acetobacte xylinum: Domain : Bacteria Pylum : Prateobacteri Kelas : Alpha Protobacteria Ordo : Rhodospirilales Famili : Acetobacte Spesies : Acetobacter xylium Moss,M.O,1995 Acetobacter xylinum dapat tumbuh dengan baik pada kondisi anaerob, yaitu perlu adanya oksigen bebas dari udara dan dalam suasana asam. Untuk membuat suasana aerob biasanya wajah untuk fermentasi memiliki pemukaan yang luas dan penutupan dengan penutup yang masih bisa ditembus oleh udara, misalnya dengan kertas yang bepori-pori. Wahyudi, 2003

2.3.4. Sifat-sifat Acetobacter xylinum

1. Sifat Mirfologi Acetobacter xylinum merupakan bekteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dan lebar 0,6 mikron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini bisa berbentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bakteri ini tidak membentuk endospra maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan seperti gelatin yang kokoh menutupi sel dan koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan palikel dan dapat dengan mudah di ambil dengan jarum ose. 2. Sifat Fisiologi Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alkohol dan propil alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi asam asetat menjadi CO 2 dan H 2 O. sifat yang paling menonjol dari bakteri adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa hingga menjadi selolusa. Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal dengan nata. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperarur dan ketersediaan oksigen.

2.3.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Acetobacter xylinum

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Penambahan Sari Buah Terung Belanda (Solanum Betaceum) Hasil Sambung Pucuk Dengan Lancing (Solanum Mauritianum) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

4 98 89

Penetapan Kadar Vitamin C dengan Metode Volumetri Menggunakan 2,6-Diklorofenol Indofenol dari Buah Nanas (Ananas comosus. Merr) yang Disimpan pada Suhu Ruang (27°C) dan Suhu Dingin (5°C)

35 158 74

Studi Analisa Kadar Vitamin C Dan Kadar Beta Karoten Dari Buah Terung Belanda Hasil Sambung Pucuk Antara Tanaman Terung Belanda (Solanum Betaceaum CAV.) Dengan Tanaman Lancing (Solanum Mauritianum)

20 127 62

Pengaruh Kadar Protein, Lemak Dan Serat Dari Sari Buah Alpukat (Persea Americana Mill) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

13 108 67

Pengaruh Kadar Gula, Vitamin C Dan Kadar Serat Dari Sari Buah Markisa Ungu (Passiflora Edulis Var Edulis) Pada Pembuatan Nata De Coco Dengan Menggunakan Acetobacter Xylinum

7 102 63

ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR Organoleptik Dan Kadar Vitamin C Cincau Dengan Penambahan Sari Jeruk Dan Gula Pasir.

0 4 15

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR TERHADAP KADAR ALKOHOL DAN KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN SARI BUAH BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola) YANG DIFERMENTASIKAN.

0 0 5

Pengaruh kadar gula terhadap pembuatan nata de yam.

0 8 98

TAP.COM - PENGARUH KADAR GULA TERHADAP PEMBUATAN NATA DE YAM PLAGIAT ...

0 0 96

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Aren (Arengga Pinnata) - Pengaruh Variasi Volume Sari Buah Delima (Punica granacum) dengan Air Nira terhadap Kadar Gula, Vitamin C dan Kadar Serat pada Pembuatan Nata De Arenga dengan Menggunakan Acetobbacter xylinum

0 0 16